Valeria Isabella, wanita cantik yang di khianati oleh kekasihnya dengan sebuah perselingkuhan.
ria, wanita cantik dan kaya. sayangnya dia kalah dengan wanita ketiga yang hadir di hubungan nya dan arlo jasper. entah di mana kelebihan wanita itu sehingga arlo lebih memilih wanita itu dari pada ria.
karena tidak ingin terlihat menyedihkan dan ingin membuat arlo menyesal dan cemburu. ria mengikuti sebuah idel konyol yang muncul di benaknya. dia meminta bosnya Arlo untuk menikahinya.
bagaimana kisah Selanjutnya ? akankah bos nya Arlo mau menikahi ria? atau akankah Arlo menyesal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17_ Demam
Felix bangun di jam seperti biasanya. namun ada yang berbeda pagi ini. Biasanya setelah dia mandi dia tinggal memakai pakaian yang sudah di siapkan. namun berbeda dengan pagi ini, dia harus memilihnya sendiri.
padahal baru 2 Minggu dia dan Valeria menikah dan baru dua Minggu juga Valeria menyiapkan kebutuhan nya. namun entah kenapa rasanya ada yang berbeda saat tidak ada Valeria di rumah ini.
semalam Felix sulit tidur karena teringat Valeria. namun dia memasak dirinya untuk tidak memikirkan gadis itu dengan cara menyibukkan dirinya dengan pekerjaan.
" come on, Felix. dulu juga Lo terbiasa sendiri" ujar Felix pada dirinya sendiri.
Felix bersiap siap untuk ke kantor. Karena tidak ada Valeria jadi tidak ada yang masak. Terpaksa Felix harus kembali ke mode hidupnya yang lama, yaitu berangkat kerja tanpa sarapan.
Felix menghela nafas berat saat berjalan ke dapur dan mendapati dapur yang kosong. Biasanya dia dapat melihat Valeria yang sedang masak atau membersihkan dapur .
" mending gw berangkat sekarang, makin lama ni otak makin nggak jelas " ujar Felix lalu segera bergegas untuk pergi.
begitu tiba di kantor, Felix Lansung berjalan ke kamar untuk menemui Felix. Namun saat dia tiba di sana ternyata tidak ada Valeria.
" apa dia sudah pulang?" gumam Felix berfikir keras, jujur saja. hati kecil nya merasa khawatir pada Valeria.
Brak!
Felix refleks langsung menoleh ke arah kamar mandi saat mendengar suara benturan. Felix Lansung berjalan ke kamar mandi dengan gerakan cepat.
" Isabella" seru Felix panik saat melihat Valeria terletak mengenaskan di lantai kamar mandi.
Felix mendekat lalu berjongkok untuk melihat kondisi Valeria. " panas banget" gumam Felix saat menyentuh kulit Valeria yang terasa sangat panas. wajah Valeria juga terlihat sangat pucat membuat Felix tanpa sadar mengkhawatirkan keadaan Valeria.
Felix mengendong Valeria lalu berjalan tergesa-gesa keluar dari ruangannya. asistennya dan juga sekretaris Felix menatap penasaran pada mereka berdua.
" apa yang terjadi?" tanya wanita yang berstatus sebagai sekretaris nya Felix.
asistennya Felix mengakat bahu tidak tahu. lagian bukan tugasnya untuk mencari tahu apa yang terjadi pada tuan dan nyonya mereka.
" ria" seru Arlo khawatir saat berpapasan dengan Felix di pintu masuk " apa yang terjadi? ria kenapa?" tanya Arlo khawatir.
Bukanya menjawab, Felix malah menabrak bahu arlo yang menganggu jalannya. Arlo ingin mengikuti Felix untuk memastikan Valeria baik baik saja. namun satpam segera menahan nya.
" ini bukan tugas anda, Anda hanya karyawan di kantor ini. bukan keluarga atau orang terdekat pak Felix " ujar satpam tersebut.
Arlo terpaksa harus menghentikan niat nya. Dia hanya berdiri menatap mobil Felix yang melaju kencang meninggalkan area perusahaan.
" apa yang terjadi? apa mereka menginap di kantor semalam? Tadi aku lihat baju ria masih sama seperti kemarin" batin Arlo.
••••••••
Felix duduk dengan gelisah di kursi tunggu rumah sakit. Baru kali ini dia sekhawatir ini pada wanita selain ibunya. dia tidak ingin mengkhawatirkan Valeria, namun dia tidak bisa menutupi perasaannya yang memang sangat khawatir pada istrinya itu.
