NovelToon NovelToon
Edward : Balada Dari Bukit Gloosween

Edward : Balada Dari Bukit Gloosween

Status: sedang berlangsung
Genre:Iblis / Epik Petualangan / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Akademi Sihir / Dendam Kesumat
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mr 18

Edward, seorang anak yatim piatu, tinggal di panti asuhan yang menjulang tinggi di puncak Bukit Gloosween.

Meski tidak memiliki mana yang mengalir didalam dirinya, Edward tidak pernah patah semangat untuk menjadi yang terbaik.

Setiap hari, ia belajar sihir dan beladiri dengan penuh semangat dari Kak Slivia dan Lucy, menemukan kebahagiaan dalam kehidupannya meskipun tidak memiliki mana.

Namun, kehidupan Edward tiba-tiba berubah saat desanya diserbu oleh pasukan Raja Iblis, yang menghancurkan segala yang ada di desa itu, termasuk Kakak Silva dan teman-temannya.

Peristiwa tragis ini tidak hanya mengubah nasibnya, tetapi juga membawa Edward ke dalam petualangan yang gelap dan penuh tantangan untuk membalas dendam dan menyelamatkan apa yang tersisa dari dunianya yang hancur.

Lalu bagaimana Edward menghadapi semua itu ? Tantangan apa yang menghadang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr 18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 8 Tekad yang tak tergoyahkan

Hari-hari di panti asuhan berlalu dengan cepat, namun bagiku, setiap hari adalah tantangan baru.

Kak Silvia memutuskan untuk melatih ku dengan seni bela diri yang sangat intensif, sebuah pelatihan yang hanya diperuntukkan bagi mereka yang memiliki tekad baja.

Pada pagi hari yang dingin, sebelum matahari terbit, Aku sudah berada di depan gerbang panti. Kak Silvia berdiri di sampingnya, membawa sebuah ransel besar yang dipenuhi beban.

Aku berjalan mendekati Kak Silvia. "Kau siap untuk hari ini, Edward?" tanya Kak Silvia dengan tegas.

Aku mengangguk, wajahku penuh determinasi. "Siap, Kak."

Kita berjalan menuju Bukit Tiery, sebuah bukit yang dikenal dengan tanjakan terjal dan medan yang berat.

Kak Silvia menjelaskan latihan pertama ku: lari naik-turun bukit dengan ransel yang beban di dalamnya akan bertambah setiap hari.

"Mulai dari hari ini, beban di ranselmu akan bertambah 2 kilogram setiap harinya. Hari pertama adalah 10 kilogram," ujar Kak Silvia sambil mengencangkan tali ransel di punggung ku.

Aku menelan ludah, Aku memandang sebuah bukit besar didepanku ini dengan tatapan kosong," mana mungkin aku bisa menaiki bukit setinggi itu, ditambah beban yang kubawa ini." Ucapku dalam hati.

" Ada apa Edward apa kamu menyerah sebelum memulainya?, aku mendidikmu bukan jadi anak yang suka mengeluh." Ucap Kak Silvia tegas.

Latihan dimulai. Aku berlari menaiki bukit dengan langkah yang mantap, meskipun bebannya berat.

Ketika turun, Aku harus menjaga keseimbangan agar tidak tergelincir. Setiap langkah terasa seperti membawa beban dunia di punggung ku, namun aku tidak berhenti. Peluh membasahi wajah dan punggungku, tetapi Aku terus maju.

"Jangan berhenti, Edward! Kekuatanmu akan tumbuh dari ketekunan ini!" seru Kak Silvia dari kejauhan dibawah bukit sana.

Hari-hari berlalu, beban di ranselku terus bertambah. Tanpa kudadari tubuhku mulai terbiasa dengan rasa sakit dan kelelahan.

Namun, Kak Silvia tidak hanya melatih fisik ku. Dia juga mengajarkan ku teknik-teknik bela diri yang membutuhkan ketenangan dan keseimbangan.

"Edward, hari ini aku akan melatih kelincahan dan ketepatanmu," kata Kak Silvia suatu hari.

Di depanku, ada sebuah papan kayu tinggi sudah berdiri. "Kau harus melompati papan ini sambil membawa beban di ranselmu." Perintah Kak Silvia.

Aku tercengang, " Kak mana mungkin aku bisa melompati papan itu, aku kan tidak memiliki mana." Ucapku sambil menunjuk ke papan.

" Edward mungkin kamu berfikir setiap orang yang telah dibangkitkan mana, mereka tidak perlu untuk melatih kemampuan fisik. pemikiran itu salah!, ketika kamu tanpa mana sudah kuat, bagaimana kamu memakai mana?." Ucap Kak Silvia membuatku paham.

