NovelToon NovelToon
One + One (One Night Stand)

One + One (One Night Stand)

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Single Mom / Anak Kembar / CEO Amnesia
Popularitas:254k
Nilai: 5
Nama Author: Dea Anggie

Audrey ditipu Adik kembarnya. Ia dijual pada seseorang untuk pelunas hutang. Tahu ia dikhianati sang Adik, Audrey pun berhasil melarikan diri. Sayang sekali, ditengah pelariannya ia justru bertemu pria tampan yang dalam keadaan setengah mabuk.

Hansen yang dijebak perempuan licik, meminta bantuan Audrey. Ia lantas menarik paksa Audrey ke kamarnya. Hal tak terduga terjadi, Audrey tak mampu menolak dorongan tenaga pria kekar yang ada dihadapannya. Pada akhirya, Hansen dan Audrey menghabiskan malam panas bersama-sama.

Saat bangun keesoakan harinya. Audrey tak menjumpai adanya Hansen. Hanya ada secarik kertas dan kartu nama yang ditinggalkan Hansen untuk Audrey. Hansen ingin Audrey menemuinya setelah membaca pesannya. Membaca pesan Hansen, Audrey hanya memasang wajah masam. Ia meremat kertas dalam genggaman dan ingat akan wajah sang Adik yang membuatnya harus kehilangan kesucian sebelum menikah.

Apa yang akan terjadi pada Audrey? akankah ia pergi mendatangi Hansen, atau menghindarinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dea Anggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

One + One (8)

Andrew dan Rose mengantar kepergian Audrey sampai di bandara. Mereka saling berpelukan sebelum Audrey benar-benar pergi.

"Jaga dirimu, sayang. Sejujurnya Mama tidak bisa merelakanmu pergi begitu saja. Alvaro sudah lebih dulu jauh dari kita, dan sekarang kamu." kata Rose menangis.

Melihat air mata sang Mama, membuat hati Audrey semakin merasa bersalah telah berbohong. Ia tidak tega, tetapi ia juga tidak bisa berterus terang.

"Ma-maafkan Rere, Ma." gumam Audrey menangis.

"Jangan menangis, Nak. Maaf, Mama tidak bermaksud bicara begini. Mama hanya meluapkan kesedihan Mama saja. Jangan menangis, ok." kata Rose menyeka air mata Audrey.

"Mama juga jangan menangis," kata Audrey menyeka air mata Mamanya.

Rose menganggukkan kepala, "Ya, Mama tidak akan menangis. Pergilah, nanti kamu bisa tertinggal." kata Rose tersenyum.

"Jaga diri Mama baik-baik. Sesampainya di sana, aku akan langsung menghubungi Mama dan Papa. Pa ... (Audrey menatap Andrew, Papanya) jaga kesehatan Papa. Jangan sampai Papa sakit karena memaksakan diri bekerja. Jangan juga mengabaikan makan, dan jangan buat Mama mengomel. Papa bisa berjanji padaku, kan?" kata Audrey menatap dalam pada Papanya.

Andrew memeluk Audrey. Ia mengusap punggung putrinya lembut. Audrey mengeratkan pelukan, ia kembali menangis.

"Maaf, Pa. Maafkan Rere ... " gumam Audrey.

"Tidak apa-apa, sayang. Pergilah dan kembalilah jika kamu sudah merasa tenang. Maafkan Papa yang tidak bisa tahu keinginanmu, maaf ... " kata Andrew. Yang merasa bersalah karena menganggap dirinya kurang mencurahkan kasih sayang pada anak-anaknya.

Pelukan terlepas. Andrew dan Audrey saling memandang. Andrew menyeka air mata, lalu mengecup kening Audrey.

"Hati-hati di jalan. Hubungi kami setelah sampai. Jika ada apa-apa, jangan sungkan beritahu kami. Kamu mengerti, kan?" kata Andrew memberikan pesan.

Audrey menganggukkan kepala pelan, "Ya, aku mengerti. Sampai jumpa, Pa ... Ma ... (Audrey menatap Papa dan Mamanya bergantian) aku mencintai kalian," kata Audrey berpamitan.

"Kami juga mencintaimu, Re." jawab Rose.

