Note : Jangan di like kalau gak baca
Lucy mendapati dirinya berada di dunia lain yang tidak ia ketahui sebelumnya, tiba-tiba ia mengalami hilang ingatan. Dan menemukan identitas baru sebagai Putri Louise.
Cerita ini aslinya untuk ikut event
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuuki Haru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 07 : Acara Pesta
Mendengar perkataan dari Louise hanya membuat Altair tertawa karena ia sempat berfikir bahwa sebenarnya itu adalah perkataan dari seseorang yang tengah menutupi perasaan cemburunya.
"Iyain aja deh, toh kalau kita— lah Louise mana dah? Apa dia ninggalin gw, tapi kapan?" dengan langkah cepat Altair mencari keberadaan dari Louise namun tidak ketemu. "apa dia itu ninja ya?"
Sementara itu di sisi lain Louise tengah menulis sebuah catatan tentang kegiatannya saat itu, entah apa tujuannya melakukan itu apakah hanya untuk mengisi waktu luang atau supaya ia tidak melupakan kenangannya lagi, karena sebelum ini ia sempat kehilangan ingatan.
Karena bosan Louise memanggil Leo, tapi tanpa ia duga ternyata tidak bisa melakukannya, jadi niatnya pun ia urungkan dan memilih untuk melanjutkan kegiatan bersantainya, apalagi hanya saat itu ia tidak di ikuti oleh siapapun termasuk Haruki ataupun Altair.
Namun saat sedang bersantai tiba-tiba Altair masuk seraya berdiri di samping Louise. "boo" ucap Altair seraya tertawa lepas.
"Jika kau fikir hal itu bisa membuatku kaget, maka sebaiknya kau menyerah saja." ucap Louise tanpa mengubah posisi duduknya. "kau lebih baik pergi saja bersama dengan orang yang kau sukai itu, karena aku bahkan tidak peduli."
"Kau cemburu kan ya? Itu sebabnya kau bahkan tidak mau menatap—"
"Hah? Untuk apa aku melakukan hal itu?" dengan kesal Louise membanting buku di tangannya dan menatap. "katakan lagi apa yang baru saja kau ucapkan, ingin ku dengarkan sekali lagi."
"Untuk sementara aku akan pergi, tapi ingat kau akan—"
"Kalau mau pergi, ya pergi aja gak usah ngebacot." Louise berdiri dan berdiri di depan pintu. "aku hitung ampe 3—"
"Iya deh aku pergi aja." tanpa mengatakan apa-apa lagi Altair meninggalkan tempat itu.
Karena di sana sudah tidak ada siapapun lagi, Louise beristirahat sejenak apalagi ia juga harus mempersiapkan dirinya untuk pesta yang akan segera diadakan beberapa jam lagi, namun entah kenapa fikirannya tidak bisa tenang.
'Entah kenapa hari ini banyak sekali orang aneh dalam hidupku.' Louise terduduk seraya menopang dagunya di atas meja. 'tapi di sisi lain aku juga bahagia karena sebelumnya aku bahkan hampir tidak punya seorang teman, kecuali—'
Namun karena beberapa alasan Louise merasa bahwa masa lalu adalah hal yang tidak penting, ia pun berdiri lalu mengunci pintu kamarnya dan bersiap untuk mengikuti pesta untuk dirinya meski kadang ia merasa bahwa hal itu tidak perlu sampai di buat acara meriah.
Beberapa saat berlalu namun Louise belum juga menemukan gaun yang cocok untuk dirinya, padahal hampir semua gaun dari dalam lemari telah ia keluarkan, ia pun terduduk di samping kasur dengan wajah kurang bersemangat karena ia tidak mungkin mengenakan gaun pasaran karena itu mungkin sama dengan orang lain.
Selesai berganti pakaian Louise pun berjalan keluar dari kamarnya, meski tanpa menggunakan make-up tapi ia terlihat hampir sempurna, tapi ia masih tidak mau melihat cermin dengan alasan tertentu.
Dengan perasaan bercampur aduk Louise berjalan ke lorong rumahnya yang saat ini terlihat sedikit sunyi juga sepi, ia menatap ke arah langit sambil mempertanyakan tentang keberadaannya serta perasaan di dalam dirinya.
