Hidup tanpa inti kultivasi, di dunia persilatan tentu tidak mudah. Penghinaan selalu datang, tatapan merendahkan selalu terlihat.
"Kelak, kau pasti akan mengetahui semuanya,"
🍃 Jangan lupa dukung karya Ana ya kakak semua 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TS 22
Raja Qin menatap Perdana Menteri dan orang-orang yang bekerja di istana kerajaan, yang tengah duduk di aula istana itu.
Kedua tangan Raja Qin mengepal dan sorot matanya cukup tajam.
"Yang Mulia, apakah kita akan tetap melakukan rencana itu?" ucap Perdana Menteri.
"Mereka sudah sangat berani membuatku menunggu!"
"Yang Mulia, mohon tenangkan diri anda!"
"Aku sudah meminta mereka untuk pergi ke hutan lembah, dan mengambil teratai itu. Tetapi karena Cai Jin Cheng menolak, murid yang lain pun berkata akan membicarakannya terlebih dulu dengan para tetua di perguruan. Tetapi, sampai sekarang mereka belum memberikan keputusan,"
Semua orang yang berada di dalam aula terdiam, mereka juga terlihat menunduk karena suara Raja Qin yang keras.
Sangat terlihat jelas jika Raja Qin sangat kesal dan marah terhadap empat perguruan itu, dan mungkin jika bisa, dia ingin menghancurkan keempat perguruan itu sekaligus.
"Lalu bagaimana selanjutnya, Yang Mulia? Jika mereka masih berada di perguruan, kita juga tidak dapat melakukan rencana itu," ucap Perdana Menteri.
"Kita harus, harus membuat semua murid unggulan pergi. Bagaimanapun caranya,"
Tap tap tap
Seorang pengawal kerajaan masuk ke dalam aula, lalu memberi hormat pada Raja Qin.
"Yang Mulia,"
"Katakan!"
"Yang Mulia, kami mendapat kabar jika Cai Jin Cheng dan juga Nona dari keluarga Wen berada di dalam hutan lembah," ucap Pengawal itu.
"Cai Jin Cheng dan Nona Wen, berada di dalam hutan Lembah?"
"Benar, Yang Mulia,"
Raja Qin menatap orang-orang yang ada di dalam aula. Kepergian Cai Jin Cheng ke hutan lembah memang yang mereka inginkan, tetapi di sana juga ada orang lain yang tidak diperlukan.
"Yang Mulia, bagaimana jika kita mengirim orang-orang terkuat yang kita miliki, untuk pergi ke hutan lembah itu dan menyerang Cai Jin Cheng?" ucap Perdana Menteri.
"Di sana ada orang lain, kita tidak bisa gegabah. Dan meskipun dia sendirian, kita juga belum tentu bisa mengalahkannya, jika kita tidak merencakannya dengan baik,"
"Yang Mulia, bagaimana jika kita menggunakan hewan spiritual untuk menyerang mereka? Mereka pasti tidak akan mengira, jika kita akan menggunakan cara ini. Dan juga, jika Nona Wen terluka, keluarga Wen tidak bisa menyalahkan kita, karena yang menyerang mereka adalah hewan spiritual yang tentu saja akan terlihat hal yang biasa terjadi di dalam hutan lembah," ucap salah satu orang di dalam aula.
Raja Qin terlihat tengah berpikir, kesempatan untuk menyingkirkan murid terkuat di perguruan Xuan cukup sulit. Karena murid itu selalu berada di dalam perguruan.
Namun kali ini dia ada di luar, dan juga berada di tempat yang berbahaya.
Raja Qin melihat orang-orang yang duduk di aula, "Baiklah, kita akan membuat hewan spiritual di dalam hutan lembah itu menyerang Cai Jin Cheng dan Nona Wen. Panggil orang yang dapat mengendalikan hewan spiritual, dan perintahkan padanya untuk membuat beberapa hewan spiritual menyerang dua orang itu!"
"Baik, Yang Mulia," ucap semuanya.
Raja Qin mengangguk, "Perguruan Xuan, jangan salahkan aku. Tapi salahkan diri kalian, yang menjadi perguruan terkuat di kerajaan ini, dan membuat Pasukanku terlihat seperti semut di mata semua rakyatku sendiri!"
...----------------...
Di pinggiran hutan lembah, Jian Yi dan Jin Cheng sedang membuat tempat untuk mereka tidur nanti malam.
Mereka hanya membuatnya dari kayu dan dahan pohon yang memiliki daun cukup lebat.
Mereka mengikat kayu panjang dengan tali diantara dua pohon, lalu meletakkan dahan-dahan pohon berdaun cukup lebat di atasnya.
Mereka hanya membuat di satu sisi saja, karena mereka akan menyalakan api di sisi lainnya.