"Kami akan merindukanmu, sayang." sambung Andrew tersenyum.

Setelah berpamitan, Audrey pun berbalik dan berjalan menjauh meninggalkan Papa juga Mamanya untuk segera bergegas masuk ke dalam pesawat yang akan membawanya pergi.

***

Setelah melakukan perjalan jauh. Pesawat yang ditumpangi Audrey mendarat dengan selamat di negeri tujuan. Sepanjang perjalanan rasa bersalah terus menumpuk. Ia menangis sampai membuat matanya bengkak.

Ternyata seseorang sudah menunggu kedatangan Audrey. Ia menyambut Audrey dengan senyuman dan sukacita.

"Selamat datang, kesayanganku." ucap seorang wanita cantik dengan tersenyum ke arah Audrey.

"Sherlyn ... " panggil Audrey senang.

"Rere ... " panggil Sherlyn yang langsung memeluk Audrey erat-erat. "Aku sangat senang kamu datang. Aku senang sekali," sambungnya.

Pelukan terlepas. Keduanya saling memandang dan berpelukan. Sherlyn langsung mengajak Audrey untuk pergi  ke rumahnya.

"Ayo, aku sudah menyiapkan makanan di rumah. Tinggal menghangatkan saja," ajak Sherlyn mengambil alih membawa koper Audrey.

"Biar aku yang bawa," kata Audrey merasa tidak enak.

"Mana mungkin aku membiarkan Ibu hamil membawa barang. Aku bisa membawanya," jawab Sherlyn.

Melihat kesigapan teman baiknya, membuat Audrey lega. Ia senang Sherlyn membatunya tanpa banyak bertanya ini dan itu.

***

Sesampainya di rumah Sherlyn. Ia meminta Audrey untuk segera mandi agar segar. Ia sibuk memanaskan masakan yang selumnya sudah dimasaknya secara khusus untuk Audrey.

Beberapa saat kemudian, Audrey selesai mandi dan keluar dari kamar. Melihat Sahabatnya sibuk, membuat Audrey ingin tahu apa yang sedang sahabatnya itu lakukan.

"Kamu memasak apa?" tanya Audrey mendekati Sherlyn.

"Aku tadi membuat steak. Ada juga pasta dan salad. Makanalah, Re. Ibu hamil harus banyak makan dan tidak boleh stres." Jawab Sherlyn.

Audrey menenatap Sherlyn, "Terima kasih, Lyn. Tanpamu aku tidak tahu harus bagaimana. Aku ... " ucapan Audrey terpotong oleh Sherlyn.

"Kita ini sudah kenal sejak kecil. Apa masih harus mengatakan, terima kasih untuk hal yang sudah seharusnya dilakukan? Oh, ayolah, Re. Tidak perlu sungkan padaku seperti pada orang lain. Aku senang saat kamu menghubungiku dan mengatakan akan datang. Jujur saja itu diluar dugaanku. Ahh ... maaf, aku terlalu bersemangat, ya." kata Sherlyn merasa tidak enak.

Audrey tersenyum, "Kamu tidak berubah, ya." kata Audrey.

Sherlyn menarik kursi dan mempersilakan teman baiknya itu duduk. Ia menarik kursi lagi di samping Audrey untuk tempatnya duduk.

Keduanya menikmatin makan malam bersama-sama sambil bercerita banyak hal. Mereka tertawa, mengingat hal-hal pada masa lalu yang menyenangkan. Mengenang kejadian-kejadian pada masa lalu yang tidak terlupakan.

Setelah makan, Sherlyn mencuci piring dan Audrey membantunya. Sherlyn lantas bertanya akan keadaan Audrey, keadaan janin dalam kandungan Audrey.

"Bagaimana keadaanmu? aku akan bawa kamu ke Dokter besok. Kita harus memeriksakan kandunganmu," kata Sherlyn begitu perhatian.

"Ya, aku ikut saja apa katamu," jawab Audrey tersenyum.

Sherlyn meminta Audrey duduk, "Sudah cukup membantuku, sekarang duduklah. Sedikit lagi selesai, ayo bicara sambil menonton film." kata Sherlyn.