Kak Silvia mengambil ransel lalu menggendongnya." Edward lihatlah ini." Ucap Kak Silvia kemudian melompat dengan mudah tanpa menggunakan mana sedikitpun.

Aku tercengang sekaligus kagum melihat kemampuan fisik yang dimiliki Kak Silvia. " Hebat!, Kak bagaimana caramu bisa melompatinya?." Ucapku penuh dengan takjub.

Kak Silvia melempar ransel yang dipegang. " Ayo cepat pakai ! , lalu kau akan tahu bagaimana caraku melompatinya.“ Perintah Kak Silvia.

Aku mencoba melompati papan kayu itu dengan ransel seberat 20 kilogram di punggung ku.

Tubuhku bergetar saat aku melompat tak mampu menahan berat ransel, dan aku jatuh berulang kali. Namun setiap kali aku jatuh, Kak Silvia membantuku bangkit.

"Bangun lagi, Edward! .Setiap jatuh adalah kesempatan untuk belajar lebih baik," katanya dengan suara lembut namun penuh semangat.

Waktu terus berjalan hingga matahari mulai tergelincir ke barat, aku terus melompat dan terus mencoba tanpa menghiraukan rasa sakit pada sekujur tubuhku.

Dengan tekad yang tak tergoyahkan, Aku terus mencoba. Setiap lompatan membuat otot-ototku semakin kuat, dan setiap jatuh membuat Tekad ku semakin bulat. Akhirnya, aku berhasil melompati papan kayu itu dengan sempurna.

Kak Silvia tersenyum bangga. "Bagus, Edward. Kau sekarang istirahat saja, jangan lupa setiap hari kamu harus mengulangi setiap latihan yang telah ku ajari, jangan sampai menyerah." Ucap kak Silvia.

" Siap kak!." Ucapku lalu mengangguk dengan penuh semangat.

*

Setelah menyelesaikan latihan berat dengan Kak Silvia, Aku berjalan dengan langkah gontai menuju halaman panti asuhan.

Di sana, Aku menemukan ketenangan di bawah pohon besar yang rindang. Tubuhku terasa lelah dan nyeri, namun aku tetap yakin bahwa setiap usaha keras pasti akan berbuah manis.

Dengan napas terengah, aku merebahkan diri di rerumputan yang sejuk, membiarkan pikiranku melayang tentang masa depan yang lebih cerah.

Tak lama kemudian, Serly muncul dengan senyuman lembut di wajahnya. Di tangannya terdapat sebotol air minum yang ia tawarkan kepada Edward . "Edward, minumlah. Kamu pasti butuh ini setelah latihan keras tadi," ucapnya, suaranya penuh perhatian.

Aku menerima botol itu dengan rasa syukur. "Terima kasih, Serly," Ucapku sambil meneguk air dengan rakus.

Aku merasakan kesegaran mengalir ke seluruh tubuh. Ketika aku menurunkan botol, Aku menyadari bahwa Serly masih berdiri di dekatku, memandangi dengan tatapan yang berbeda dari biasanya.

Serly tak bisa menyembunyikan kekagumannya. Perubahan fisik pada Edward begitu jelas terlihat, kini tubuhnya lebih berotot dan wajahnya semakin tampan.

Ia merasa jantungnya berdegup kencang, menyadari perasaan yang mulai tumbuh di hatinya. "Edward, kamu benar-benar berubah. Latihan kerasmu membuahkan hasil," katanya sambil tersenyum.

Aku tersenyum balik, meski merasa ada sesuatu yang aneh. "Terima kasih, Serly. Tapi, ada apa denganmu? Kamu terlihat berbeda hari ini," tanyaku dengan nada bingung.

Serly terdiam sejenak, pipinya memerah. Ia menundukkan kepala, berusaha menghindari tatapan Edward. "Aku... aku hanya terkejut melihat perubahanmu," ujarnya dengan suara pelan. "Kamu jadi semakin tampan."

Edward terkejut mendengar pengakuan itu. "Serly, benarkah? Aku tidak menyangka kamu akan berkata begitu, kau sangat aneh hari ini tidak seperti biasanya yang selalu marah kepadaku. " kataku dengan nada bingung.

Serly semakin malu dan segera berdiri lalu memukul wajah Edward . " Sialan!, dasar tidak bisa memikirkan perasaan wanita! ," Ucapnya lalu pergi dengan penuh amarah.

Aku duduk terdiam dibawah pohon yang rindang, mencoba menenangkan diri setelah Serly pergi dengan penuh amarah.

