NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ke Tubuh Selir Yang Tak Di Anggap

Transmigrasi Ke Tubuh Selir Yang Tak Di Anggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Fantasi Wanita
Popularitas:19.6k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Sila, seorang gadis karier dari dunia modern yang tajam lidah tapi berhati lembut, terbangun suatu pagi bukan di apartemennya, melainkan di sebuah istana mewah penuh hiasan emas dan para pelayan bersujud di depannya—eh, bukan karena hormat, tapi karena mereka kira dia sudah gila!

Ternyata, Sila telah transmigrasi ke tubuh seorang selir rendahan bernama Mei Lian, yang posisinya di istana begitu... tak dianggap, sampai-sampai namanya pun tidak pernah disebut dalam daftar selir resmi. Parahnya lagi, istana tempat ia tinggal terletak di sudut belakang yang lebih mirip gudang istana daripada paviliun selir.

Namun, Sila bukan wanita yang mudah menyerah. Dengan modal logika zaman modern, kepintarannya, serta lidah tajamnya yang bisa menusuk tanpa harus bicara kasar, ia mulai menata ulang hidup Mei Lian dengan gaya “CEO ala selir buangan”.

Dari membuat masker lumpur untuk para selir berjerawat, membuka jasa konsultasi percintaan rahasia untuk para kasim.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Pengawal segera menarik Kaisar mundur, sementara kasim tua berteriak panik.

Penyusup itu terhuyung, namun segera berusaha kabur. Namun belum sempat melompat keluar jendela, tubuhnya tersandung vas porselen besar yang... entah sejak kapan berpindah ke jalur pelarian.

BRAK!

Penyusup terjatuh dan langsung disergap oleh dua pengawal istana. Belatinya jatuh ke lantai, dan dari bajunya ditemukan jimat berisi tulisan asing.

Sementara semua orang sibuk mengamankan penyusup, Kaisar memicingkan mata ke arah luar. Dari celah jendela, ia melihat bayangan seorang wanita berlari kecil menjauh, jubah putihnya berkibar ditiup angin.

Ia mengenali warna itu.

“Selir Mei Lin…” bisiknya pelan.

Sore harinya, ketika para selir tengah berkumpul di aula dalam untuk mendengarkan syair dari kasim istana, seorang utusan Kaisar datang memanggil satu nama.

“Selir Mei Lin, Yang Mulia memintamu menghadap di Paviliun Intan.”

Suasana langsung senyap. Beberapa selir terdiam penuh curiga, yang lain menatap iri. Selir Hua bahkan hampir menjatuhkan cangkir tehnya.

“Apa lagi yang dilakukannya kali ini?” gumamnya dengan kesal.

Di dalam Paviliun Zhen Long, Kediaman Kaisar yang sejuk dan harum dupa kayu cendana, Kaisar duduk di bangku rendah, matanya tajam seperti biasa namun ada sedikit binar berbeda.

Selir Mei Lin masuk dan membungkuk.

“Hamba memenuhi panggilan Yang Mulia.”

“Duduklah,” ucap Kaisar singkat.

Beberapa saat tak ada yang berbicara. Kaisar hanya mengamati wajahnya seolah membaca buku terbuka.

“Kau tadi berada di taman anggrek?” tanyanya akhirnya.

“Benar, Yang Mulia. Hamba… melihat seseorang mencurigakan. Hamba tidak bermaksud ikut campur, namun firasat hamba berkata ada yang tidak beres. Maka hamba… melempar batu kecil.”

Kaisar menaikkan alis. “Hanya batu kecil?”

Mei Lin menunduk. “Hamba bukan prajurit. Itu yang bisa hamba lakukan… meski sempat ingin melempar sandal juga.”

Kaisar tak kuasa menahan tawa kecil. Jarang-jarang ia tertawa.

“Sandal?” tanyanya.

“Yang berat, Yang Mulia,” jawab Mei Lin pelan, menahan senyum.

Kaisar menggeleng pelan. “Kau benar-benar aneh. Tapi… penyusup itu berhasil digagalkan. Hidupku masih utuh. Maka, takdir mungkin memang menyuruhmu berdiri di sana saat itu.”

Ia bangkit, mendekat, lalu menatap mata Mei Lin dalam-dalam.

