Akan aku buat suamiku mencintai ku, Begitu bathin Aisyah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fiah MSI probolinggo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Mengejar Cinta Istri
Rasa itu semakin membuat hati ini tergores, tapi untuk apa... Apakah aku harus memperjuangkan sesuatu yang memang bukan milikku, ya ... Aku harus merelakan semuanya,
"Aku akan membuatnya marah jika aku masuk saat ini" ucap Aisyah
"Apa yang harus dia marah kan dengan mu, seharusnya kau yang marah, dia sudah bermain di belakang mu, ayolah Aisyah ... aku tahu ... Kau bukan wanita yang lemah"ucap sosok pria itu yang tak lain lagi adalah Ramdhan,
"Aku yang sudah merusak hubungan mereka, ini bukan tentang yang lemah atau yang kuat, tapi ini tentang perasaan, perasaan mas Aditya seharusnya memang bukan lah untukku"
Mendengar ucapan Aisyah, Ramdhan hanya bisa menghela nafas dengan kasar, ia tidak tahu bagaimana caranya mengatakan kepada Aisyah
"Baiklah kalau kau tidak ingin masuk, lalu bagaimana kau akan mengatakan pada Bibi tentang ini, bibik pasti akan menayangkan banyak hal setelah kau pulang nanti,"ucap Ramdhan, Namun Aisyah memilih diam tak menjawab
"Baiklah ... Bagaimana kalau ku temani kau masuk setidaknya kau tidak gugup"ucap Ramdhan yang masih menatap Aisyah lekat,
"Terimakasih dan maaf jangan katakan apapun pada ibu"ucap Aisyah yang kini sudah melangkah kembali, mengetok pintu ruangan itu, dan langsung saja pintu itu terbuka, jelas Aditya terkejut melihat Ramdhan yang ada di samping istrinya,
"Masuklah"ucap Aditya seraya menatap Aisyah dan Ramdhan bergantian, tentu itu di sadari oleh Ramdhan,
"Jangan berfikiran yang tidak-tidak tentang kami, aku tidak sengaja bertemu dengan Aisyah di depan ruangan mu, aku tidak seperti dirimu yang selalu bermain di belakang"ucap Ramdhan yang membuat Aditya menatap nya dengan tajam,
"Apa maksudmu ...?"
Ramdhan tidak menjawab pertanyaan Aditya ia malah fokus melihat pada gadis yang juga berpakaian dokter
"Hai Ra ... Lama tak bertemu... Kau baik-baik saja kan...? Oh tentu... Kau sekarang punya bodyguard yang selalu ada untuk mu iya kan ... emmm ..."ucap sumringah Ramdhan kepada Naura, Naura hanya tersenyum, tentu Naura tahu maksud dari Ramdhan, Ramdhan tidak suka dengan pengkhianatan ataupun main curang, mereka sudah saling mengenal 3 tahun lamanya, bisa di bilang mereka ber tiga bersahabat, namun semenjak perceraian Naura dengan suaminya, dan Naura lebih sering menelfon Aditya untuk datang ke apartemen nya, Ramdhan sudah merasa ada yang beda dengan Naura
"A..apa maksudmu Ram.... hai.. aku dokter Naura teman nya dokter Aditya dan juga Ramdhan"ucap ramah Naura pada Aisyah,yang mana Aisyah membalas dengan senyuman dan uluran tangan nya
"Aku Aisyah" ucap Aisyah, dengan suara merdu nya,
"Naura ... kau kembalilah keruangan mu, "ucap Aditya seraya menatap Aisyah yang mana tangannya masih menenteng rantang makanan,
"Dan kau ram ... apa kau ada kepentingan kesini?"
"Tentu ... aku hanya ingin memastikan kalau sahabatku tidak salah jalan, ternyata aku sudah terlambat, dan oh ya, Reno akan tiba sore ini, jadi kau bersiap-siap lah" ucap Ramdhan yang berhasil membuat langkah Naura terhenti dengan tangan memegang handle pintu, jelas itu terlihat oleh Ramdhan, pasalnya, Ramdhan pernah bercerita tentang Reno itu, pria penuh senyuman namun kejam,
"Apakah Reno sudah mengabari mu?"
