Uranus dan sang Hakim saja tidak serta Merta di katakan takdir abadi. Tapi mereka tetap berharap di kala melihat bintang jatuh. Demikian pula aku berjuang tanpa lelah mencintaimu.
-Bisik Naga Api mitologi -
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARSY AL FAZZA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Angin berpasak
Di bagian sisi kiri Altar, Seza meletakkan segelas teh hangat ke meja Banyu. Dia tidak pernah gentar dan menyerah menempati posisi sebagai pendamping wakil Lincau. Walaupun dia masih belum sepenuhnya terbebas dari hukuman, Seza tetap sabar menerima semua perlakuan buruk dari suasana hati Banyu yang berubah-ubah.
“Tindakan tuan kali ini, bukan memaksa naga api melarikan diri dari kurungan. Tapi tuan mengambil keuntungan dari penjaga Rumi agar memperdaya sang naga memberikan semua keinginan demi menyelamatkannya.”
“Kau benar sekali Za, tapi aku ingatkan pada mu. Kau tau sifat ku kan? Aku tidak mau ada berani menentang ku. Tidak ada yang boleh mencaut nyawa Rumi tanpa sepengetahuan ku.”
“Tapi tuan, kenapa penjaga Rumi terlihat sangat berharga di hidup tuan. Sedang hamba menyelamatkan tuan dari dalam sarang ular.”
Braakkkk___ Krakk___
Perkataan Seza membangkitkan emosi Banyu yang sebenarnya ingin di tujukan pada sang naga. Banyu menyimpan rasa cemburu, melihat gelagat kedekatan sang naga pada Rumi. Penyelamatan yang tidak di tujukan secara Cuma-Cuma.
“Kalau kau merasa aku berhutang budi pada mu di dalam lembar ular terkutuk itu. Maka kau hanya perlu membunuh ku dan mengambil darah ku. Bukan mengambil nyawa Rumi!”
“Maafkan hamba tuan muda! Hamba siap melayani menjadi pengikut setia tuan hingga akhir nafas hamba…”
...----------------...
Semua penjaga menyaksikan di belakang sang Ketua yang menunggu Rumi memperlihatkan kemampuannya melatih naga api mitologi kuno. Tercengang menyaksikan bentuk sang naga yang berubah wujud seutuhnya menjadi manusia. Mereka bergerak sedikit mundur, memasang posisi berjaga Bersiap menyerang jika sang naga memberontak.
“Salam hormat pada ketua. Naga api sekarang ada di dalam lautan dedaunan.”
“Rumi, bergegas dan tunjukkan keahlian mu sebagai penjaga negeri padang hijau.”
Ketua penguasa negeri yang memiliki asumsi berbeda di hari itu melihat keanehan anaknya Banyu mengerutkan dahi. Dia tau, Banyu ingin lebih unggul dari Rumi dan dia juga ingin anaknya di anggap sebagai penerus negeri yang sangat kuat dan tidak terkalahkan.
“Jangan buang waktu mu Rumi. Kami semua menunggu mu menjinakkan hewan liar itu!” teriakan Banyu terdengar keras di telinga sang naga.
“Naga api, aku bisa menjelaskan semua kesalah pahaman ini. Kau hanya perlu menuruti semua perintahku. Kau mempercayai ku kan?” kata Rumi yang mulai menarik pedangnya.
Sang naga yang berubah wujud menjadi manusia itu membalikkan tubuh dan menyerang seluruh penjaga negeri. Lincau menggunakan mantra sihir pelindung, dia mengeluarkan rantai paku negeri menarik leher sang naga masuk ke dalam gua bebatuan.
“Arggghhh!”
