NovelToon NovelToon
TRUE LOVE For MAYA

TRUE LOVE For MAYA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Fantasi / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: non esee

Mohon bijak dalam membaca.

Maya Mawanda harus menerima kenyataan bahwa suaminya tak mampu lagi menafkahinya lahir dan batin. Menjadi menantu yang pertama dengan ekonomi terendah di banding menantu yang lainnya.

Kesetiaan, di remehkan, perselingkuhan, dan hubungan terlarang akan mewarnai perjalanannya hidupnya.

Pertemuannya dengan seorang pria. Membuatnya sadar akan cinta yang sesungguhnya. Akankah berahir bahagia??

Ikuti kisahnya yaaa..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon non esee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HARUSKAH GUA EGOIS BANG

Nalendra keluar dari ruangan Lingga dengan perasaan gamang. Entah salah atau benar dengan keputusannya yang telah di ambil. Tak bisa di pungkiri, wanita yang baru saja di kenalnya mampu menggerakkan hatinya. Wanita yang ia ketahui telah bersuami itu, mampu mengusik hatinya.

Baru saja Lendra akan memulainya dengan hubungan pendekatan..

Lendra sudah di hadapkan dengan kenyataan bahwa bukan hanya dirinya yang mengenal Maya dan menginginkan Maya, tetapi Kakak sepupunya sudah lebih dulu mengenalnya.

"Haruskah gua egois Bang? Tapi gua bisa melihat dengan jelas binar cinta di mata elu untuk Maya. Hariskah gua mengalah? Tapi kenapa rasanya gua gak rela ngelepasin Maya. Aagghhh.. Sialan."

Lendra meninju jok motornya untuk menumpahkan kegalauannya.

Menggunakan helm full ficenya. Lendra menghidupkan mesin motor sportnya, membelah jalan ibu kota di atas dua roda yang terus berputar mengikuti sang Tuan membawanya. Seandainya yang menjadi pesaingnya bukan lah Lingga, Lendra tidak akan mundur selangkahpun.

Dan saat ini situasinya berbeda, Lingga bukan hanya sekedar sosok Kakak sepupu baginya. Tetapi sosok yang menjadi panutan dan saudara satu-satunya yang ia miliki.

Tetapi tekatnya sudah bulat, tanpa di minta atau tidak, Lendra akan mencari tau siapa sosok Maya yang sebenarnya, rumah tangga seperti apa yang wanita itu jalani selama ini.

Seketika, Lendra langsung berbelok, memutar haluan, motornya mengambil jalur yang berbeda, berubah dari tujuan yang sebenarnya. Menggunakan motor sport dengan kapasitas mesin tinggi, hanya memakan waktu 15 menit untuk tiba di kediaman Tante Rossa.

Salah seorang satpam rumah, membuka pintu pagar dan menyapa setelah Lendra membunyikan klaksonnya dan di jawab anggukan dari atas motor. Tanpa di ketahui Lingga, Cjokro, dan Lusiana istri pertama Sutan Cjokro Hanunggara. Lendra terkadang sesekali datang berkunjung ke rumah minimalis dua tingkat berukuran luas. Rumah yang menjadi tempat tinggal istri dari Cjokro ayah Lingga.

"Sore Den Ganteng.. Duhh si aden lama gak main kesini?" Asisten rumah tangga Tante Rossa itu menyambutnya setelah membukakan pintu.

"Tante ada? Lendra bertanya sambil membuka jaket saat kakinya melangkah masuk ke dalam rumah.

"Ibuk ada di kamarnya Den, baru saja sampai tidak lama dari Aden datang."

"Den Lendra mau Bibik Buatkan minuman apa? mau kopi panas? Apa teh panas? Apa mau minuman dingin?" pekerja bernama Maryamah itu menawari Lendra beberapa pilihan minuman.

"Bir ada Bik?" Lendra menggoda Bik Mar dengan tertawa

"Ihh, si Aden mahh... Bibik gak ngerti minuman gituan? Kalau Bir Pletok baru Bibik tau."

Tanpa bertanya lagi, Bik Mar mengeluarkan beberapa jeruk dari dalam lemari pendingin untuk di olah menjadi minuman dingin.

Lendra merebahkan tubuhnya di sofa yang berada di ruang tengah, sambil menghidupkan layar televisi sambil menunggu Tantte Rossa keluar dari dalam kamar. Lendra mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan singkat kepada seseorang.

°°°°°°

ROS BUTIQ

Maya di cecar banyak pertanyaan oleh Dina, tetapi Maya masih terdiam duduk di lantai bersandarkan sofa, seperti yang biasa ia lakukan kalau sedang beristirahat. Menenggadahkan kepala di dudukan sofa, sambil memejamkan matanya.

Maya menginggat kembali kejadian beberapa jam yang lalu, sungguh tidak di sangka. Haris, suami yang ia dampingi selama 5 tahun, dan ia layani selama 3 tahun di masa sakitnya, akan bertindak dan bersikap solah-olah Maya tidak ada.

Rasa kecewa, rasa sakit yang di terimanya, tidak akan mudah dengan cepat menghilangkannya. Hubungannya dengan Haris bukanlah seperti dua orang yang remaja yang sedang berpacaran, bisa pergi sesuka hati tanpa, atau dengan mengucapkan kata putus dan selesai.

Tapi yang ia jalani adalah sebuah pernikahan yang memiliki komitmen dan janji pernikahan. Bagaimana dengan statusnya ke depan.

"Haruskah aku menunggumu Mas?" untuk kesekian kalinya Maya kembali menumpahkan lagi air matanya. Maya kembali menangis saat merasakan perih itu kembali datang mengiris hatinya.

