Cerita ini merupakan penggabungan dua novel othor yang ketiga dan ke empat. Cinta dalam nestapa dan janda kembang. Mana yang belum tau silahkan mampir!
Ziara Puteri Hariawan
Gadis cantik mirip sang Ummi yang berdarah keturunan Aceh asli seolah dirinya selalu dipermainkan oleh Takdir.
Bagaimana tidak, setiap laki-laki yang berniat ingin menikahinya pasti berulah disaat mereka akan melangsungkan pernikahannya.
Ziara sering ditinggal begitu saja tanpa ada kabar ketupusan apapun dari pemuda itu hingga ia harus menahan kecewa berulang kali.
Hingga pada akhirnya Ziara pasrah akan keputusan sang Nenek yang menjodohkannya dengan salah satu kenalannya.
Zidan Putera Ar Reza
Kehidupannya pun sama seperti Ziara selalu di permainksn oleh Takdir. Akankah mereka sanggup bertahan dalam ikatan takdir yang membelenggu mereka menjadi sepasang suami istri?
Ataukah keduanya memilih mundur?
Inilah Kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berdebar untuk pertama kalinya
Ketiga orang itu saling pandang dan mengangguk, Anna terpaksa menuruti keinginan ibu mertuanya. Jerry tidak menghalanginya sedikit pun. Karena ia pun sudah mengambil keputusan.
Demi menjaga persahabatannya dengan Zidan, ia akan melepaskan wanita yang baru saja menelusup ke dalam hatinya itu. Ia akan melepaskan wanita itu demi Abangnya.
Karena ia berpikir. Buat apa mempertahankan wanita yang menyukai pertikaian dan menghancurkan dua orang lelaki sekaligus? Jika ada yang lain kenapa tidak.
Jerry terpaksa menahannya karena Anna sedang mengandung darah dagingnya. Jerry tidak meragukan jika itu janin pria lain.
Karena selama mereka menikah, hanya Jerry yang menyentuhnya. Karena ia sangat mengenal Zidan seperti apa orangnya.
Jadi, saat anak itu lahir. Ia akan mengembalikan Anna kepada kedua orang tuanya. Tak apa kehilangan istri.
Istri masih bisa dicari. Tetapi tidak dengan saudara. Baginya Zidan itu sudah seperti saudara baginya.
Ia lebih memilih Zidan daripada memilih Anna yang belum tentu bisa sebaik Zidan padanya.
Di Kediaman Abi Raga dan Ummi Ira.
Saat ini mereka semua sedang memutuskan apa yang harus mereka lakukan untuk Zee.
"Bagaimana kalau kita pertemukan dulu dengan putra sulungnya Rani? Mak tau kok, kalau Zidan itu pemuda sholeh. Ia pun sama seperti Zee. Ia baru saja ditipu oleh calon istrinya yang merupakan istri dari sahabat karibnya sendiri. Kita tidak boleh memaksakan kehendak, tetapi kita wajib berusaha. Barangkali keduanya cocok?"
Opa Gilang menghembuskan nafas berat. "Ini gimana ceritanya sih Yang? Masa iya cucu kita, kita jodohkan dengan anak sulung Bang Reza? Apa kata daerah coy?" selorohnya yang membuat Ummi Ira dan Abi Raga terkekeh.
Opa Gilang pun ikut terkekeh, karena Oma Alisa menepuk lengannya. "Cay coy cay Coy! Udah ah. Kamu itu udah tuir! Jangan ada lagi bahasa keren jaman now di dalam hubungan kita!" balas Oma Alisa yang disambut gelak tawa oleh ketiga orang itu.
Zee yang turun untuk mengambil minuman ke dapur berhenti di undakan tangga. Ia pun terkekeh mendengar candaan Opa dan Omanya yang sudah tidak lagi muda itu.
Ia melangkah turun ke dapur dan mengambil minum.
"Kita coba dulu. Kita hanya bisa berusaha. Jika dulu atas keinginan nya dan sekarang keinginan kita. Zee sudah dewasa, dia sudah harus menjadi seorang istri. Fitrah seorang wanita itu ya menjadi seorang istri. Jika lelaki kemarin rusak, kan belum tentu yang Mak jodohkan dengannya ini rusak juga? Mak Yakin, kali ini Zee tidak akan kecewa. Zidan pemuda yang baik dan sholeh. Mak tau siapa putra sulung Om Reza itu. Papi kalian pun tahu itu. Kalau dia mengaku tidak tahu, Mak Akan pulang kembali ke Aceh seperti dulu!" ketusnya sedikit kesal kepada sang suami yang kini menggeleng cepat padanya.
"Nggak! Kamu nggak boleh pulang kampung! Aku nggak ngijinin kamu ya!"
"Kita lihat saja nanti!" balas Oma Alisa yang membuat Pria tua itu semakin kesal padanya.
Ummi Ira dan Abi Raga terkekeh. Beginilah kedua orang itu jika sedang berdebat. Oma Alisa pasti mengeluarkan senjata andalannya untuk membuat Opa Gilang terdiam dan tidak berani berkutik.
Zee yang mendengar pembicaraan itu dan seorang pemuda yang disebutkan Omanya merasa jika jantungnya berdebar tidak karuan.
Zee memegangi dada nya sendiri.
"Ada apa ini? Kenapa seolah jantung ini berdetak saat nama nya disebut? Siapa dia? Apa benar pemuda itu jodohku yang sudah disiapkan oleh Allah?
Selama ini, jantung ini tidak berdetak untuk siapappun. Tapi kenapa jantung ini berdetak karena namanya saja?
Kira-kira.. Eperti apa ya lelaki itu? Eh? Astaghfirullah Zee! Sadar! Haram hukumnya membayangkan lelaki lain yang bukan mahram mu! Astaghfirulah ya Allah.. Astaghfirullah.." Batin Zee menjadi panik dan takut sendiri.
Ia hanya merasa heran, kenapa baru namanya saja jantung dan hatinya sudah bergetar. Untuk pertama kalinya Zee mengalami hal ini.
بَارَكَ اللَّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِى خَيْرٍ
“Semoga Allah memberkahimu ketika bahagia dan ketika susah dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.” (HR. Abu Daud, no. 2130; Tirmidzi, no. 1091. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).