Asta Stanley dan Okan Putra Wardana sebelumnya hanya pemuda baik baik, adiknya yang bernama Aluna Atasya Chelia diculik hal itu mengubah kehidupan keduanya. Mereka kembali menjadi mafia untuk menyelamatkan adi mereka.
Karya ini Skuel dari Menjadi Tawanan Bos Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembalasan yang Sepadan
Setelah Dorroty marah dan meninggalkannya, Stanley masih duduk, setelah tahu kalau Barkas membayar orang untuk menghabisinya ia semakin marah.
“Billy kita ganti rencana, aku ingin kamu datang ke Bar Bintang malam ini, siapkan senjata dan amunisi yang banyak, aku akan menghabisi orang ini,” pinta Stanley.
“TapI bos, ketua meminta kita menyelesaikan misi itu secepatnya.”
“Kita akan menyelesaikannya, tapi tunggu aku memberi orang-orang ini pelajaran,” ucap Stanley.
“Baiklah Bos,” ujar Billy, ia menghela napas panjang, berat rasanya bekerja untuk dua orang Bos.
“Apa menurutmu ketua tidak marah?’ tanya Neil.
“Kita akan kabari, jangan mau disalahkan lagi,” ucap Billy, ia menelepon bos ketua mereka, pimpinan tertinggi dari mereka semua yang berada di dalam penjara.
“Biarkan dia menyelesaikan urusannya terlebih dulu , tetap awasi dia,” ucap sang ketua.
“Baik ketua,” ucap Billy menutup telepon.
Stanley melakukan rencananya besok harinya, ia menutup jalan arah ke kampungnya setelah membeli tanah itu kembali, ia membangun tembok membentang jalan.
*Tanah ini milik keluarga Asta Stanley, di tanah ini akan dibangun makam sang ibunda Rosa Imune*
Tulisan yang ditempelkan di tembok tersebut, sontak satu kampung dibuat heboh, begitu juga dengan Barkas, mobil menuju toko bangunannya tidak bisa melintas.
Tidak cukup hanya itu saja, Stanley membeli bangunan di samping toko mantan bosnya tersebut, dan ia juga menjual toko alat-alat bangunan, ratusan pekerja dikerahkan untuk merapikan bangunan agar hari itu bisa dibuka toko bangunan .
Lelaki tua itu semakin murka saat mengetahui jalanan ke kampungnya di tembok, ia memerintahkan orangnya merobohkan tembok tersebut.
Stanley tertawa licik, lalu ia juga memanggil dua beko dan merobohkan toko Barkas, kehebohan besarpun terjadi, sekolompok polisi datang ingin menangkap Stanley , tetapi setelah seseorang menelepon, mereka tidak melakukannya.
Barkas melongo, toko miliknya rata dengan tanah.
“Kenapa tidak menangkapnya?” teriak pria itu pada polisi.
“Menurut pengakuan masyarakat di sini pak barkas yang melakukan duluan.”
“Tapi saya hanya merobohkan tembok yang menghalangi jalan.”
“Tetapi tanah itu milik keluarga Stanley, jadi dia berhak meletakkan tembok di situ karena tanah itu miliknya , kami sudah melihat surat-suratnya.”
Tidak cukup hanya merobohkan bangunan toko miliknya, ia juga membakar rumah mewah milik Barkas, ia datang ke rumah tersebut .
“Apa yang ingin kamu lakukan lagi padaku? bajingan kamu.”
“Melakukan hal yang sama seperti yang kamu lakukan pada keluargaku saat itu.”
“Apa maksudmu!?”
“Membakar rumahmu, panggil semua keluargamu aku akan membakar rumah ini.”
“Cepat lakukan, aku tidak ingin mereka jadi daging panggang. Keluarlah dari rumah itu karena aku akan membakar rumah ini!”teriak Stanley dengan lantang.
Semua orang keluar dari rumah’ Lalu ia merokok dan melemparkan puntung rokok ke dalam rumah, ia sudah meminta Neil mematikan aliran listrik supaya tidak merembet kerumah lain, ia hanya ingin rumah Barkas yang terbakar , karena ia ingin membalas pria itu, sebab di masa lalu pria itu dengan sengaja melemparkan puntung rokok ke rumahnya menyebabkan rumahnya terbakar. Ibunya terjatuh karena panik lalu meninggal
“Hentikan itu! atau aku akan membunuhmu!” Barkas mengarahkan senapan ke arah Stanley.
