Mungkin semua orang mengatakan aku lah wanita yang paling beruntung di dunia ini,dimana aku yang hannya lulusan sekolah menengah dinikahi seorang pegawai negri yang memiliki pangkat tinggi.Aku bahkan rela meninggalkan agama dan orang tuaku yang tidak merestui hubungan kami demi suamiku.
Tapi siapa yang menyangka pernikahan ini telah membuatku menyesal seumur hidup bahkan aku sudah menggadaikan agama ku demi suami yang hannya menganggap ku babu.
Mungkin ini karma yang harus ku jalani,yang menentang orang tuaku demi pria yang memiliki pangkat tinggi.
ikuti kisah rumah tanggaku,akankah aku bertahan dengan suami yang ringan tangan ditambah mertua yang sangat kejam? Akan kah orang tua ku menerima aku kembali setelan aku murtad dari agamaku demi pilihan ku?
jangan lupa dukungannya kak
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 ~ Istri tidak berguna ~
Hari sudah mulai sore dan sebentar lagi orang kantoran akan kembali pulang,Kenan semakin ketakutan,karena demam Naira belum juga turun bahkan terasa semakin panas,apalagi memar di wajah Naira tidak kunjung hilang.
Naira terus bolak-balik ke kamar dan ke dapur,dia bingung semua pekerjanya hari ini berantakan sementara panasnya Naira belum juga turun walaupun dia sudah melakukan semua hal.
Tidak ingin suaminya nanti marah kepadanya dia meninggalkan Naira,lalu membereskan rumahnya rumahnya untuk sesaat dan sesekali dia memeriksa Naira.Setelah rumahnya sudah mulai bersih,Kenan kembali ke kamar Naira dan memeriksa putrinya itu dia sedikit menghela napas lega karena panasnya berkurang sedikit.
Pada saat itu terdengar suara mobil suaminya yang memasuki bagasi rumah mereka, dia berlari menyambut suaminya,dan membuka pintu seperti kebiasaannya.
"Mas..." Leo keluar dari dalam mobilnya,sekilas dia melihat bekas memar di wajah Kenan tapi dia enggan menanyakan itu karena baginya itu bukan urusannya dan Kenan juga bukan anak kecil lagi.
Naira berjongkok di hadapan suaminya lalu membuka sepatunya,setelah itu meletakkan sepatunya ke dalam rak sepatu.
"Mas ini kopi mu." Ucap Kenan lalu meletakkan kopi di hadapan suaminya.Kenan ingin memberitahu suaminya tapi dia sangat ketakutan sekali tapi jika tidak dikasih tau juga suaminya akan sangat ketakutan.
"Kamu kenapa berdiri seperti orang tolol di hadapan ku,kamu ingin minta jatah sore ini,apa kamu sudah gatal setiap hari harus minta,mulai besok kalau aku pulang kamu harus udah mandi dan wangi bukan seperti sekarang kamu bau sekali,kamu mau suami mu ini mencari wanita diluar sana." Leo membentak Kenan dengan kata-kata menyakitkan.
"Ti_ tidak mas,aku bukan ingin itu,tapi aku ingin bilang kalau Naira badannya sedikit hangat,aku sudah mengompresnya tadi dan panasnya sudah mulai menurun."
"Kenapa kamu baru bilang bodoh.." Leo lansung beranjak dari tempat duduknya lalu mendorong tubuh Kenan yang menghalangi jalannya.
Wajahnya terlihat panik dan tegang dia berlari ke dalam kamar dan menghampiri putri kecilnya.
"Kenan....Apa yang terjadi kepada Naira..Kenapa wajahnya memar seperti ini,kamu memang benar-benar tidak berguna!!"Leo memeriksa panas Naira,saat panas Naira cukup tinggi baginya dia langsung membopong tubuh Naira dan membawanya ke klinik terdekat.
Kenan sangat ketakutan,dia membereskan semua pekerjaan nya di rumah saat ini dia hannya perlu mempersiapkan mentalnya untuk penghinaan suaminya nanti dan mungkin mertuanya juga akan pura-pura menyalahkannya.
Leo membawa Naira ke klinik,sesampainya disana para perawat dan seorang dokter memeriksa panas Naira.
"Dia hannya demam biasa pak Leo,jangan terlalu panik seperti itu,dia akan segera pulih setelah sia makan obat ini."Ucap Dokter dengan senyum ramah karena Leo dan sang dokter adalah teman dekat.
