Hamil Oleh Mantan Suami

"Loh Bi,kok ikut masuk?"tanya Laras saat melihat Fabian yang ikut masuk kedalam rumah nya setelah dia mengantarkan Laras pulang sampai rumah.

"Kenapa memang nya?mulai saat ini,selama aku bekera disini,aku akan tinggal disini."jawab Bian dengan santainya masuk kedalam rumah bahkan langsung nyelonong begitu saja masuk kedalam kamar.

Sementara Laras sendiri hanya bisa melongo ditempat saat melihat apa yang dilakukan oleh Fabian saat ini.

Detik kemudian Laras pun terbangun dari lamunan nya dan segera menyusul Fabian kekamar pribadinya.

Laras mengedarkan pandangan nya saat tiba dikamar sederhana itu namun dia tidak menemukan Fabian disana.

Kemudian Laras mendengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi yang menandakan jika pria itu ada disana tengah membersihkan diri.

Laras hanya bisa menghela nafas sepenuh dada saat melihat kelakuan mantan suaminya itu.Entah apa yang ada didalam pikiran nya saat ini,yang pasti Laras hanya bisa pasrah saat pria itu kembali masuk kedalam hidupnya.

Merasa jika keadaan ini tidak baik untuk hatinya.Laras pun segera mengambil baju ganti lalu bergegas keluar dari kamarnya untuk pergi ke kamar lain.

Beruntung rumah itu memiliki 3 kamar dengan kamar mandi didalam nya.Laras memang memilih rumah sederhana namun rumah itu lumayan besar jika di isi hanya satu orang saja.

Rumah itu memiliki 3 kamar tidur,satu dapur ukuran sedang yang menyatu dengan Ruang makan,ruang tamu yang lumayan luas namun tidak memiliki ruang keluarga.

Namun Laras tidak mempermasalahkan itu,karena waktunya selalu dia habiskan didalam kamar saja dan dapur itu hanya saat Laras makan saja,selebihnya Laras selalu didalam kamar.

Setelah 15 menit berlalu,Fabian keluar kamar mandi dengan tubuh yang lebih segar.Rambut yang masih basah dengan handuk yang dililit dipinggang.

Fabian berjalan santai menuju ke arah ranjang dimana sebuah koper kecil terletak disamping ranjang itu.Dan hal itu tentu tidak disadari oleh Laras.

Bagaimana tiba tiba koper itu sudah ada disana saja.Padahal tadi saat masuk Fabian hanya membawa tangan Laras saja.

Dan jawaban nya,tentu saja Fabian sudah lebih dulu datang kesana sebelum membawa Laras pulang tadi.

Aneh,namun itulah Fabian.Dia nekad melakukan apapun untuk mendapatkan orang yang dia cintai.

Pengalaman Fabian yang telat mengatakan perasaan nya pada Rembulan dulu membuat Fabian harus menelan rasa sakit dan kecewa.Maka dari itu,kini Fabian berubah menjadi pria yang sedikit nekad untuk mendapatkan wanita yang dia inginkan.

Sesudah memakai pakaian gantinya,Fabian berjalan keluar kamar namun tidak menemukan Laras disana.

Kedua alisnya saling bertemu saat Fabian tidak menemukan Laras dimana mana.Namun kini netranya menangkap satu pintu yang sedari tadi tertutup rapat.

Bian berjalan cepat ke arah kamar itu lalu masuk begitu saja saat menyadari jika pintu itu tidak terkunci.

Dan saat Bian masuk bertepatan dengan Laras yang baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk yang dililit didada dan bawahnya hanya menutupi setengah paha Laras saja.

"Aaaaa,ya ampun Bian.Kenapa main masuk aja sih?"teriak Laras kembali masuk kedalam kamar mandi.

Sementara baju ganti yang akan dia kenakan masih tersimpan diatas ranjang kamar itu.Laras tidak menyangka jika Bian akan melakukan ritual mandinya dengan cepat.

Setahu Laras,saat masih bersama.Bian selalu menghabiskan waktu selama 30 menit didalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Maka dari itu,Laras jelas tenang tenang saja karena Laras sudah memperhitungkan hal itu.Makanya Laras tadi tidak membawa ganti kekamar mandi karena Laras yakin kalau dirinya akan lebih dulu selesai dari pada Bian.

Yang bertanya kenapa kamarnya tidak dikunci.Sudah satu bulan Laras kehilangan kunci kamarnya.Akibat bulan lalu rumah nya kedatangan dua keponakan nya yang super aktif hingga menghilangkan setiap kunci kamar yang ada dirumah itu.

Ingin marah namun terlajur sayang pada dua bocah hasil dari penyatuan dari wanita bernama Mentari dan juga sang Kakak,Abra.

Belum lagi kedatangan dua anak Rembulan yang ikut nimbrung mengobrak abrik seisi rumah sederhana miliknya itu.

Namun Laras merasa bersyukur karena kehadiran mereka lah membuat Laras tidak pernah merasa kesepian dalam masa kesendirian nya.

Tok

Tok

Tok

"Ayo keluar,kenapa harus malu?aku sudah tahu bagaimana bentuk tubuhmu Ras,jadi ayo keluar.Jangan terlalu lama didalam,"seru Bian terus mengetuk pintu kamar mandi dimana didalam nya ada Laras yang tengah bersembunyi.

"Kamu keluar dulu Bi,aku nggak nyaman kalau kamu ada disini,"

"Kalau tidak keluar aku dobrak nih,"

"Ayolah Bi,aku mau pakai baju.Nanti kita bicara setelah aku ganti pakaian."

Bian tampak menghela nafas saat Laras tidak mau keluar dari kamar mandi saat dirinya ada disana.

Padahal dulu,mereka kerap mandi bersama.Perpisahan sudah merubah semuanya dan hal itu membuat Bian kesal dan menyesali keputusan nya menyetujui perpiaahan itu.

Namun ingin bertahan juga Bian tidak bisa saat melihat bagaimana Laras begitu tertekan dan menderita karena menjadi istrinya.

Hanya perkara belum juga hamil,membuat rumah tangga yang mereka bangun susah payah akhirnya karam juga.

Tapi kini,Bian sudah bertekad.Hamil atau pun tidak,Bian tidak akan lagi menyerah akan hubungan nya dengan Laras.Setelah merasakan bagaimanan tersiksanya Bian saat berpisah dengan Laras.