NovelToon NovelToon
Destiny

Destiny

Status: tamat
Genre:Tamat / Mengubah Takdir / Romansa / Slice of Life
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Dia adalah gadis kecil itu...
teman kecilku.
Tanpa aku tau siapa dia,
aku sudah terpikat padanya.
Apa yang membuatku menyukainya? Entahlah.
Selama ini aku suka melihatnya tersenyum dan menyukainya, tanpa tau siapa dia sebenarnya.
Setelah aku tau yang sebenarnya, semuanya terasa seperti kepingan puzzle yang saling melengkapi.
Aku mencintainya.
Asa yang kumiliki, kuharap ia merasakannya.
Berharap bersamanya, selamanya.
Selamanya adalah waktu yang lama.
Tetapi waktu adalah sesuatu yang fana,
cintaku abadi.

sometimes you need to wait and watch
what destiny has got for you...!

Full of love from me,
Author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bersembunyi

Aku bangun dengan perasaan sangat bahagia pagi ini, tidak berhenti aku bersenandung dari tadi.

Aku membunyikan bel pintu Natalie, begitu Natalie membuka pintunya, aku memeluknya sebentar.

"Nat, apa sudah siap, kita pergi sarapan dulu yuk".

"Kamu datang pagi banget sih Van, ini aku lagi buat sandwich, makan dulu aja disini".

"Hehehe aku kan pengen cepet-cepet ketemu kamu Nat", kataku sambil mengambil kursi pantry.

"Van nanti aku tidak mau berangkat bareng ke kantor ya, aku sungguh tidak mau ada orang kantor yang tau hubungan kita".

"Nat... kaca mobilku gelap Nat, mana ada orang yang bisa lihat ada kamu di dalamnya, lagian parkiran basement kan sepi".

"Tetap saja Van siapa tau ada yang kebetulan lihat".

Kami berdebat sebentar mengenai hal itu, namun akhirnya Natalie mengalah.

"Baiklah, tapi di kantor kamu tetap harus menjaga jarak denganku ya Van".

Aku mengangguk dan tersenyum kepadanya.

Sesampainya kami di parkiran kantor aku tau Natalie akan berkata apa padaku.

"Van... aku naik duluan ya, kamu tunggu dulu di mobil 10 menitan baru kamu keluar dari mobil ok".

Aku mengangguk kemudian menariknya ke pelukanku.

"Evan...", ia berusaha melepaskan dirinya.

"Sebentar saja Nat, supaya tambah semangat".

Lalu aku melepasnya, melihatnya keluar dari mobilku menuju lift.

Aku harus pulang cepat hari ini, aku mau mengisi dapurku dengan bahan makanan dan peralatan masak, Natalie pasti lebih nyaman makan bersamaku di apartemen daripada aku ajak makan diluar.

...----------------...

POV Natalie.

Aku tidak tau apa yang akan terjadi di masa depan, namun seperti kata Evan, aku akan menjalani apa yang ada di depanku dengan sebaiknya.

Aku sungguh bahagia, hal itu terpancar jelas pada wajahku, teman-teman satu timku menanyakan kabar gembira apa sampai aku terlihat bahagia begini, aku hanya tersenyum menanggapi mereka.

Saat aku duduk di kursi kerjaku, kenyataan menghampiriku. Aku bekerja di perusahaan keluarga Evan, aku harus mencari pekerjaan baru, aku tidak ingin dianggap benalu oleh siapapun yang memandang miring tentang hubunganku dengan Evan. Tapi aku belum setahun bekerja disini, akan sulit bagiku mencari pekerjaan baru, namun aku harus mencobanya.

...----------------...

POV Evan.

Hubunganku sudah berjalan 1 mingguan, segalanya berjalan lancar bagiku. Kami berangkat dan pulang bersama saat kerja, namun tidak berinteraksi sama sekali saat di kantor. Setiap malam aku membantu Natalie memasak, kadang jika pulang lembur kami memesan makanan dari luar. Saat weekend kami pergi mengunjungi mama Natalie, ia ikut berbahagia untuk kami.

Aku ingat saat pertama mencium Natalie. Malam itu setelah makan malam Natalie mau kembali ke kamarnya untuk beristirahat, aku mengantarnya sampai depan pintu unitnya. Saat mengucapkan selamat malam aku memeluknya seperti biasa, tapi kali itu aku juga mencium bibirnya. Awalnya Natalie hanya diam menerima ciumanku, tidak lama ia pun membalas ciumanku. Sejak saat itu kami berciuman sebagai tanda ucapan sampai nanti. Ya, segalanya sempurna bagiku.

Lalu di minggu berikutnya, saat makan malam Natalie berkata bahwa ia mendapat panggilan interview sebagai salah satu staff hotel.

"Nat, haruskah kamu keluar Nat? Aku mengerti kenapa kamu melakukan itu, namun aku juga merasa kehilangan Nat".

"Dengan melakukan ini aku akan merasa lebih tenang Van, lagipula suatu saat orangtuamu akan mengetahui hubungan kita kan, aku ingin saat itu aku sudah tidak bekerja disana lagi".