"Sepertinya ini sudah cukup, bagaimana menurutmu Kakak Cai?" ucap Jian Yi.
Jin Cheng hanya melihat tempat yang akan mereka tinggali untuk bermalam nanti.
Di sekitar pinggiran hutan lembah tidak ada gua yang dapat mereka tempati, karena itu mereka terpaksa tinggal dengan seperti itu.
Jian Yi sudah tidak heran lagi saat ucapannya tidak dijawab, ketika dia berbicara dengan Jin Cheng.
"Aku akan ke sana dulu," Jian Yi menunjuk ke arah kanan.
"Kau ingin pergi kemana?"
"Aku hanya ingin memetik beberapa tanaman obat yang aku temukan di sana. Kita tidak bisa mencari makanan ketika sudah malam nanti,"
Jian Yi berjalan menjauh dari tempat yang mereka tempati.
Srak!
Srak!
Jin Cheng menoleh ketika mendengar sesuatu dari arah lain. Tangannya memegang pedang dengan erat, dan kedua matanya menatap ke arah suara dengan tajam.
Srak!
Srak!
Jin Cheng mengayunkan pedangnya dengan cepat, ketika melihat seekor rusa berlari.
Sreet!
Bruk!
Rusa itu seketika terjatuh dan mati di atas tanah, setelah terkena tebasan pedang Jin Cheng dari jarak jauh.
Jin Cheng berdiri dan berjalan mendekati rusa yang sudah mati itu.
"Sepertinya malam ini kita bisa memakan daging rusa spiritual ini," ucap Jin Cheng.
Dengan tangan kirinya, Jin Cheng membawa rusa mati itu, dan meletakkannya di dekat tempat tinggal mereka.
Tak berselang lama, Jian Yi datang membawa tanaman obat yang dia dapatkan.
"Kakak seperguruan Cai, apakah itu kau yang membunuhnya?" Jian Yi menatap rusa yang telah mati dengan terkejut.
"Iya,"
"Sepertinya malam ini kita tidak akan kelaparan,"
Jin Cheng menatap Jian Yi dan tanaman obat yang dia bawa.
Srak!
Srak!
Jin Cheng dan Jian Yi menoleh ke arah suara, yang berasal dari belakang Jian Yi.
Grrrrrrrr!
Seekor serigala bertanduk perak muncul dari balik semak, dia menunjukkan giginya yang tajam pada Jian Yi dan Jin Cheng.
"Sepertinya bau darah rusa ini sudah membuat serigala bertanduk perak tingkat enam itu datang ke sini," ucap Jian Yi.
Jin Cheng menatap Jian Yi, dia merasa sedikit khawatir, karena Jian Yi mungkin tidak akan bisa menghadapi hewan spiritual tingkat enam itu.
"Kau bersembunyilah dulu, biar aku yang akan menghadapi serigala itu!" ucap Jin Cheng.
"Kakak seperguruan Cai, apa kau sedang mengkhawatirkanku?"
"Nona Wen, saat ini kita tidak memiliki banyak waktu. Serigala itu bisa melompat sejauh dua puluh meter, jika kau tidak ingin..."
"Baik, baik. Aku akan bersembunyi. Kau harus kalahkan dia dengan cepat!"
Jin Cheng tidak menjawab, dia berjalan maju dan menatap serigala bertanduk perak itu dengan tajam.
Kini baik Jin Cheng maupun serigala saling berjalan menyamping, seperti mereka sedang membuat lingkaran.
Srang!
Jin Cheng mengeluarkan pedangnya yang tajam, sementara serigala itu mengeram dan kembali menunjukkan giginya yang tajam pada lawannya.
Srak!
Srak!
Serigala itu berlari dengan cepat ke arah Jin Cheng, sementara Jin Cheng dengan tenaga dalamnya terbang, dan mengayunkan pedangnya ke arah serigala itu.
Pertarungan antara serigala bertanduk perak tingkat enam dan Jin Cheng tentu saja tidak seimbang, karena Jin Cheng telah mencapai tingkat atas, dan hanya tiga tingkat di bawah kekuatan tingkat Dewa.
Karena itu dia adalah murid terkuat dari empat perguruan yang ada di kerajaan Qin.
Jian Yi melihat pertarungan antara Jin Cheng dan serigala itu, "Bukankah dia kuat? Seharusnya tinggal menggunakan pedangnya saja untuk membunuh serigala itu,"
Jin Cheng menatap serigala bertanduk perak yang terlihat terengah-engah melawannya.
Srak!
Srak!
Kembali Jin Cheng dan serigala bertarung, kali ini Jin Cheng menggunakan kekuatan dalam dan tangannya.
Cukup lama pertarungan itu, hingga akhirnya serigala bertanduk perak tergeletak di atas tanah.
gara" hbis nnton dracin ada yg namanya jian cheng jdi ke inget trus