Aku mengelus pipiku yang bonyok, hasil dari pukulan keras Serly yang tidak mampu lagi menahan emosinya.

Aku tidak mengerti kenapa Serly begitu marah aku cuma bertanya tentang keanehan pada dirinya, namun kenyataannya Serly merasa sebaliknya.

Dari kejauhan, Kak Silvia yang sedari tadi mengawasi kita, mendekati Edward. Wajahnya tampak penuh rasa ingin tahu bercampur khawatir.

"Apa yang terjadi, Edward? Kenapa kau terlihat begitu muram, dan apa yang terjadi dengan pipimu?" tanya Kak Silvia dengan lembut namun tegas.

Aku menghela napas panjang, mencoba merangkai kata-kata untuk menjelaskan kejadian yang baru saja berlalu.

"Serly marah, Kak. Aku... aku tidak mengerti apa yang sebenarnya ia inginkan. Aku tadi cuma bilang kenapa dia begitu aneh pada hari ini karena dia terlihat lebih perhatian dan memuji ketampananku, tapi sepertinya selalu salah di matanya." Ucapku.

Kak Silvia mendengarkan dengan seksama, kemudian tersenyum tipis. "Kamu tahu, Edward, kadang wanita tidak hanya ingin didengarkan. Mereka ingin dipahami, ingin merasakan bahwa perasaan mereka dihargai. Mungkin kamu merasa sudah melakukan yang terbaik, tapi coba lihat dari sudut pandang Serly. Apakah kamu benar-benar mendengarkan apa yang ia katakan, atau kamu hanya mendengarkan untuk membalas ucapannya?"

Aku termenung, merenungkan kata-kata Kak Silvia. Aku menyadari bahwa mungkin selama ini aku lebih fokus pada Serly yang selalu marah, namun aku tidak benar-benar memahami apa yang Serly rasakan.

Kak Silvia tertawa kecil, lalu menepuk bahu Edward dengan hangat. "Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Hubungan itu memang rumit, dan kita semua belajar dari kesalahan. Yang terpenting, kamu harus bersedia untuk belajar dan berusaha lebih baik. Minta maaf pada Serly, dan tunjukkan bahwa kamu benar-benar peduli pada perasaannya." Ucapnya dengan penuh kelembutan dan perhatian.

Aku mengangguk, perlahan mulai memahami apa yang harus aku lakukan. Dalam hati, aku berjanji akan terus berjuang dan tidak akan mengecewakan sahabatku itu walaupun sedikit baperan dan pemarah.

1
Lhe
sukaaa banget
夢見る者
hmm, mayan sih
Darkness zero
up nya lama sekalinya up langsung belasan chapter
Muhammad Rama: Sory bang lama up nya/Frown/, gw juga ada kesibukan jadi nggak bisa up sehari langsung belasan/Sob/, sabar bang pasti up kok setiap hari
total 1 replies
Ulin Nuha
menarik
Gundaro
Total likenya kok janggal? like 151 tapi gak ada komentar, apakah author ngebom like?
wondervilz`
Jangan lupa mampir di karyaku yg berjudul , Life saver the series system
Aili
lanjut Thor!!/Determined//Determined/
Muhammad Rama: Siap /Hey/
total 1 replies
Aili
dah mampir nih/Determined//Slight/
Muhammad Rama: Tanks kak
total 1 replies
Aili
1 /Rose/+ 1 iklan untukmu thor/Determined//Determined/
Muhammad Rama: Oke /Joyful/
Aili: saling² membantu kakak ~/Proud/
total 3 replies
Hudan Nafil
Thor, jaga kesehatan ya? Jangan terus nulis sampe lupa makan dan ridur
Fawwas Tholib
Selalu berkarya thor
Dirhan Saputra
Tetap up bang
Amir Syamlan
Thor jangan lupa istirahat 😂
Ahmad Faldi
Semangat berkarya kak👍
hide my smile
up lah buset
hide my smile: wkwkkwkkk🗿🗿🗿
Muhammad Rama: Sabar bang, gue insyaallah pasti up tapi sehari sekali🤣
total 2 replies
Taru
Sippp mulai seru nih
Taru
Seru banget bang, tolong terus UP gw pasti nungguin setiap hari. /Tongue/
Taru
Hmmm menarik 😜
꧁གMSHKཁ꧂
Bagus banget 😍, pembawaan ceritanya bagus banget, seakan-akan kita jadi edward
꧁གMSHKཁ꧂
Kasihan banget Edward 😭 padahal dia sudah berharap banget dapat kekuatan. Dasar Destrover sialan😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!