Disclaimer : Novel ini hanya pure karangan dari imajinasi author saja, tak ada kaitannya dengan sejarah manapun. Nama- nama dan tempat ini juga hanya fiktif belaka, tak berniat menyinggung sejarah aslinya, semoga kalian suka🙏
****
Jihan Athala adalah seorang aktris muda yang terkenal, kepiawaiannya dalam berakting sudah tak perlu di ragukan lagi, tapi satu hal yang tidak di ketahui semua orang, dia merasa terkekang, hatinya kosong. Jihan merasa bosan dengan kehidupan glamor yang monoton. Hingga suatu hari sebuah kecelakaan merenggut nyawanya tapi bukannya pergi ke alam baka, jiwanya malah ber transmigrasi melintasi ruang dan waktu, saat membuka matanya Jihan menyadari dirinya bukan lagi seorang aktris yang hidup dalam dunia glamor yang membosankan namun terbangun sebagai Sekar wulan, seorang istri dari adipati kerajaan lampu yang terkenal bengis dan selalu berwajah angker.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian : 09
Raden Erlangga yang selama ini di kenal dingin dan tegas, seketika terdiam mendengar permintaan itu. Sungguh perubahan yang sangat signifikan dalam diri Sekar wulan, pria itu jadi terpikir lagi apakah selama pelariannya menuju ke perbatasan apakah Sekar wulan mengalami sesuatu hingga membuat perubahan besar dalam dirinya. Seketika dia jadi mulai sedikit percaya dengan ucapan para ajudannya soal perubahan istri nya itu.
"Mungkin saja kanjeng Ayu bertemu dengan nenek sihir atau roh jahat saat di hutan perbatasan, gusti Adipati. "
"Bocah gendeng, bicara kok ngasal saja. Tapi mungkin saja apa yang di katakan Gurem ada benarnya juga gusti Adipati. "
Hhaah! Raden Erlangga membuang napas kasar, lalu menggeleng pelan. Jika benar Sekar wulan telah benar-benar berubah dan berniat memperbaiki hubungan dengan nya? lalu apa alasan gadis itu melakukannya? pasti ada tujuan lain kan.
Ya, itu pasti. Sejak dulu Erlangga Sankara selalu percaya, di dunia ini tak ada orang yang benar-benar tulus, mereka selalu mempunyai tujuan lain dalam hati mereka. Itu karena dia tumbuh dalam lingkungan Kerajaan yang keras, dirinya bahkan hampir terbunuh dalam kandungan karena keserakahan orang-orang yang haus akan kekuasaan. Mengetahui jika seorang gundik akan melahirkan seorang putra yang sangat hebat untuk sang raja, siapa yang tidak akan ketar- ketir dengan ramalan itu? Itu sebabnya sejak dulu nyawanya selalu di intai, dan sebabnya juga ia berlatih sangat keras hingga memiliki kekuatan sekarang untuk melindungi dirinya dan orang-orang yang di pedulikan nya.
Raden Erlangga tidak hidup dalam keluarga harmonis yang membuat nya memiliki sifat lembut, melainkan seperti besi dia di tempa dengan keras hingga melahirkan jiwa dan hatinya yang keras seperti baja. Dia tak pernah benar-benar mengerti tentang kasih sayang dan cinta. Itu sebabnya perubahan Sekar wulan ini begitu aneh baginya, terlebih sejak awal bertemu, gadis itu sudah mendeklarasikan permusuhan dengan nya, semakin terasa aneh baginya soal perubahan Sekar wulan yang tiba-tiba lembut padanya itu.
Saat Sekar wulan mengucapkan permintaan nya tersebut, sang Adipati tidak langsung menjawab, dia hanya diam cukup lama lalu pergi begitu saja dan itu tentu saja meninggalkan kebingungan untuk Sekar wulan, namun itu tak bisa ia pikirkan sekarang. Sejak ayam berkokok pagi ini, tujuan utamanya keluar adalah untuk pergi ke istana kerajaan. tentu saja untuk menjalani tugasnya sebagai Adipati, melaporkan beberapa hal pada raja.
Di sepanjang perjalanan yang hanya di isi kekosongan juga lamunan Raden Erlangga yang tanpa sadar membuat Gurem, pitung dan Sanggara yang menemani sang junjungan, lantas terheran-heran melihat nya.
Mengenai mereka bertiga, ada informasi sedikit tentang tiga ajudan sang Adipati yang terkenal itu. Ketiganya adalah prajurit sekaligus kaki tangan kepercayaan Raden Erlangga, mereka sudah mengikuti sang raden semenjak masa muda dulu. Meski umur ketiga berada di atas sang raden namun ketiga nya begitu menghormati junjungan mereka itu. Bagaimana tidak, selain kuat, cerdas dan memiliki segudang taktik yang hebat, Raden Erlangga begitu baik memperlakukan mereka meski hanya bawahan, mereka bertiga di rangkul layaknya saudara, itu sebabnya mereka sangat setia pada sang raden. Loyalitas mereka tak perlu di ragukan lagi.
