Dikhianati Suami Dinikahi Miliader Tampan

"Selamat datang, Tuan."

Dua orang pengawal di depan pintu masuk membungkuk memberi hormat kepada Lucifer dan Mark yang baru datang serta Angel yang masih mengalungkan lengan Lucifer dengan setia. Gedung dengan puluhan lantai itu di tutupi dengan seluruh tembok dari luar seakan tak ada yang tahu apa yang terjadi di dalam.

Namun, begitu mereka masuk Angel sadar itu adalah surga dunia bagi seluruh anak manusia ketika sudah mengenal tempat tersebut.

Mereka berada di salah satu kasino milik Lucifer yang ada di kota tersebut.

Ruang kasino yang mewah dan penuh kehidupan itu dipenuhi dengan berbagai mesin permainan, meja taruhan, dan kursi yang elegan. Dinding-dindingnya dihiasi dengan cermin besar dan lampu gantung berkilauan yang menciptakan efek visual yang menarik dan memikat para pengunjung.

Lantai marmer yang mengkilap menambah kesan mewah dan eksklusif pada ruangan ini. Suara riuh para penjudi bergabung dengan musik latar yang enerjik, menciptakan suasana yang penuh semangat dan emosi. Di beberapa sudut ruangan, para pelayan berjalan lincah sambil menyajikan minuman dan makanan ringan untuk menambah kenyamanan para penjudi. Di sekitar meja permainan, penjudi dengan wajah penuh harap dan ketegangan berkumpul, menyaksikan setiap gerakan kartu atau putaran roda yang dapat menentukan nasib mereka.

Di antara kerumunan, terdapat mereka yang merayakan kemenangan sementara yang lain menangis kesal atas kekalahan. Setiap sudut ruangan menyuguhkan cerita yang berbeda, menciptakan drama yang tiada henti di balik gemerlap lampu dan kilauan koin.

Lucifer dan Angel berdiri tepat di tengah-tengah kerumunan banyak orang.

"Tuan, Tuan Johnson sudah tiba," Mark berkata dengan suara yang pelan dan setengah berbisik.

"Kita ke lantai atas,"

"Baik,"

Mark membawa kedua orang itu menuju lift. Angel mengikuti dua orang itu dengan langkah yang pelan.

"Apa gaunmu sangat menganggu? Hingga kamu berjalan dengan pelan?"tanya Lucifer di saat Angel memperlambat langkahnya.

"Untuk apa kita di sini? Apa kamu ingin menjualku?"tanya Angel dengan nada was-was.

"Nyonya. Selama Anda menjadi wanita dari Tuan kami. Tak akan ada orang yang berani menyentuh Anda. Jika Anda ingin membalaskan dendam Anda. Anda perlu tahu dunia yang kejam ini. Kita mulai dari sini,"Mark berkata dengan tegas dan lugas untuk membuat Angel mengerti. Jika Angel sudah waktunya mengubah cara dia berpikir tentang Lucifer.

"Satu lagi, Anda perlu menghormatinya. Karena, selama ini tak ada yang pernah memandang Tuan Lucifer dengan rendah seperti yang Anda pikirkan. Beliau adalah seorang miliader dan Bos Mafia. Beliau adalah pimpinan kami,"lanjut Mark. Mereka kini berada lantai lima gedung itu. Lucifer hanya diam membiarkan Mark menjelaskan semuanya kepada Angel. Wanita itu terdiam dan tak bergeming bahkan tak berani menatap Lucifer dan membantah setiap ucapan Mark.

"Oke, kita sampai."

Mereka bertiga tiba di lantai enam di mana rapat itu berlangsung. Dua pengawal sedang berjaga di depan pintu masuk. Mengetahui Lucifer datang mereka langsung memberi hormat dan tak memeriksa Angel karena wanita itu datang bersama dengan Lucifer.

Pintu ruangan rapat terbuka beberapa orang berdiri untuk menyambut kedatangan sang pemilik kasino mewah itu. Tetapi, hanya satu yang masih duduk dengan gelas wine di tangannya yang sedang diputar-putar olehnya. Orang itu adalah Tuan Johnson dari keluarga Yakuza yang terus bersaing dengan Lucifer beberapa tahun yang lalu.

Namun, kali ini datang untuk mengajak Lucifer bekerja sama. Johnson dan Lucifer memiliki usia yang sama tetapi tidak dengan pikiran keduanya.

