NovelToon NovelToon
JANGAN KE SANA!

JANGAN KE SANA!

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Kutukan / Tumbal
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: DENI TINT

DILARANG KERAS PLAGIARISME!

Aruni adalah seorang mahasiswi di sebuah universitas ternama. Dia berencana untuk berlibur bersama kawan-kawan baik ke kampung halamannya di sebuah desa yang bahkan dirinya sendiri tak pernah tau. Karena ada rahasia besar yang dijaga rapat-rapat oleh ke dua orang tua Aruni. Akankah rahasia besar itu terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DENI TINT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32 - PENCARIAN SEKAR WANGI

Akhirnya Aruni, Bella, dan Caca, memutuskan untuk ikut membantu warga desa dalam melakukan pencarian Sekar. Kejadian hilangnya Sekar ini tak pernah diduga oleh siapapun termasuk Pak Parman selaku kepala adat Desa Lanjani.

Pak Parman mengumpulkan warga di depan rumahnya dan membagi tugas kepada mereka yang ikut dalam pencarian. Ada yang diperintahkan untuk mencari di dalam wilayah desa, ada yang diperintahkan untuk mencari hingga ke areal perkebunan serta persawahan, ada yang diperintahkan mencari di area hutan sekitar desa, bahkan ada juga yang diperintahkan untuk mencari sampai ke desa sebelah yang jaraknya cukup jauh dari Desa Lanjani.

Pak Parman sendiri ikut membantu warga desa yang mencari di area perkebunan serta persawahan milik warga desa, sedangkan Bella ikut membantu warga yang mencari di dalam wilayah desa, kemudian Aruni dan Caca ikut membantu warga yang mencari ke area hutan.

Ada sekitar 4 orang laki-laki yang dibantu oleh Caca dan Aruni. Mereka mulai mencari di area hutan sekitar gapura masuk desa. Disusuri jalan-jalan setapak yang memang sudah menjadi jalan bagi warga mencari kayu bakar, dan sebagainya. Ketika dalam pencarian, handphone milik Aruni berdering, ternyata Bu Asih kembali menelepon.

"Halo Bu..." sapa Aruni ketika mengangkat telepon ibunya itu.

"Halo sayang, gimana kabarnya? Maafin Ibu ya, berapa hari ini gak telepon kamu, biasalah lagi banyak urusan sama agen properti." ucap Bu Asih.

"Iya Bu, gak apa-apa kok. Dan kabar aku baik-baik aja kok." jawab Aruni.

"Gimana Caca sama Bella selama di sana? Seneng gak mereka?" tanya Bu Asih.

"Iya Bu, mereka seneng banget malah. Dan setiap hari selalu ada aja kegiatan yang bikin mereka makin betah di sini." jelas Aruni.

"Bagus deh kalo begitu, Ibu ikutan seneng dengernya. Oh iya, Ibu mau kasih kabar, seminggu ke depan Ibu mau ke luar kota. Soalnya ada pengembangan wilayah buat perumahan baru. Jadi kalo nanti Ibu agak susah kamu telepon, Ibu lagi sibuk ya Nak." ucap Bu Asih kemudian.

"Oh iya Bu, gak apa-apa, Aruni paham kok kesibukan Ibu. Ibu juga selama di luar kota hati-hati ya, jaga kesehatan Ibu juga." jawab Aruni.

"Iya sayang, makasih ya udah ingetin Ibu buat jaga kesehatan. Kamu juga di sana jagain Caca sama Bella ya, jangan sampe pulang ke sini malah sakit atau drop." pesan Bu Asih.

"Iya Bu, Ibu tenang aja." jawab Aruni. Dan kemudian percakapan mereka berdua pun diakhiri.

Caca yang berada di belakang Aruni bertanya, "Ibu lo telepon ya Ar?"

"Iya Ca. Sekalian tanya kabar kita bertiga juga." jawab Aruni sambil terus berjalan beriringan dengan warga. Caca pun tersenyum karena merasa diperhatikan juga oleh Bu Asih. Meskipun Bu Asih bukanlah ibu kandungnya, tapi Caca merasakan kehangatan dan kasih sayangnya seperti ibu kandungnya sendiri.

"Sekaaar? Sekaaar? Dimana kamu Sekaaar?" teriak beberapa warga bergantian sambil terus menelusuri jalan setapak di sekitar hutan itu.

"Sekaaar? Dimana kamu Deeek?" teriakan Caca juga bergantian dengan Aruni.

***************

Di sisi lain, Bella pun melakukan hal yang sama dengan warga desa yang mencari Sekar bersamanya. Meskipun dalam wilayah Desa Lanjani menjadi lebih ramai karena hampir seluruh warga ikut membantu, Bella tetap sepenuh hati mencari Sekar. Disusuri oleh Bella setiap jalan, setiap sudut pekarangan rumah warga, bahkan sampai menanyakan detail kepada semua anak-anak di desa. Mungkin ada yang melihat Sekar sebelum dirinya menghilang pagi ini.