Pertama ada Gurem, dia adalah pria gempal dengan perut buncit, meski begitu wajahnya yang paling terlihat muda di antara mereka, baby face lah istilahnya, meski dari segi umur dia yang paling tua. Di sisi lain ada Pitung, adalah yang termuda di antara mereka, pemuda itu terkenal karena rayuan mautnya terhadap wanita, padahal wajahnya biasa- biasa saja menurut Gurem ( karena mereka sudah seperti kucing dan anjing yang selalu ribut) tapi karena memiliki suara yang bagus membuat para wanita itu langsung klepek- klepek kala dia melatunkan puisi untuk menggoda mereka, perawakan Pitung juga berbanding terbalik dengan Gurem, pemuda itu bertubuh cungkring namun memiliki tinggi yang semampai.
Dan terakhir adalah Sanggara, dari ketiganya dialah yang paling mending. Bagaimana bisa di sebut begitu? karena Sanggara walaupun memiliki wajah yang cukup tampan dan manis tapi tak pernah genit pada wanita, kehebatan nya juga tak perlu di ragukan, itu sebabnya Raden Erlangga selalu memberikan nya tugas yang berat karena tahu akan kemampuannya. Di antara ketiganya juga dia yang tak neko- neko, hidupnya lurus saja, mengalir seperti air. Baginya bisa mengikuti sang Adipati sudah cukup untuk nya, karena selain kehebatannya dalam bertarung semakin meningkat dan pesat dia juga jadi mempunyai kesempatan untuk mengembangkan ilmu kanuragan nya.
Oke kembali lagi ke laptop. Sekarang ketiga perintilan sang Adipati itu sedang menatap junjungan mereka dengan wajah bingung dan penuh tanda tanya, lalu Gurem yang membuka suara lebih dulu.
"Gusti Adipati kenapa ya? sejak dalam perjalanan, beliau terus melamun." celetuk Gurem sedikit berbisik pada rekan- rekannya.
Tiba-tiba saja dari arah samping, kepalanya di jitak seseorang dan siapa lagi kalau bukan Pitung, pelaku nya.
"Kau sih, kemarin pake segala bilang kanjeng Ayu kesambet roh jahat di perbatasan, kan gusti Adipati jadi kepikiran. "
Gurem sontak mengaduh, mengusap kepalanya yang benjol. "Aduh, sakit telek¹! " ucapnya.
Pitung malah tertawa terpingkal- pingkal. "kepalamu kan terbuat dari baja mana mungkin ku jitak begitu saja, sakit. "
"Ya, coba sini kepala mu yang ku jitak! "
Lantas mereka ribut lagi seperti anjing dan kucing, sementara Sanggara yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala.
Lalu tanpa terasa sampai lah mereka di istana kerajaan.
Di depan gerbang, dua prajurit seolah sudah menantikan kehadiran mereka langsung menghampiri mereka. Raden Erlangga turun lebih dulu dari atas kuda kesayangan nya yang ia beri nama Jaksa.
Lalu ketiga ajudannya ikut turun dari kuda masing-masing. Lalu para prajurit menarik tali kekang, mengamankan kuda masing-masing para tamu di pekarangan istana.
"Silahkan masuk kanjeng Adipati, " kata satu prajurit mempersilahkan dengan hormat lalu seperti biasa Raden Erlangga hanya mengangguk sekilas.
Dari sekian tamu Kerajaan yang hadir, tentulah kehadiran raden Erlangga yang selalu menjadi pusat perhatian. Di momen ini juga para wanita entah dari kalangan bangsawan bahkan para pelayan akan mencuri- curi pandang terhadap rombongan sang Adipati muda yang sedang lewat kemudian berbisik- bisik genit.
Tapi Raden Erlangga hanya berjalan lurus saja, tak mengindahkan suara- suara yang mengeluh- eluhkan mereka, berbeda dengan Pitung yang sejak tadi sudah tebar pesona meski beberapa wanita menanggapi nya dengan berjengit ngeri.
Hal yang sontak membuat Gurem tertawa ngakak. "Sadar diri lah kau Tung, para wanita di sini tuh sedang terpesona pada gusti Adipati atau pada Sanggara. Kok malah kau yang tebar pesona, akhirnya malah di sinis-in kan. " Gurem kembali tertawa hingga perutnya yang seperti gentong terguncang.
Sementara Pitung yang sejak tadi sudah pede, lantas bermuka masam.
"Diam kau wedhus²! " deliknya.
"Apa? dasar kau cungkring! " dan terjadi lagi mereka yang ribut.
Sanggara yang melihat lantas menengahi. "sudah- sudah mau sampai kapan kalian bertengkar? kita di sini untuk menemani gusti Adipati dalam pekerjaan nya bukan bermain- main. "
Lalu seperti yang sudah- sudah, setelah Sanggara mengatakan itu, barulah mereka kembali serius.
****
¹ taii
² kambing
lanjut Thor semangat 💪👍 trimakasih 🙏
ayo Thor lanjut up semangat 💪👍❤️🙂🙏
lanjutkan Thor semangat 💪👍❤️🙂🙏
ayo lanjut Thor semangat 💪👍❤️🙂🙏
lanjut Thor semangat 💪 salam sehat selalu 🤲🙂❤️🙏
maturnuwun Thor lanjut critanya ...
ibu suka crita transmigrasi semoga sukses, salam sehat selalu ya Thor 💪👍❤️ lanjut 🙏