Mark menarik kursi pimpinan rapat untuk Lucifer. Lalu, menarik kursi yang lain untuk Angel.

Pandangan Johnson tertuju kepada Angel. Meskipun Angel tak terkenal di dunia bisnis sebelumnya. Setidaknya nama keluarganya dikenal oleh banyak orang nomor lima dari lima keluarga terkaya di kota itu.

"Sebelum rapat dimulai. Kenalkan ini Nyonya Angel Aurora Shapire. Istri dari Tuan Lucifer Nicholas Wilson. Jadi, Nyonya Angel adalah penentu berjalannya rapat hari ini,"Angel tersentak ketika namanya dijadikan kandidat dalam rapat penting itu. Angel melirik Lucifer pria itu mengedipkan matanya untuk meminta Angel untuk tenang.

Beberapa orang yang ikut rapat pada malam itu saling pandang satu sama lain. Tuan Johnson yang mendengar ikut syok hingga pria itu tertawa keras. Lucifer mengerutkan keningnya karena mendengar tawaan pria itu.

"Wah, Saya benar-benar tak menyangka ternyata Anda normal. Maaf, maksud saya banyak berita yang beredar Anda tak tertarik dengan wanita hingga melajang sampai usia kepala tiga,"cibir Johnson. Lucifer menatapnya tajam tapi tak membalas ucapan pria itu.

"Oke, kalau begitu mari bersulang untuk memberi selamat kepada Tuan Lucifer dan Nyonya...."

"Nyonya Angel,"Sambung Mark.

"Ya, Nyonya Angel. Mari!"Johnson mengedipkan satu matanya ke arah Angel ketika menyebut nama wanita itu. Pandangan itu pun tak luput dari Lucifer yang sejak tadi tangannya sudah terkepal.

Rapat dimulai.

Dinding ruangan terbuat dari kaca bening yang dilapisi tirai tebal, sehingga tak ada yang dapat melihat ke dalam. Meja rapat panjang berlapis kayu mahoni menghiasi ruangan tersebut, dengan kursi-kursi kulit berwarna hitam yang terlihat nyaman mengelilinginya.

Layar proyektor besar tergantung di salah satu dinding, menampilkan grafik-grafik yang menunjukkan pertumbuhan bisnis kasino itu. Di ujung meja, seorang pria berwibawa duduk dengan tenang sambil menyeruput kopi dari cangkir kristal yang elegan. Dari ekspresi wajahnya yang tegas dan garis keras di dahinya, terlihat jelas bahwa pria itu merupakan sosok yang disegani di tempat ini.

Di sekelilingnya, para pengurus kasino duduk dengan rapi dan tampak serius menyimak setiap kata yang keluar dari mulut Lucifer.

Ketika rapat berlangsung, tak ada suara yang terdengar selain suara tegas Lucifer yang mengarahkan kepada para pengurus kasino. Sesekali terdengar suara pena yang bergerak cepat di atas kertas, mencatat setiap poin penting yang disampaikan.

Di lantai bawah, gemerlap lampu dan musik kasino terus menggema, menciptakan atmosfer yang kontras dengan keseriusan di dalam ruang rapat tersebut.

Namun, dibalik tirai tebal dan kaca yang memisahkan mereka, tak ada yang menyadari apa yang sedang terjadi di dalam ruang tertutup itu, di mana keputusan-keputusan penting sedang dibuat untuk menentukan masa depan kasino yang mewah ini.

"Senang bekerja sama dengan Anda,"Johnson berdiri dan mengulurkan tangan ke arah Angel. Lucifer ikut berdiri dan langsung merampas tangan Johnson dari pandangan Angel.

"Jika keuntungannya menurun dalam dua bulan ke depan maka Wilson berhak memutuskan kerja sama sepihak,"ancam Lucifer dengan tatapan yang dingin. Johnson menghela napas dan mengangguk.

"Saya mengerti,"balas pria itu dengan senyuman tipis di wajahnya. Pandangannya tak terelakkan dari Angel. Pria itu benar-benar terpikat dengan Angel yang bisa dikatakan berubah 100% dari sebelumnya.

Lucifer mengulurkan tangan ke arah Angel meminta Wanita itu untuk berdiri karena mereka semua akan meninggalkan ruangan tersebut.