Ia lantas kembali melanjutkan kegiatannya mencuci piring. Di belakang, tak jauh darinya, Audrey duduk diam menatap ke arah Sherlyn sambil tersenyum. Setelah selesai mencuci piring, Sherlyn melepas apron yang ia kenakan dan mengajak Audrey ke ruang tamu. Ia mendudukan Audrey kemudian ia memutar film.

"Mau minum atau makan sesuatu? puding misalnya, atau buah?" tanya Sherlyn.

"Minum saja. Aku masih kenyang," jawab Audrey.

"Ok, tunggu. Aku ambilkan," jawab Sherlyn.

Ia lantas pergi mengambilan Audrey minum, dan langsung kembali. Meletakkan dua gelas berisi air putih dan duduk di samping Audrey.

"Nah, ayo ... ceritakan semuanya padaku, apa yang ingin kamu ceritakan. Aku akan dengar," kata Sherlyn.

"Apa tidak tahu harus menceritakannya dari mana. Saat ini aku hanya merasa, sebagai seorang anak, aku adalah orang yang egois dan jahat. Aku bahkan membohongi orang tuaku demi menutupi kehamilanku. Aku, aku, aku ... hiks ... hiks ... " kata Audrey menangis sesenggukan.

Sherlyn mengusap tangan Audrey, "Menangislah, di sini kamu bisa manangis sepuasmu. Aku harap kamu bisa meluapkan semua kesedihan juga kepedihanmu, Re. Jangan menahan semuanya sendiri, karena aku akan ada untukmu." kata Sherlyn menguatkan Audrey. Kata-kata Sherlyn begitu dalam dan penuh arti.

Setelah puas menangis, Audrey mulai bercerita. Ia menceritakan apa yang terjadi padanya dari awal, bagaimana Alvaro menipu dan menjebaknya, bagaimana ia bertemu sampai menghabiskan malam panas bersama Hansen. Semua ia ceritakan tanpa terkecuali, sampai ia tahu ia hamil dan berniat menemui Hansen untuk berdiskusi tentang kehamilannya. Bukan jawaban, melainkan kejutan yang didapat Audrey. Pada saat ia kebingungan dan tidak harus apa, tidak tahu harus bagaimana, pada saat ia menjatuhkan harga diri menemui Hansen, pada saat yang sama hatinya koyak. Ia tidak menyangka jika Hansen akan kehilangan ingatannya akibat kecelakaan.

"Menyedihkan sekali kamu, Re. Bagaimana bisa seperti itu? kamu pasti menderita," batin Sherlyn.

Sherlyn merasa sedih akan apa yang terjadi pada sahabat baiknya itu. Ia pun diam-diam ikut menangis.

1
Bunda Puput
Luar biasa
nur yana
penuh ketegaran dari tokoh2nya.
Ran Aulia
terimakasih author, ceritanya manis, tanpa konflik yg berat 😍😍😍😍👍👍👍👍
Nur Adam
smgt untuk krya mu thoor
Sundari Sekariputi
bgs ceritanya tor 👍👍👍
Wiwik Retno Eni
lanjut
Wiwik Retno Eni
semangat rere
Wiwik Retno Eni
la jut
Wiwik Retno Eni
seru lanjud aja
gading elano
😘😘😘😘😘
Rose Winn
knp adegan enak2nya di skip thoor g asyik dechhhh
Ema Sofia
extracpart dong, sampai anak ke2 lahir
Like
keren
Ning Ning
maap Thor aku mau komen tulisan nya bagus cuman berbalikbek plasch back nya tapi semangat
Nani Mardiani
Kopinya wat nemenin up ya, semangat dan selalu sehat thor.aamiin..
Sean Justin
ditunggu kelanjutannya thor.. semangat 💪
Dea Anggie: Hallo kakak.. makasih sdh mampir ya.. ditunggu aja kak, lanjutannya msh dlm review sistem.. 😊
total 1 replies
Dew Dew
good
꧁🇵 🇴 🇵 🇴  ꧂
💕
Endang Susilawati
di tunggu up selanjutnya author....salam sehat dan tetep semangat melanjutkan karya karyamu....❤️
IndraAsya
👣👣👣 Jejak 💪💪💪😘😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!