Joanna terbangun dari tidurnya dan seketika dia terjaga di masa sepuluh tahun ke depan, melintasi waktu dan mendapati dirinya harus menikahi pria beranak satu yang merupakan kakak iparnya bernama Javiero.
Mungkinkah pernikahannya akan bahagia dengan Javiero, sedangkan dia dikirim untuk mengemban misi rahasia dari organisasi pengendalian siluman.
Joanna datang ke masa depan karena dia mendapat tugas rahasia dari organisasi, mencari Kruze dan memburunya untuk ditangkap serta dibawa pulang kembali ke masa mereka hidup, sebab Kruze telah mencuri pusaka Luchnos milik organisasi pengendalian siluman yang ditakutkan Kruze akan menjadi siluman terkuat dengan tujuan untuk menguasai dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Menghilang
Gedung megah di dekat pusat Kota Ottawa, menjulang tinggi di langit, merupakan tempat dimana acara pernikahan Joanna dan Javiero berlangsung khidmat serta meriah.
Resmi.
Hubungan antara Joanna dan Javiero sekarang telah resmi dan legal sebagai sepasang suami-isteri baik secara hukum negara maupun secara agama.
Bagi Javiero mungkin saja hal itu terlalu cepat untuk mengadakan pernikahan lagi setelah kepergian Mariana Hamilton dari sisinya untuk selama-lamanya.
Namun, paksaan kedua orang tua telah membuatnya harus segera menikah lagi, jika mengingat Luvena, putri kandung Javiero dari hasil pernikahan pertamanya bersama Mariana Hamilton.
SERRR... SERRR... SERRR... !
Suara air dari kamar mandi terdengar mengalir deras.
Tak lama kemudian berhenti.
Javiero menyelesaikan aktivitas mandinya dengan mengenakan kemeja biru bergaris-garis serta celana panjang warna hitam dan sepatu kulit warna biru, dia berjalan keluar dari ruangan lain yang ada di gedung, tempat dia dan Joanna menikah.
Suara langkah kakinya terdengar ringan saat dia melangkahkan kedua kakinya menuju kamar pengantin.
TAP... !
TAP... !
TAP... !
Kamar pengantin penuh kenangan, saat pertama kalinya Joanna harus kehilangan keperawanannya.
Ruangan penuh hiasan bunga mawar putih yang terpajang di tiap sudut-sudut kamar pengantin.
Dimana Joanna berada sekarang ini, dan mungkin saja perempuan itu masih terbaring tidur di atas ranjang.
Javiero terus melangkah ke arah kamar yang sengaja dipersiapkan untuk hari spesialnya yaitu hari saat dia menikah.
Kamar pengantin terletak di ujung ruangan yang terletak di lantai atas setelah lantai bawah sebagai tempat acara biasanya diadakan di gedung ini.
Raut wajah Javiero terlihat sangat serius ketika dia melangkah menuju ke arah kamar pengantin.
"Apa dia sudah bangun ?", ucap Javiero.
Javiero meraih pegangan pintu kamar untuk masuk ke dalam.
Pada saat pintu terbuka lebar.
Suasana di dalam kamar tampak sepi, tidak ada tanda bahwa Joanna berada di dalam sana.
Javiero mengedarkan pandangannya ke arah sekitar ruangan kamar, mencoba mencari-cari keberadaan Joanna tetapi tidak terlihat Joanna dimana-mana.
"Kemana dia ?", ucap Javiero.
Tampak Javiero kebingungan karena dirinya tidak mendapati keberadaan Joanna di dalam kamar.
"Apa dia mandi ?", ucapnya lagi.
Javiero mempercepat langkah kakinya ke arah kamar mandi untuk masuk.
Sejenak dia menahan langkah kakinya dan berusaha mendengarkan suara di dalam kamar mandi dengan mendekatkan telinganya ke arah pintu kamar mandi.
Namun, tidak mendengar sama sekali aktivitas di dalam sana bahkan suara aliran air dari kran juga tidak terdengar dari dalam kamar mandi.
Javiero mengambil inisiatif untuk memaksa masuk ke dalam kamar mandi, saat dia hendak mendobrak pintu ternyata tidak terkunci.
BRAK !
Pintu kamar mandi dia buka lebar-lebar hingga daun pintu membentur keras dinding kamar mandi.
Javiero tidak menemukan keberadaan Joanna di dalam kamar mandi, tak seorangpun yang berada di sana.
"Dia menghilang ???", ucap Javiero.
Terlihat Javiero yang kebingungan karena tidak mendapati Joanna di dalam kamar mandi maupun di dalam kamar tidur.
"Di hari pentingnya, perempuan itu pergi tanpa pamit !?", kata Javiero tertegun.
Raut wajah Javiero berubah seakan-akan tak percaya jika Joanna, perempuan yang baru sehari dia nikahi sekarang pergi entah kemana.