"Tentu ... kalau tidak mana aku tahu, ya sudah ... istrimu sudah ada di sini, aku balik, Aisyah ... aku pamit"ucap Ramdhan seraya melangkahkan kakinya tanpa melihat ke Aditya, jelas terlihat kemarahan di mata Ramdhan saat ini, Saat Ramdhan dan Naura ada di luar ruangan, Tanpa bicara Ramdhan menarik tangan Naura menjauh dari ruangan Ramadhan,
"Ram ... lepasin, sakit"ucap Naura dengan tangannya berusaha melepaskan genggaman tangan Ramdhan,
"Apa tujuanmu?"Ucap Ramdhan tho the poin,
"Maksudmu apa Ram ... aku gak ngerti" ucap Naura dengan sok polosnya
"Kau sangat tahu, sekarang Aditya sudah ber istri, dan kau makin gencar mendekati nya, aku tahu perbuatanmu Ra..., aku katakan padamu Naura, jika terjadi sesuatu pada hubungan Aditya dan Aisyah, bukan hanya aku yang akan menghancurkan mu tapi juga Reno bahkan keluarga Aditya tidak akan mungkin menerima mu sebagai pengganti aisyah" ucap kejam Ramdhan,
"Atas dasar apa kau berkata seperti itu, dengar ya Ram ... selama Aditya tidak menyukainya, bahkan menyentuh nya, Aditya belum jadi milik Siapa pun, dan aku berhak dong memperjuangkan perasaanku" ucap pongah Naura,
"Perasaan ... perasaan apa yang kau bicarakan, perasaan dimana seorang wanita terhormat, seorang ... dokter, bisa mengkhianati suaminya sendiri hanya demi Sebuah rumah sakit, hebat Naura ... hebat ... lalu apa yang kau incar dari Aditya, "ucap Ramdhan yang jelas membuat Naura terkejut,
"Dan juga, suami yang kau bilang selalu meneror mu ... suami yang mana yang kau maksud ?" ucap Ramdhan yang membuat Naura semakin gelisah
"Kau ... kau ... kenapa kau berubah"
"Seharusnya aku yang mengatakan itu Ra ..."
****
"Emmmm ... kenapa tidak langsung masuk tadi"ucap Aditya gugup,
"Mana boleh ... saat di dalam masih ada tamu lainnya, makanlah ... ini sudah ku siapkan"ucap Aisyah berusaha mengulas senyuman,
"Kau tidak makan?"
"Aku sudah tadi dirumah"
Akhirnya Aditya pun menikmati makan siangnya yang tertunda, seraya sesekali menatap Aisyah yang terlihat sedang menikmati pemandangan dari jendela,
"Siapa sebenarnya dirimu, mengapa kak Rei juga mengenal mu" Tanya Aditya yang tiba-tiba ada di samping Aisyah, mengikuti Aisyah menikmati pemandangan yang panas
"Aku bukan siapa-siapa, aku dan Kak Rei hanya Senior dan junior di universitas, dan aku tidak bisa melanjutkan kuliahku saat itu"
"Kak Rei bukanlah orang yang mudah bergaul, kau pasti bukan mahasiswi biasa saat itu"
"kau pintar bercanda Mas, aku bukan seperti itu, tidak ada cerita seperti itu, itu murni hanya hubungan senior dan junior saja" ucap Aisyah tersenyum,
"Mas bisakah kau jaga jarak dengan dokter Naura?"ucap seketika yang keluar dari mulut Aisyah, Aditya yang mendengar nya menjadi heran dan tak percaya, Apakah Aisyah cemburu ...?itulah yang ada di fikiran Aditya saat ini,
"Mas jangan berfikir yang tidak-tidak tentangku, bukan maksudku untuk mencampuri urusan pribadi mas, hubungan kita seperti ini saja aku sudah bahagia, setidaknya mas tunggu perceraian kita baru bisa berdekatan lagi dengan siapapun itu, aku hanya takut, ibu tahu akan hal ini, apalagi mas sering keluar malam, aku tahu, mas menemui Dokter cantik itu kan ...?" ucap Aisyah seraya tersenyum memandang Aditya, Namun ... hatinya terasa nyeri.
Aditya yang mendengar hal itu seketika hatinya meremas, pandangan nya fokus menatap wanita yang ada di hadapannya, wanita yang dengan sabar menerima setiap apa yang Aditya lakukan,
Benar yang di katakan Aisyah, jika dirinya setiap malam selalu keluar dan pulang saat jam sudah menunjukkan jam 3, itu rutin yang Aditya lakukan, saat ia pulang ia selalu mendapati Aisyah yang terduduk di sofa dengan tasbih digital di tangannya, dan dengan rutin pula, Aisyah menyembunyikan kebohongan suaminya itu,
"Sebaiknya mas urus perceraian kita secepatnya, biar tidak ada lagi korban perasaan di antara kita, "ucap Aisyah dengan senyuman
"Setelah itu ... mas bebas melakukan apapun,"lanjut lagi Aisyah, namun lagi dan lagi Aditya hanya diam
"Apa kau sangat menginginkan perceraian ini?" pertanyaan yang menurut Aisyah itu adalah pertanyaan yang konyol yang harus ia jawab, bukan kan ini juga keinginan nya
"Apa yang aku harapkan dari pernikahan ini mas, melihatmu selalu meninggalkan aku, melihat dan mendengar kau bercanda dengan wanita lain ... aku bukan wanita sekuat itu mas ... meski aku di rumah tapi wanita mu cukup sering memberikan foto kebersamaan kalian, mana mungkin aku menjadi orang yang tidak tahu diri"
Deg...deg...
apa maksud dari perkataan Aisyah????