"May.. Jangan bikin aku takut donkk... Kamu kenapa?" Dina merangkul pundak Maya dan mengelus punggungnya saat melihat temannya menangis terguncang.

"Aku tunggu sampai kamu siap cerita May, tapi udah ya nangisnya.. Aku jadi ikut sedih May.." Dina bicara sambil mengusap pipinya, tanpa di minta, ia pun ikut menitikan air mata, ia ikut merasakan kesedihan yang di rasakan Maya, apa lagi tangisan Maya terdengar menyayat hati.

"Aku harus bagaimana Din? Aku harus bilang apa sama Umi di kampung?" Maya bertanya di sela-sela tangisannya dengan suara tersendat-sendat.

"Iya, tapi ada apa? Cerita yang jelas May?

Sebentar, aku ambilin minum dulu buat kamu." Dina berajak bangun, mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih dari dalam dispenser.

"Minum dulu May, biar tenang.." Dina menyodorkan gelas ke tangan Maya beserta tissue yang sempat di ambilnya.

"Srooot.." Maya membuang cairan berlendir dari dalam hidungnya.

"Idihhh.. lagi sedih juga sempet-sempetnya jorookk.. Masukin sini, ke dalam plastik." Dina memberikan kantung plastik untuk menampung tissue kotor.

"Sekarang cerita , ada apa May? Kalau di pendem sendirian malah jadi penyakit. Gimana aku bisa kasih pendapat kalau belum mendengar kejadian yang menimpa kamu?"

Masih dengan mata memerah sisa tangisan, pelan-pelan Maya mulai menceritakan kejadian demi kejadian yang di alaminya siang ini, dari mulai ia dan Tantte Rossa meninggalkan rumah sang calon pengantin sampai ia meminta ijin kepada Tante Rossa dengan niat menebus obat dan membeli makanan. Hingga ia harus mengejar mobil yang membawa Haris, semuanya terperinci di sampaikan Maya

"Kamu mau tau jawabanku May?"

Maya menganggukkan kepala.

"Jawabanku akan terdengar kejam dan egois. Tapi seperti inilah faktanya.

Minta kepastian kepada Haris? Dengan atau tanpa persetujuannya, kamu berhak mengambil keputusan. Hubunganmu dengan Haris sudah tidak sehat dan tidak jelas. Apa lagi kalau sampai 3 bulan dia tidak memberi kabar."

"Aku memang bodoh May, tapi aku paham hukum pernikahan, dan untuk lebih jelasnya kamu bertanya saja dengan orang yang tepat. Jangan ke Kang Oleh, nanti malah belok." Dina terkikik mengingat pria itu masih marah kepadanya.

"Kamu ini sempat-sempatnya bercanda." Maya menggeplak paha Dina.

"Aww.!! Sakit May..." Dina mengusap-usap pahanya.

"Dan soal Umi. Kamu harus jujur, jangan ada yang di tutupi lagi.(

"Tapi aku kasihan dengan Umi, Din. Pasti akan menjadi beban pikirannya."

"Umi akan lebih terbebani lagi kalau kamu terus berbohong Mayaa... Mau sampai kapan? Kamu mau jadi anak durjana bohong sama orang tua?"

"Emangnya aku Kang Cilokmu, Durjana."

Dina tertawa mendengar ucapan Maya.

"Lagian yaahh.. Tega bener sih suami kamu May? Pasti ada yang memicu pikiran Haris, sampai-sampai dia bersikap seperti itu. Apa sebelumnya kalian bertengkar?"

Maya teringat akan kejadian saat ia lembur dan pulang malam. Dimana Mama Hani menyampaikan kepada Haris, akan tuduhannya terhadap Maya yang mendekati Herman. Saat akan tidur, Haris diam sama sekali tak membahasnya.

"Apa Mas Haris cemburu, Din?" Maya bertanya setelah bercerita kembali.

"Terlepas suami kamu cemburu atau tidak. Sikap, tindakan, dan keputusan suamimu sangatlah di sayangkan May."

Mendengarkan ucpan Dina, Maya terdiam beberapa saat sambil menatap cuaca di balik kaca yang sudah mulai beranjak sore, tidak terasa jam di dinding sudah menunjukkan pukul 5 sore.

Drettt ... Dreettt ...

Ponsel Maya bergetar tanda ada pesan masuk ke aplikasinya. Saat di buka, nomor baru milik pria yang sudah menolongnya.

"May, simpan nomorku." Lendra

****

Bersambung ❤️

1
Ida Safitri
cinta itu tdk hrs di ucapkan dgn mengobral kt cinta
tp dgn perbuatan yg nyata karna cinta yg sesungguhnya cinta itu tak bersyarat
Imas Siti Rokayah
sweet banget daeng
Zayna Khanza
panggilan alam🤣🤣🤣
Zayna Khanza
nyesekk banget di part ini thorr
tri Wijayanti
ya udah mah,mamah ambil tuh anaknya biar cepet Maya bisa terlepas dr beban hidupnya
Dewi Purbowati
Lumayan
Dewi Purbowati
Kecewa
Ani Ani
cerita yang habis
Ani Ani
mejung pusara Anak nya
Ani Ani
ada yang sedeh nak ditingal kan
Ani Ani
semoga hidup kamu bahagia
Ani Ani
mukin ada yang tak betul kot
Ani Ani
kena Kotor habis
Ani Ani
DIA ingin jumpa kawan Baik nya
Ani Ani
ada yang marah ni
Ani Ani
kena Macan baru nak makan
Ani Ani
kawan lama nya
Ani Ani
rasia lagi
Eka Yuliana
God kak,bukan good...
terus lauk pauk dan obat buat haris di kemanain tuh
Ani Ani
akhir nya bersatu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!