--Suasana tegang di Altar kebesaran negeri hijau----
“Menyerah saja kau penjaga Rumi. Sepertinya Tindakan mu yang membabi buta tidak sebanding dengan kenyataan yang kami lihat. Tuan besar ketua negeri hijau, kami para sepuh menganggap sang wakil lebih unggul dan berhak mengambil tugas ini. Kandidat pilihan penjaga ketiga juga sampai hari ini tidak melakukan apapun”
“Sepuh kiri, kita tidak bisa mengambil Keputusan hanya karena penjaga Rumi sekali berbuat kesalahan” kata sepuh Kanan sedikit membela.
“Panggil Menteri hakim rasi Bintang. Aku ingin tau ramalan dan Keputusan yang tepat.”
Sang ketua Lincau, pendampingnya dan sang hakim melakukan pertemuan di dalam ruangan pribadi padang hijau. Sementara seluruh penjaga Lembah masih berkumpul di Altar kebesaran. Tiga puluh menit kemudian, sang pendamping Lincau mengumumkan pemberian masa tenggang atas tanggung jawab yang di emban ketiga kandidat. Tujuh dari dari hitungan hari ini, ketiga penjaga penakhluk siluman naga api berhak melatih naga dengan di damping utusan sang hakim rasi Bintang.
Di dalam gua bebatuan, sang naga merasakan patah hati dan kekecewaan yang di terima. Rumi seolah mengoyak hati dan memusnahkan kepercayaannya. Sang wakil Lincau memasuki gua bebatuan, dia menggelengkan kepala menunjukkan pedang milik Rumi dan beberapa senjata rahasia kepunyaannya.
“Lihat hewan Liar! Kau pikir semua penjaga negeri ini tidak menggunakan semua senjata ini untuk menjinakkan atau membunuh siluman yang membangkang? Terlebih lagi, Rumi akan bernasib sama seperti mu jika kau terus menerus berharap kebaikan darinya!”
Tiga hari berlalu, sang naga mulai menyadari kedatangannya melewati negeri hijau yang menyilaukan mata dari atas langit ternyata sebuah perangkap mematikan. Pikiran kau mengingat ucapan Rumi yang seperti tulus berniat membebaskannya.
Rumi berlari memasuki gua bebatuan sambil memanggil sang naga api. Utusan penjaga sang hakim, menyerang secara brutal hingga tebasan senjata tajam menggores bekas luka di bagian lengannya. Rumi berteriak, sang naga api mengeluarkan kobaran api menyembur kea rah sang penjaga hakim.
Jubah terbang membungkus penjaga utusannya, sang hakim melihat pendampingnya sedikit lagi terbakar api. Sedang Rumi di dekap sang naga, senjata yang di pakai sang naga ukurannya tiga kali lipat dari pedang manusia. Senjata mirip pedang raksasa berlapis api yang sangat panas.
“Jangan bunuh mereka naga api raksasa, semua ini salah ku” ucap Rumi.
Sang wakil Lincau meninggalkan Gua bebatuan, dia melaporkan kejadian ini pada ketua. Rumi meminta sang hakim memaafkan dirinya dan sang naga. Di samping itu, Rumi berjanji dua hari lagi akan memperlihatkan pada sang hakim bagaimana dia berhasil menjinakkan naga api.
Lukanya hanya di balut dengan perban, Rumi mengendap-endap memasuki ruangan hakim. Dia meminta bantuan Gen mengawasi dari luar. Rumi di kejutkan tulisan tangan sang hakim di dalam lembar bukunya. Namanya sang utusan penjaga sang rasi Bintang, wanita yang ternyata sangat berharga di hidupnya.
“Nama penjaga utusan wakil rasi Bintang, Uranus. Pasti dia sangat mencintainya” batin Rumi.
Rumi keluar dari dalam ruangan, dia memberi kode pada Gen agar ikut pergi. Berlari menemui Uranus, dia meminta bantuan agar sang hakim memberikannya kelonggaran menemui sang naga secara pribadi.