“Mulai hari ini, kau akan mendapatkan penjagaan tambahan. Dan aku ingin tahu siapa saja yang keluar-masuk paviliunmu. Pengawal pribadi akan ditugaskan di sana.”

“Hamba… mengerti,” jawab Mei Lin pelan, namun jantungnya berdegup cepat.

Ia tak menyangka, niat spontan untuk bertindak justru membuatnya semakin menonjol di mata Kaisar. Dan ia tahu... di istana seperti ini, semakin banyak perhatian, semakin besar pula bahaya yang mengintai.

Namun Mei Lin bukan wanita yang mudah mundur.

Dan di balik senyumnya yang lembut, diam-diam ia mempersiapkan diri untuk pertarungan berikutnya.

Hari-hari Mei Lin di istana berubah drastis sejak insiden penyusup itu. Sejak saat itu, Kaisar memberikan satu orang pengawal pribadi untuk menjaganya sepanjang waktu.

Dan pengawal itu… adalah seseorang yang membuat seluruh istana berdecak kagum.

Namanya Qin Mo, pengawal muda dengan wajah terlalu tampan untuk standar penjaga biasa. Ia selalu tampak tenang, tapi sialnya—juga terlalu jujur dan terlalu… kaku.

“Selir Mei Lin, jarak terlalu dekat dengan ikan bisa menyebabkan percikan mengenai pakaian,” katanya suatu pagi saat Mei Lin memberi makan ikan sambil duduk di tepi kolam.

Mei Lin melirik kesal. “Kalau begitu, maukah kau yang memberi makan? Aku akan berdiri sambil bersandar anggun di batu.”

“Tidak bisa. Saya bertugas menjaga keamanan, bukan memberi makan ikan.” jawab Qin Mo

“…Kau sangat menyenangkan,” gumam Mei Lin datar sambil tetap duduk dan melempar makanan ikan.

Namun dari balik wajah malas dan senyumnya yang anggun, Mei Lin menyimpan rencana.

Sejak insiden penyusup itu, pikirannya terus dihantui bayangan: Bagaimana jika kejadian itu terulang? Bagaimana jika kali ini tidak ada batu di dekatku? Bagaimana jika aku harus melindungi diri sendiri... atau orang lain?

Maka, mulailah misi rahasia yang tak pernah dilakukan oleh selir istana sebelumnya.

Misi Mei Lin: Menjadi Selir Berpedang

Suatu sore, saat semua selir sibuk merangkai bunga di aula barat, Mei Lin menyelinap keluar dengan mengenakan jubah sederhana berkerudung. Ia menuju perpustakaan luar istana, ditemani Qin Mo yang tentu saja langsung mengendus niat aneh dari gelagatnya.

“Kenapa harus perpustakaan kota? Padahal Anda punya ribuan buku di istana,” tanya Qin Mo sambil berjalan di sampingnya.

“Buku-buku istana hanya berisi puisi, tata krama, dan cara menanam melati di pot kecil. Aku butuh bacaan lain.” jawab Mei Lin

“…Bacaan seperti?” tanya Qin Mo

Mei Lin menoleh dengan senyum penuh rahasia. “Yang bisa membuat tanganku tahu arah memegang pedang.”

Qin Mo langsung berhenti melangkah.

“Selir Mei Lin ingin… belajar bela diri?” tanya Qin Mo

“Shhh!” Mei Lin menaruh jari telunjuk ke bibir. “Jangan bilang siapa-siapa. Aku ingin melakukannya secara diam-diam.”

Dua hari kemudian, mereka mulai latihan di taman belakang, di balik tirai bambu. Qin Mo mengalah karena tak kuat mendengar alasan konyol Mei Lin:

“Aku hanya ingin bisa melempar sandal dengan akurasi seperti melempar pisau. Itu saja!” ujar Mei Lin

“Kalau begitu kita mulai dari pernapasan dulu.” Jawab Qin Mo

“Apakah pernapasan membantu melempar sandal?” tanya Mei Lin lagi

Latihan itu awalnya membuat Qin Mo frustrasi. Gerakan Mei Lin seperti anak itik belajar berenang—semangat tapi berantakan. Ia memegang pedang seperti memegang sendok nasi, dan selalu mengeluh:

“Ini berat! Kenapa pedang tidak dibuat dari bambu saja?” kesal Mei Lin

“Karena ini bukan alat pengaduk sup.” jawab Qin Mo asal

Namun, semangat Mei Lin tidak padam. Ia diam-diam membaca buku-buku teknik bela diri di malam hari, mencoret-coret catatan, bahkan menamai pedang kayu latihannya “Si Ulet Besi”.