"Cinta, ya? Apa itu cinta? Apa ketika kita bersama seseorang dan jantung berdebar kencang?" Louise menatap tangannya dengan wajah kebingungan. "Tapi aku tidak pernah merasakan hal itu saat aku bersama dengan siapa pun."
"Kau tampak sudah bersiap untuk pesta malam ini? Apakah ada hal yang ingin kau katakan?" tanya Kyle seraya menepuk pundak dari anaknya. "aku yakin kau pasti tahu inti—"
"Aku akan bertunangan dengan Altair, kan? Tapi kenapa?" Louise tampak tidak bersemangat bahkan ia seperti baru saja bangun dari tidur.
"Apakah itu reaksimu? Tenang saja karena suatu hari kau pasti akan mengerti." ucap Kyle seraya memeberikan semangat. "dan jangan lupa pestanya untuk perayaan terpilihnya kau sebagai seorang Ratu."
"Apakah itu penting? Maksudku di mana kerajaanku nanti?" tanya Louise seraya menatap ke arah depan. "bukankah Ratu dari Aldiora adalah Roxanne?"
"Kau akan tahu nanti jadi bersabarlah sedikit." jawab Kyle. "kalau begitu ayah pergi dulu, dan sampai jumpa di tempat acara nanti."
Beberapa saat kemudian Haruki datang dan berniat untuk menghibur namun tampaknya kehadirannya tidak di anggap karena saat itu Louise seperti sedang memikirkan banyak hal, entah apa itu.
Dua jam berlalu dan Louise menjadi sedikit lebih panik, apalagi ia tidak pernah menjadi bintang dalam sebuah acara yang di hadiri oleh orang tak ia kenali, selama ini meski keluarganya membuat acara hanya terbatas pada orang sekitar dari rumahnya saja.
Namun karena beberapa alasan akhirnya Louise memberanikan dirinya dan berjalan ke arah ruang acara yang ternyata mereka hanya tinggal menunggu kedatangan dirinya sebelum memulai acara tersebut, tapi pandangannya terhenti ketika melihat beberapa orang tak di kenali, ia pun berjalan ke samping Haruki.
"Siapa mereka? Dan apa yang mereka lakukan di sini?" Louise berbisik agar tidak seorangpun dari orang di sana bisa mendengarkan.
"Mereka adalah calon—"
"APA??!!!"
"Putri, tolong jangan berteriak di telingaku." ucap Haruki seraya mengusap telinganya.
"Karena putri Louise telah sampai maka setelah perayaan di tempat ini, kita akan pergi mengunjungi kerajaan Celestia." Kyle berdiri seraya memberikan kata sambutan. "dan semoga Raja Aaron juga Ratu Sharon menikmati hidangan dari kami."
"Tunggu sebentar." ucap Louise seraya mengangkat tangannya. "apakah ini ada hubungannya dengan pertunangan?"
"Ternyata Putri Louise adalah orang yang cepat tanggap." ucap Raja Aaron. "aku sangat bangga memiliki orang sepertimu dalam bagian dalam keluargaku."
'bukan itu maksud perkataanku.' Louise kembali ke tempat duduknya karena perkataannya tampak seperti angin berlalu. 'jika saja aku bisa pergi dari rumah dan berkeliling.'
"Jika mau bisa bergabung dalam akademi sihir." ucap Haruki yang seakan akan bisa membaca fikiran dari tuannya. "jika berhasil mencapai tingkat SS, maka akan besar kemungkinannya untuk menjadi petualang."
"Haruskah menjadi seorang penyihir? Karena sebenarnya aku tidak mempercayai semua hal berbubungan dengan sihir." ucap Louise dengan raut wajah dan nada tidak bersemangat. "di tambah lagi aku sedang bosan."
"Apa hubungan bosan dengan tidak suka sihir." Haruki menggelengkan kepala mendengar pernyataan tersebut.
"Kalau begitu untuk bintang utamanya silahkan berdiri di depan." ucap seorang pembawa acara.
"Putri kau harus berdiri, karena secara teknis kau adalah bintangnya." ucap Haruki.
"Kenapa aku harus melakukan hal itu, aku malas secara tiba-tiba." jawab Louise seraya menguap dan mengusap matanya. "bisakah kita menundanya sampai besok? Atau mungkin sampai beberapa tahun dari sekarang?"