“Bukan karena aku memanfaatkan situasi ini. Tapi Banyu dan anak buahnya pasti akan menggagalkan lagi rencana ku. Uranus, aku tau engkau juga mencintai sang hakim. Tapi cinta kalian tidak bisa Bersatu, sebab tanggung jawab yang di Pundak sang hakim sama saja Bagai menjaga perbatasan langit dan bumi. Kalian hanya akan berpisah…”
“Rumi, selayaknya para penjaga sang wakil ketua Lincau. Pendamping Seza atau tangan kanan kepercayaan pilihan pembatas langit. Melihat sang hakim setiap hari tersenyum menatap rembulan saja aku sudah Bahagia. Mengetahui keadaannya, menjadi bagian di hidupnya. Kali ini kau harus menunjukkan padanya kalau kau dan naga api memiliki hubungan yang khusus. Jadi aku bisa membujuknya. Pria akan lemah di hadapan wanita yang dia cintai, bukan kerena mereka bertekuk lutut merasa menganggap rendah dirinya. Tapi mereka justru bangga bisa menjaga seluruh hati dan hidupnya hanya untuk satu wanitanya di dunia hingga di keabadian…”
“Aku? Apa aku bisa seperti itu dengan naga api?” gumam Rumi sambil menghela nafas.
Naga api sangat lembut dan baik memperlakukannya. Dia memberikan semangkuk madu segar dan memijat telapak kaki Rumi. Terdiam tanpa kata, perasaan yang tidak akan pernah menghilang. Naga api merasakan dirinya mendapatkan hadiah dan anugerah terbesar. Kembalinya sang kekasih yang sangat dia cintai.
Banyu sangat Bahagia berhasil melakukan uji coba dari panduan buku kuno para makhluk spiritual. Di menggendong singa sambil mengusap tubuhnya. Di dedaunan hijau tempat tinggal Rumi dahulu, banyu mengubahnya menjadi bentuk dedaunan raksasa dan di kelilingi berbagai macam bunga yang indah. Dia menyegel tempat itu, sehingga dari pandangan luar hanya tampak berbentuk batu usang.
Meskipun ada banyak adegan aksi yang seru, saya juga berharap ada lebih banyak momen kecil antara karakter untuk mengembangkan kepribadian mereka secara lebih mendalam. Itu akan membuat saya lebih terhubung dengan mereka.
. nggak cocok dia hidup di negeri perbatasan langit dan menjabat kedudukan tinggi.
perjalanan karakter utama, terutama Uranus dan sang Hakim. Bagaimana mereka akan mengatasi semua rintangan dan konflik yang dihadapi? Saya harap ada pembahasan lebih lanjut tentang perasaan dan hubungan mereka.
perjalanan yang liar dan tak terduga melalui labirin pikiran manusia. Meskipun sulit untuk dipahami sepenuhnya, saya menemukan diri saya terpesona dan terdorong untuk terus membaca, mencoba memecahkan misteri yang ada di balik semua halusinasi ini.
Ini adalah cerita yang benar-benar membuat saya terlibat! Saya merasa seperti saya adalah bagian dari petualangan yang sedang berlangsung, dan saya tidak bisa menunggu untuk melihat bagaimana semua konflik akan dipecahkan.
ngeriii
Tepat di persembunyian Donggo, dia merasakan energi gumpalan hitam mulai membentuk sosok lain meminta keinginannya supaya cepat Bersatu menguasai dunia. Namun Donggo tetap menolak, memberikan berjuta alasan agar makhluk hitam menantinya.
jadi dia nggak di jahatin di sakiti di tindas putri iblis dan Donggo lagi.
Rumi bersenang-senang memulai perjalanan, dia memasuki pasar dan mencoba berbagai macam makanan. Ada banyak nilai jual beli yang bisa mengenyangkannya dalam waktu satu tahun. Pertumbuhan rumi yang sangat pesat membentuk utuh dirinya saat pergi menghembuskan nafas terakhir di negeri gurun pasir.