" kak Felix" panggil Ezra dengan nada binggung. Kenapa Felix ada di rumah sakit sepagi ini dengan jas yang rapi?
" Ezra" seru Felix terkejut.
Kenapa ini sangat kebetulan? Kenapa Ezra bisa ada di rumah sakit ini dan bersamaan dengan dia yang juga ada disini? Sebentar lagi pasti akan terjadi perdebatan. Felix yakin itu.
" kenapa kakak Disini?" tanya Ezra penasaran.
" aku_"
Ucapan Felix terhenti saat pintu ruangan UGD terbuka dan terlihat dokter keluar. Keduanya sama sama menoleh ke arah dokter itu dengan tatapan dan ekspresi yang berbeda tentunya.
" bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Felix yang sudah tidak sabar untuk mengetahui keadaan Valeria.
dia tahu Ezra pasti akan mengira jika Felix yang telah menyakiti Valeria sehingga membuat Valeria masuk rumah sakit. tapi memang pada kenyataannya ini salah Felix.
" nona Valeria hanya demam biasa saja, mungkin nona Valeria terlalu banyak mengonsumsi makanan dingin seperti ice cream atau air dingin" ujar dokter " Nina Valeria sudah sadar, anda bisa menjenguk nya setelah nona Valeria di pindahkan ke ruang rawat" jelas dokter.
" terimakasih dokter" ujar Felix bernafas lega.
dokter itu segera berpamitan untuk pergi. felix sempat bertatap dengan Ezra sebelum Ezra ikut pergi. Felix pikir Ezra akan ikut menemui Valeria, ternyata dia salah.
Felix tidak ingin memikirkan hal itu, dia memilih untuk menunggu Valeria di keluarkan dari UGD.
••••••
" sepertinya semalam trauma nona Bella kembali muncul" ujar dokter " seperti yang kita tahu, nona Bella trauma dengan kegelapan"
Ezra mendengar ucapan dokter itu dengan seksama. Tangan nya terkepal di atas kedua pahanya. Matanya mengkilat memancarkan kemarahan dan dendam sekaligus rasa bersalah.
" apa yang harus saya lakukan agar Bella sembuh dari trauma nya?" tanya Ezra.
" tidak ada, satu satunya cara ya dengan Bella terus meminum obat itu" jawab dokter.
Yaa obat itu, apa Valeria masih meminum obatnya? Ezra kesulitan untuk mengetahui keadaan Valeria semenjak Valeria pindah ke rumah felix. karna itu juga Ezra tidak lagi kembali ke luar negeri karena dia harus berada di Indonesia agar lebih mudah mengetahui kabar Valeria.
" sebenarnya tujuan saya ke sini untuk menembus obat saya, tapi karena melihat keadaan Bella sekarang jadi saya ingin mengambil sekalian sama obatnya Bella" ujar Ezra.
dokter tersebut segera menyiapkan obat untuk Ezra dan juga Bella. Obat yang sudah biasa Ezra beli. dulu biasanya Vani yang datang kesini untuk menembus obat Valeria.
" sebenarnya obat ini tidak akan bisa membuat trauma nona Bella menghilang, namun setidaknya dengan obat ini nona Bella tidak akan lebih parah" ujar dokter.
Ezra mengangguk paham lalu dia mengambil obat itu dan berpamitan untuk pergi.
••••••••
" Felix" panggil Valeria lirih saat melihat Felix masuk ke ruang rawat nya.
" kamu nyusahin saya saja, seharusnya saat ini saya sedang berada di kantor mengerjakan pekerjaan saya, bukan malah buang buang waktu disini" ujar Felix ketus. Berbeda sekali dengan dirinya yang tadi saat di luar ruangan.
" maaf, kamu bisa kembali ke kantor sekarang. aku bisa sendiri di sini" ujar Valeria " dan terimakasih sudah membawa ku ke rumah sakit "
Valeria memang serius dengan perkataannya. lebih baik Felix kembali saja ke kantor dari pada disini dan membuat Valeria tidak nyaman dengan ucapannya.
lagian Valeria bisa menelpon orang tuanya atau teman nya untuk menemani nya. Valeria yakin jika mereka mengetahui dia sedang di rumah sakit mereka semua pasti akan segera kesini.
" saya juga ingin seperti itu, tapi saya tidak mau membuat ibu saya berfikir jika saya bukan lelaki yang bertanggung jawab" ujar Felix.
" memang kenyataan nya begitu bukan?" ujar Valeria dengan beraninya.