"Apa maksud dia !?", ucap Javiero kelabakan.
BRAK !
Javiero menghentakkan pintu kamar mandi hingga tertutup rapat. Dia sendiri lalu memutar tubuhnya dan mempercepat langkah kakinya keluar kamar tidur.
"Kemana dia ?", ucap Javiero mulai panik.
TAP... !
TAP... !
TAP... !
Suara langkah kaki Javiero kembali terdengar cepat saat dia melangkah.
Berjalan sepanjang jalan koridor yang sepi karena seluruh gedung ini sengaja dia sewa sendiri, khusus untuk acara pernikahannya. Karena itulah, tidak ada seorangpun yang terlihat berlalu-lalang di dalam gedung megah ini.
Javiero setengah berlari sambil mengedarkan pandangannya ke arah lain di ruangan gedung.
Langkah kakinya terus menggema keras saat dia berjalan cepat.
"Kemana dia pergi ?", ucapnya.
Javiero segera menghubungi anak buahnya yang berjaga-jaga di sekitar gedung ini melalui alat komunikasi yang terhubung secara khusus dengannya lewat telepon seluler.
"Cepat cari Joanna ! Dia tidak ada di gedung ini !", ucap Javiero.
Javiero menghubungi melalui telepon selulernya saat dia berbicara dengan salah satu anak buahnya yang ada di luar gedung.
"Jangan sampai dia kabur !", pesannya lagi.
TUT... !
TUT... !
TUT... !
Suara alat komunikasi yang terpasang pada telepon selulernya terputus.
Javiero menutup saluran teleponnya setelah memberi perintah pada anak buahnya untuk segera mencari Joanna yang mendadak hilang.
Kembali Javiero memperhatikan arah sekelilingnya dengan sorot mata tajam.
Javiero memandang area gedung dengan seksama serta penuh serius, mencari-cari keberadaan Joanna yang mungkin saja dia tengah berada di sekitaran gedung ini.
"Apa yang dia lakukan sebenarnya !?", ucap Javiero yang tidak habis mengerti dengan sikap Joanna.
Tiba-tiba menghilang setelah baru sehari menikah tanpa pemberitahuan.
Javiero menghela nafas panjang sembari mendongakkan kepalanya ke arah atas, berusaha berpikir jernih.
"Yang di lakukan oleh Joanna hampir sama dengan yang dilakukan oleh Mariana, kakak perempuannya, tiba-tiba menghilang dan dikabarkan meninggal !?"
Javiero mengeluh atas sikap kedua kakak beradik itu.
Kedua kakak-beradik yang secara kompak, bersama-sama menghilang tanpa kabar berita, yang satu hilang misterius dan tak pernah kembali bahkan di kabarkan telah meninggal dunia. Dan satunya lagi hilang sehari setelah menikah serta tanpa memberitahu apapun pada Javiero.
Javiero nyaris tidak memahami situasi yang dia hadapi sekarang ini, hal yang terjadi pada Joanna dengan terus terangnya, dia menghilang tanpa kabar yang jelas.
Sesekali Javiero memeriksa telepon seluler yang ada digenggaman tangannya lalu dia memutar badannya sembari mengelilingi gedung.
Kosong !
Tetap saja gedung kosong karena Javiero telah memesan seluruh gedung bertingkat ini secara khusus untuknya seorang bersama Joanna.
"Astaga... !? Tuhan ku... !?", serunya berusaha sabar.
Javiero menarik nafas dalam-dalam sembari mengusap asal kepalanya yang terasa pening karena harus memikirkan Joanna, isterinya yang tiba-tiba menghilang tanpa sebab yang jelas serta meninggalkan pesan apapun.
"Kemana dia !?", gumam Javiero.
Javiero mencoba kembali memperhatikan arah sekitar di ruangan gedung yang luas ini.
Pelan-pelan Javiero kembali menelusuri jalan-jalan yang ada di gedung bertingkat ini dengan lebih teliti lagi.
Memeriksa satu persatu setiap ruangan di dalam gedung megah ini, berharap Javiero segera menemukan keberadaan Joanna.
"Apa dia pulang ke rumah ?", ucapnya kemudian.
Javiero meraih telepon genggamnya dari dalam kantong celananya lalu memeriksa daftar nomer telepon yang tertera di ponselnya.
"Coba aku hubungi ibu Joanna..., mungkin saja dia tahu dimana Joanna sekarang...", ucapnya.
Javiero menekan angka-angka pada layar ponselnya untuk menelpon ibu kandung dari Joanna Hamilton.
TUT... !
TUT... !
TUT... !
Jaringan telepon terlalu sibuk sehingga telepon Javiero tidak dapat tersambung dengan baik.
lanjut lah..
Good Job author ❤️