"Syukurlah aku sangat takut maklum lah bro,aku belum punya anak yang lain jadi aku sangat memanjakannya." Jawab Leo.Dan saat itu Naira terbangun dia menatap nanar papanya dan tatapan polos itu membuat Leo luluh.
"Sayang kamu kenapa,...Wajah mu kenapa bisa lebam seperti ini,mama memukul mu?" Tanya Leo saat semua tim medis sudah keluar dari ruangan ini.
"Nenek puk..puk Naila papa...." Ucap Naira polos.Leo mengerutkan keningnya seakan tidak percaya dengan ucapan putrinya tapi dia merasa tidak mungkin putrinya itu berbohong.
"Nanti papa marahi nenek ya sayang,kamu cepat sembuh nanti papa belikan boneka yang besar untukmu." Ucap Leo lalu mencium kening putri kesayangannya itu.
"Apalagi sih yang membuat mereka berdua ribut apa sih maunya ibu,selalu saja cari masalah,lama-lama aku kesal dengan sikap ibu." Ucapnya dalam hati.
Setelah badan Naira kembali normal dan dia sudah tidak demam lagi dokter memberi ijin kepada Leo membawa Naira pulang.Setelah keduanya masuk ke dalam mobil,Leo membawa Naira ke toko boneka yang sangat lengkap seperti janjinya tadi dia membelikan boneka yang bagus untuk Naira dan Naira terlihat sangat senang menerima boneka pemberian papanya.
"Naira kita makan dulu ya sayang,nanti dirumah minum obat biar lekas sembuh."
"No...Papa Naila nga mau makan disini,Naila mau makan di rumah saja sama mama."Jawabannya.Naira memang anak yang sangat pintar mungkin kepintarannya menurun dari Leo papanya.
Leo tersenyum melihat Naira yang begitu imut dan bibirnya yang sangat cantik,dia sadar kecantikan putrinya itu menurun dari Kenan yang memang memiliki kecantikan yang luar biasa dan kecantikannya itu hannya tertutupi penampilannya yang tidak pernah terurus mungkin karena dia tidak pernah memberikan uang untuk istrinya kecuali belanja dan baru-baru ini saja dia memberikan scancare untuk istrinya dan itu sudah cukup dari wajah Kenan yang semakin mulus.
Pada saat mereka keluar dari toko boneka,di emperan toko ada penjual daster yang cukup terbuka,Leo pergi menghampiri toko itu lalu membeli dua potong daster yang menurutnya cocok untuk Kenan kalau malam hari.
"Papa beli baju untuk mama?"
"Iya sayang,mama tidak pernah beli baju untuk mama!
Seakan ikut bahagia Naira memeluk papanya dan mencium wajah papanya,membuat Leo heran.
"Ada apa sayang kamu menciumi papa seperti itu?
"Naila senang papa, baik sama mama."Ucap Naira polos.Leo sekarang sadar ternyata walaupun selama ini dia menghajar istrinya saat dia sedang tidur atau sedang di luar ternyata diam-diam Naira melihatnya juga.
Setelah membeli baju untuk Kenan mereka keluar dari toko lalu kembali ke rumah mereka,di dalam mobil sesekali Leo menoleh ke arah Naira,lebam di wajah Naira masih terlihat jelas dan dia tidak akan memaafkan ibunya kalau sampai itu perbuatan ibunya.
Sesampainya di rumah Leo keluar dari dalam mobil membawa barang belanjaannya,pada saat itu ibu dan kedua adiknya ternyata sedang di teras rumah mereka,Maya menatap sinis ke belanja bawaan Leo.
Leo memberikan Naira kepada Kenan dan juga belanjaannya,dia ingin menemui ibunya dan mengingatkan ibunya karena sudah berani memukul Naira.
"Bawa Naira ke dalam kamar dan jangan keluar sebelum aku masuk."Ucapnya.Kenan hannya mengangguk lalu memangku Naira ke dalam kamar dan juga membawa barang belanjaan mereka.
"Bang...Minta uang dong sama kami jangan hannya Kenan dan Naira dong yang menikmati gaji mu."Ucap Dewi dengan nada menyindir seakan tidak terima.
"Biar saja Dewi,Abang mu memang orang tidak tau diri,ibu yang membesarkan dia dan menyekolahkannya tapi orang yang menikmatinya,ibu sangat kesal melihat Abang mu yang tidak pernah bersyukur akan hal itu,semua tanah warisan ibu jual hannya untuk dia tapi ini balasannya." Ucap Maya lalu membuang wajahnya ke arah lain terlihat kemarahan di wajahnya.
💗💗💗bersambung 💗💗💗