Ya, sampai saat ini aku masih merahasiakan hubunganku dengan Natalie dari orangtuaku. Mungkin benar kata Natalie, jika aku ingin hubunganku berjalan lancar, jalan inilah yang terbaik.

Natalie melakukan beberapa interview dengan beberapa perusahaan. Aku mendoakan yang terbaik untuknya.

Suatu saat aku sedang mengecek event di salah satu mall, lalu aku melewati beberapa toko perhiasan. Terpikir olehku untuk memberikan sesuatu untuk Natalie, karena mungkin sebentar lagi kami hanya akan bertemu di apartemen saja, lagipula sebentar lagi adalah hari jadi kami yang ke 100 hari. Kupikir perhiasan adalah hadiah yang tepat untuk Natalie.

Aku melihat lihat etalase mereka, salah satu pramuniaga menghampiriku. Lalu aku mengatakan mencari sesuatu untuk pacarku. Ia menawarkan berbagai macam barang mulai dari cincin, anting, gelang ataupun kalung. Aku sebenarnya tertarik untuk memberi cincin pada Natalie, namun aku bisa menerka reaksi Natalie kemudian yang mungkin tidak akan mau memakainya. Lalu terpikir untuk memberikannya kalung, ia bisa memakainya dibalik bajunya, Natalie pasti akan menerima barang pemberianku, jika itu tidak menarik perhatian.

Etalase toko ini sungguh menarik, mereka memajang berbagai macam kalung dan liontinnya, beserta arti dibaliknya.

Aku tertarik dengan liontin matahari dan bulan, aku ingat pertama kali aku mengobrol dengannya di rooftop ia berkata suka memandang langit, artinya juga bagus sebagai pengingat bahwa ia adalah segalanya bagiku dan aku mencintainya. Aku berharap setiap ia memandang langit, maka ia akan ingat namaku.

"Let your bright light shine", itulah nama kalung ini, desainnya juga sederhana, hanya perhiasan emas tanpa ada tambahan lainnya. Alu segera membeli kalung itu, dan akan memberikannya sebagai tanda hari jadi kami.

Hari jadi kami tiba, hari itu hari jumat, sepulang kantor aku berkata aku memiliki kejutan untuknya, dan meminta Natalie untuk tidak masuk apartemenku sampai aku menjemputnya saat makan malam sudah siap. Aku berusaha mendramatisir suasana apartemenku. Menyalakan beberapa lilin yang beraroma bunga, memesan makanan lalu menatanya di atas meja, aku juga memasang lagu jazz sebagai latar musik ruanganku. Kubuat semirip mungkin suasana dinner romantis yang biasanya ada di restoran terkenal.

Aku lalu menjemputnya, sungguh lucu jika dipikir, kami melakukan dinner romantis ala restoran namun pakaian kami hanyalah kaos dan celana pendek rumahan.

Natalie tertawa melihat suasana apartemenku, ia berkata,

"Hanya kamu yang pernah mengajakku dinner di rumah seperti ini Van".

Setelah selesai makan, kami membereskan apartemenku, lalu duduk mengobrol di ruang TV ku.

Kemudian aku mengajaknya ke kamarku, ia memicingkan matanya padaku.

"Ya ampun Nat, aku bukan cowok mesum, meski aku tidak akan menolak jika kamu mau kita berbuat mesum", candaku.

Natalie tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

"Aku hanya ingin memberikan kejutan lainnya, tutup matamu, percayalah padaku".

Ia menuruti perkataanku, aku membawanya ke depan cermin besar dikamarku.

"Tutup matamu ya Nat, jangan buka dulu".

Lalu aku memakaikan kalung itu ke lehernya, aku menyukainya, kalung itu terlihat cocok dengan Natalie.

"Buka matamu Nat".

Ia meraba kalung itu dan melihat pantulan dirinya di cermin.

Aku memeluknya dari belakang,

"Apa kamu menyukainya?".

"Ya, terima kasih Van".

"Jangan pernah lepaskan kalung ini ya Nat, anggaplah ini bukti cintaku padamu, kamu bisa memakainya di balik bajumu Nat, jadi jangan pernah lepaskan ya Nat", kataku memintanya dengan sungguh supaya ia akan selalu memakainya. Kemudian aku memberitahukannya arti kalung itu.

"Aku berjanji Evan", katanya sambil tersenyum, lalu ia menciumku.

Kami berciuman dan bermesraan di atas tempat tidur, namun tidak sampai melakukan hubungan intim.

Beberapa hari kemudian Natalie mendapatkan pekerjaan baru di salah satu hotel ternama di Jakarta, ia bekerja sebagai concierge (pramutamu), ia mengajukan pengunduran dirinya di kantor, dan sebulan kemudian ia mulai bekerja di tempat baru.

Aku masih mengantar jemput Natalie, kini kami tidak menyembunyikan hubungan kami dari rekan-rekan kerja kami lagi. Aku lebih merasa nyaman dengan perubahan ini. Natalie juga memenuhi janjinya, ia tidak pernah melepas kalung pemberianku.

1
KEMSTzy
Gelooo
anggita
like👍+☝iklan... semoga novelnya banyak pembacanya.
fien: terima kasih kak 🙏🏻
total 1 replies
anggita
Evan...😘 Natalie
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!