Kamu menarik pelatuk, kamu lihat orangku yang yang diatas pohon sana, ia mengarahkan senjata itu tepat di dada istrimu, kamu lihat laser merah itu, sekali kamu bertindak, maka aku akan mengirim semua keluargamu ke alam baka,” bisik Stan.
Seketika pria itu langsung mundur, ia hanya menonton apa yang di lakukan Stanley, lalu ia menyalakan rokok dan melemparkan puntung rokok rumah mewah berlantai dua itu, seketika menyala, kobaran itu semakin membumbung tatkala lidah api menyentuh bensin yang sudah ia tuangkan sebelumnya.
“Aku akan membunuhmu!” teriak Barkas.
“Tenang, aku akan membayar rumahmu yang terbakar, maaf aku tidak sengaja,” ucap Stanley ia menirukan ucapan Barkas.
Akhirnya semua satu kampung itu paham kalau Stanley datang untuk membalas perbuatan kejam Barkas dari masa lalu.
Stanley meminta Billy membawa uang yang dalam koper dan membuka dua koper yang isinya uang.
“Aku akan membayar rumah mu yang terbakar itu,” ucap Stanley.
“ Kamu bajingan!! aku akan membalasmu!” teriak Barkas dengan wajah terbakar dengan api kemarahan.
“Itu kan yang kamu lakukan padaku lima tahun yang lalu? kamu membakar rumahku menyebabkan ibuku meninggal, kamu juga membayar orang untuk mempermalukan adikku dan melecehkannya. Jadi, apa yang terjadi padamu hari ini … itu balasan dari perbuatan mu di masa lalu.”
“Kamu menghancurkan toko ku bajingan dan kamu tidak akan mengganti rugi?”
Lalu Stanley meninggalkan rumah yang sedang terbakar itu, saat ia ingin masuk ke dalam mobil lelaki bayaran itu sudah berdiri di samping mobil Stanley.
“Saya tidak suka menghabisi target dari belakang, saya selalu punya prinsip mengajak bicara dulu dengan target sebelum melenyapkannya,” ujar lelaki pembunuh bayaran itu dengan tatapan tajam.
Billy yang masih berada diatas pohon masih mengarahkan senjata laras panjang ke arah mereka, ia bicara melalui alat komunikasi di kuping.
“Bos, apa perlu aku melepkannya? Aku bisa membidiknya dari sini,” ucap Billy.
“Tidan usah, kita lihat apa yang ingin dia lakukan,” balas
“Katakan pada orang-orang mu jangan jadi pengecut, tunjukkan wajah mereka ke sini,’ ucap pria tersebut
“Mereka tidak akan melakukannya, lalu apa yang kamu inginkan.”
Neil sudah terlebih dulu di dalam mobil, ia tidak ingin ada perkelahian di tengah warga desa.
“Bos, pancing saja dia keluar dari ruman warga,” ucap Billy.
“Kalau kamu ada urusan denganku ayo kita lakukan ditempat lain, saya tidak mau anak-anak melihat ada kekerasan,” ucap Stanley, Billy juga masuk ke dalam mobil.
“Baik, ayo kita cari tempat lain,” ujar lelaki itu.
Neil membawa mobil menjauh dari kampung, beberapa ratus meter sebuah tembakan mengenai kaca mobil.
“Brengsek, aku lagi malas bermain-main, singkirkan dia,” pinta Stanley dengan kesal.
“Baik Bos.”
“Billy membuka kembali kotak senjata dan mengeluarkan senjata laras panjang itu kembali, saat di tanjakan lalu mengarah ke arah ban mobil musuh.
Duar …!
Duar …!
Mobil terguling dan jatuh ke sungai, mereka bertiga menyingkirkan lelaki tersebut dengan mudah
“Bagaimana Bos, apa urusan di sini sudah selesai? Waktu Transaksi dipercepat, besok malam kita akan akan bertemu pembeli dari Hongkong,”tutur Neil.
“Sudah, aku sudah melakukan apa yang pantas aku lakukan, ayo kita kembali ke Jakarta,” ucap Stanley.
Stanley menatap datar kearah jalanan dengan wajah puas, akhirnya ia berhasil menghancurkan Barkas dan anak buahnya, dendam lamanya terpuaskan.
Bersambung ….
Bantu like dan komen di setiap babnya ya kak,kasih masukannya biar semakin semangat untuk up babnya setiap hari.
terima kasih sudah baca karya saya.
ceritnya bags alurnya.
kalimat demi kalimat juga tersusun rapi...apa kah ada masalah?