Hari demi hari berlalu. Dan tak disangka, kemajuan Mei Lin mulai terlihat.

Ia mulai bisa menebas batang bambu kecil tanpa kehilangan keseimbangan. Ia mulai bisa melempar batu dengan presisi ke titik tertentu. Bahkan suatu hari, ia berhasil mengibaskan pedang kayu hingga membuat topi jerami Qin Mo terbang.

“Hebat,” puji Qin Mo pendek.

Mei Lin tersenyum bangga. “Itu hasil latihan tiga hari menirukan burung bangau.”

“Burung bangau?” heran Qin Mo

“Ya. Di buku dikatakan, ‘gerakan anggun seperti bangau’. Maka aku menonton bangau di kolam selama satu jam.” jawab Mei Lin santai

“…Itu tidak dimaksudkan secara harfiah.” kesal Qin Mo

Sambil terus berlatih, Mei Lin semakin cakap, tapi tetap merahasiakan semuanya dari penghuni istana lain. Di hadapan para selir lain, ia tetap bersikap lemah lembut, memetik kecapi, dan menyiram anggrek seperti biasa.

Namun di malam hari, di balik bambu taman rahasia, ia melatih teknik “Angin Menyapu Ranting”—jurus dasar yang diajarkan Qin Mo dengan penuh sabar.

Qin Mo sendiri mulai melihat sisi berbeda dari Mei Lin: wanita yang tadinya ia kira hanya selir dengan wajah cantik dan mulut cerewet, ternyata memiliki tekad keras, semangat belajar tinggi, dan—meskipun sering salah paham—hati yang tulus.

Sementara Mei Lin, dalam hati, mulai bertanya-tanya...

"Kalau aku jadi ahli bela diri… apakah aku akan tetap dicintai sebagai selir? Atau aku akan dianggap aneh?"

Namun ia tersenyum kecil, menyeka keringat di dahinya.

“Tidak apa-apa,” bisiknya sambil menggenggam pedang kayu. “Yang penting, kalau ada yang melempar pisau lagi… aku bisa balas.”

Bersambung

1
sasa adzka
baru hadir Thor...
semoga sampe tamat ya Thor 🥰🥰
semangat nulisnya...
sehat selalu ya 🥰🥰
davina aston
👍👍👍👍👍👍
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Yg jadi penghianat itu sebenerna sispa sih
Lina Hibanika
ceritanya seru dan kocak 😍😂
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
🤣🤣 keren kocak tapi tajam /Facepalm/
Kusii Yaati
cinta bukan hanya bisa jadi kelemahan tapi cinta juga bisa jadi kekuatan... permaisuri Mei Lin bukan hanya kelemahan mu tapi juga kekuatan mu ingat itu kaisar
Santy Susanti
Mei perjalanan mu menuju kursi perminsuri sangat terjal dan berliku, sabar & aemangat yaà🤩🤩🤩🤩
Kusii Yaati
"takut kehilanganmu" cie...cie kaisar udah takut kehilangan Mei Lin 🤭... kalau begitu genggam terus permaisuri mu kaisar jangan sampai lepas 😉
Santy Susanti
Mei Lin Cerdaaaas😍😍😍😍😍😍😍😍😍
Kusii Yaati
Mei Lin kau benar benar wanita cerdik ☺️
kaylla salsabella
lanjut Thor
Atik Kiswati
seru bgt....
Santy Susanti
waaah masih penasaran aja tuh kaisar Bai 🙈🙈🙈🙈
Santy Susanti
Intuisi Mei kereen👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🤩🤩
Lala Kusumah
huhf hati-hati ya Mei Lin 🙏🙏😍😍
Lala Kusumah
kereeeeeennn n hebaaaaaatt Mei Lin 😂🤭😍👍👍❤️❤️
kaylla salsabella
lanjut Thor
sahabat pena
baru kali ini ada kaisar semangat jadi pebinor🤣🤣🤣🤣emang ga ada ya perempuan yg lebih baik dari Mei lim? 🤣🤣🤣
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Bahaya terus mengintai, ga tenang amat ya hiupna
Eka Haslinda
lanjut thooorr.. kocak n menegangkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!