Bella akhirnya berinisiatif untuk mendatangi rumah Sekar. Karena kedua orang tuanya tak ikut mencari, mereka masih dalam kondisi syok dan sedih anaknya telah hilang. Ketika Bella sampai di rumah Sekar, sudah ada beberapa ibu-ibu yang menemani kedua orang tua Sekar. Mereka pun ikut merasakan kesedihan dan kekhawatiran terhadap anak gadis itu.

"Permisi..." ucap Bella ketika berada di depan pintu rumah Sekar.

"Eh, iya Mbak Bella, silakan masuk Mbak..." ucap ayah Sekar, terlihat jelas kedua matanya menahan air mata. Sedangkan ibunya terduduk lemas dalam kamar ditemani beberapa ibu-ibu yang lain. Bella pun masuk, kemudian duduk di kursi bambu ruang tamu ditemani oleh ayah Sekar.

"Pak, maaf saya mengganggu. Saya ikut berempati atas hilangnya Sekar Pak." ucap Bella mencoba menyampaikan perasaannya.

"Iya Mbak, Mbak Bella gak ganggu. Justru saya berterima kasih Mbak Bella ikut berempati. Dan sudah bersedia mampir ke rumah Sekar ini." jawab ayah Sekar.

"Pak, maaf sebelumnya, saya mau tanya. Memangnya gimana kejadiannya? Kok Sekar bisa hilang dari rumah?" tanya Bella penasaran. Mungkin dengan informasi yang didapatkan dari ayah Sekar bisa membantu untuk menemukan titik di mana keberadaan Sekar saat ini.

"Kejadiannya tadi malam Mbak Bella. Saya dan istri tidur bareng Sekar dalam kamar. Dan emang Sekar itu gak pernah berani buat tidur sendirian, padahal dia punya kamar sendiri." ucap ayah Sekar.

"Oh begitu ya Pak. Terus gimana lagi Pak kejadiannya?" tanya Bella kemudian.

"Saya juga gak tau gimana tepatnya Mbak Bella. Seingat saya, dan saya juga sadar betul, Sekar itu semalam tidur duluan bareng ibunya. Saya masih di halaman rumah, minum kopi sambil merokok, ngobrol bareng beberapa warga juga. Lalu ketika sudah pada pulang, saya pun masuk ke dalam rumah. Saya juga langsung jalan masuk ke kamar untuk tidur Mbak." jelas ayah Sekar.

"Sekar posisinya ada di mana Pak pas tidur itu?" tanya Bella.

"Saya tidur di sebelah istri saya, dan Sekar emang gak tidur di tengah-tengah kami berdua Mbak, Sekar tidurnya di pinggir. Cuma saya kaget, pas bangun menjelang pagi tadi, Sekar udah gak ada di kasur. Saya pikir dia bangun duluan, mungkin ada di ruang tamu main boneka. Pas saya lihat ke ruang tamu, dia juga gak ada." jelas ayah Sekar lebih detail, Bella pun memperhatikan dengan serius.

"Terus saya periksa seisi rumah sampai ke dapur, kamar mandi, Sekar gak ada juga. Lalu pas saya mau buka pintu depan, ternyata pintunya sudah gak terkunci Mbak, sudah terbuka sendirinya." tambah ayah Sekar secara runtut.

"Tapi Bapak semalam sebelum tidur, udah kunci pintu depan kan?" tanya Bella meyakinkan.

"Justru itu yang anehnya Mbak Bella, saya ingat betul pintu depan sudah saya kunci rapat-rapat." jawab ayah Sekar.

Bella yang mengerutkan dahinya, mencoba berpikir jernih. Kalau ayah Sekar sudah mengunci rapat pintu depan, terus siapa yang membuka kuncinya? Apakah Sekar sendiri yang membukanya? Tapi, buat apa Sekar keluar rumah malam-malam gelap begitu? Pikiran Bella mencoba mencari kemungkinan kejadian sebelum hilangnya Sekar.

"Emm... Pak, pintu belakang juga sudah dikunci sebelum tidur? Kira-kira ada tanda-tanda orang masuk gak Pak semalam dari arah belakang rumah?" tanya Bella kemudian.

"Sudah Mbak, semua pintu kalau saya dan keluarga mau tidur, selalu saya kunci dan saya periksa supaya aman." jawab ayah Sekar dengan yakin.

"Aneh..." gumam Bella pelan.

1
Marta Quispe
Suka banget!
Deni Komarullah: Wah... Terima kasih Kak... Dukung terus ya... ☺️☺️☺️
total 1 replies
Gusti Raihan
Ditunggu kelanjutannya!
Deni Komarullah: Wah... Terima kasih sudah kasih komentar ya Kak... Oh iya, BAB 3 sudah rilis Kak... Selamat membaca ya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!