Koki Cantik Sang Raja

Chen Sisi tidak lagi bercanda dengannya. Dia sudah menyiapkan tomat merah, cabai merah besar, cabai rawit secukupnya, bawang merah dan bawang putih. Cabai merah besar diiris agak besar, sisanya dicincang halus.

Setelah itu tumis dengan minyak yang cukup agar hasil akhir tampak mengkilap. Ketika aromanya sudah harum, masukan kangkung yang sudah dicuci bersih dan dipotong-potong.

Tambahkan sedikit garam, penyedap rasa ayam, saus tiram sedikit. Untuk menambah cita rasa dan aroma, Chen Sisi juga menambahkan gula pasir secukupnya serta lada hitam bubuk.

Tumis selama beberapa saat dengan api cukup besar agar warna kangkungnya tetap hijau. Dikarenakan tidak ada kompor di zaman kuno, Chen Sisi hanya bisa berusaha menjaga apinya menyala dengan baik.

“Semudah itu?” tanya Baiyue saat melihatnya memasak.

“Ya, semudah ini. Siapapun bisa memasaknya jika mau dan bahkan resepnya lebih beragam. Tergantung selera orang itu sendiri. Di tempatku, kangkung sudah dikenal luas dan cocok dikonsumsi bagi orang yang susah tidur.”

Seperti halnya selada dan bayam yang bisa menyebabkan rasa kantuk, kangkung juga salah satunya.

Setelah tumis kangkung selesai, Chen Sisi sibuk lagi dengan menggoreng ikan dan membuat sambal matah yang enak.

Memasak ikan goreng sambal matah tidak perlu membutuhkan banyak bahan. Tapi ketika memasak nasi goreng, Chen Sisi harus menyiapkan beberapa bahan.

Gadis itu sudah menyiapkan wortel, sosis, beberapa butir telur serta bawang bombai. Beberapa bahan lainnya juga disiapkan.

Wortel, sosis dan bawang bombai dipotong dadu kecil, iris bawang merah, cabai rawit serta memotong daun bawang.

Nasi yang disiapkan cukup untuk makan dua orang. Lagi pula, Chen Sisi hanya tinggal dengan Kakek Yi. Pria itu juga suka makan jadi mari tambahkan sedikit nasi lagi.

Pertama-tama, Chen Sisi memisahkan kuning telur dengan putih telurnya lebih dulu. Kuning telur diaduk dengan nasi sampai rata. Saat digoreng nanti, nasi akan berwarna kekuningan.

Setelah siap Chen Sisi memasukkan margarin cukup banyak ke wajan, tumis bawang merah dan bawang bombai sampai harum, masukan potongan wortel, sosis serta cabai rawit merah. Tumis lagi selama beberapa saat dan sisihkan terlebih dahulu.

"Kamu masih harus menggoreng dua kali?" Baiyue yang memperhatikan Chen Sisi memasak tidak merasa bosan sama sekali.

"Nasi dicampur dengan kuning telur sebelumnya, tentu saja dimasak terpisah agar tidak memengaruhi cita rasa." Chen Sisi sangat akrab dengan semua bumbu dapur dan kegiatan masak memasak sebelumnya.

"Untuk membuat nasi goreng yang enak, tentu saja ada caranya."

Nasi goreng beragam jenisnya, tergantung selera masing-masing.

Chen Sisi juga memiliki bumbu instan nasi goreng di ruang giok putih. Dia juga menggunakan ini nanti sebagai penyedap rasa. Walaupun bumbu instan memiliki cita rasa yang hampir sama, tapi nasi goreng yang polos kurang menarik.

Lagi-lagi Chen Sisi menggunakan margarin agar rasanya lebih gurih. Nasi yang tercampur kuning telur tadi langsung digoreng dengan api sedang. Setelah itu, masukan putih telur yang belum terpakai sebelumnya, aduk hingga rata sampai tidak ada yang menggumpal.

Masukkan tumis sayuran dan sosis sebelumnya dan aduk rata lagi. Chen Sisi menambahkan bumbu nasi goreng original sebagai penyedap rasa. Jika rasanya sudah pas, maka nasi goreng siap dihidangkan.

Aroma makanan enak di dapur membuat para penjaga rahasia menelan saliva tanpa sadar. Mereka ingin mencicipi makanan gadis itu tapi tidak bisa turun untuk memintanya. Ini menyebalkan.

"Masakan nona Chen semakin meningkat. Tuan kita bahkan tidak bisa menandinginya," kata salah satu penjaga rahasia yang bersembunyi di atas rimbunnya dedaunan pohon.

"Bukankah semuanya diajarkan oleh tuan kita?" Rekannya yang ada tak jauh darinya juga mengomentari.

Semua penjaga rahasia memakai topeng sehingga tidak tahu ekspresi masing-masing.

"Tuan kita tidak pernah memaksa seharum ini?" Yang lain juga mau membicarakannya.

Sisanya langsung terdiam dan mengakuinya.

Tuan yang mereka maksud adalah Kakek Yi.

......................

Chen Sisi baru saja selesai membuat menu makan siang dan Kakek Yi keluar dari ruang obat lebih awal. Dia mencium aroma makanan yang tampaknya sangat enak dan terlihat baru di matanya. Semuanya tersaji di meja makan.

"Apakah kamu membuat hidangan baru?" Kakek Yi terkejut dengan hidangan yang ada di depannya. Kenapa rasanya lebih mewah. "Aku bahkan tidak tahu tentang makanan ini."

Kakek Yi mengajari Chen Sisi memasak dan meramu obat sejak kecil. Dia tahu masakannya sendiri. Jadi dia yakin jika semua hidangan di meja saat ini bukan resepnya.

"Ya. Aku membuat hidangan baru. Kakek, cobalah. Jika suka, aku akan memasaknya lagi lain kali."

"Oh." Kakek Yi penasaran dan mulai makan nasi goreng terlebih dahulu.

Nasi goreng dilengkapi dengan sayuran. Ada potongan tomat segar serta mentimun di atasnya.

Saat Kakek Yi mencoba sesuap, matanya melebar. Lalu dia makan lebih banyak dan memuji nasi goreng yang gurih dan harum. Mungkin karena nasinya juga lembut, membuat nasi goreng menjadi lebih enak.

"Nasi goreng ini enak. Meski terlihat berminyak tapi tampaknya bukan minyak yang terlihat biasanya."

Kakek Yi tidak merasa jika nasi goreng ini penuh minyak sama sekali padahal terlihat berminyak.

Chen Sisi tersenyum sebagai jawaban. Dia menggunakan margarin sebelumnya tentu saja rasanya berbeda.

Telah menghabiskan nasi goreng, Kakek Yi juga mengambil nasi putih lagi dan makan imam goreng sambal matah, dicampur tumis kangkung serta tumis buncis saus tiram. Semua masakan itu enak hingga dia makan lebih banyak daripada biasanya.

Chen Sisi tidak makan banyak karena dia selalu menjaga pola makannya sejak berada di zaman modern.

"Kakek, makanlah perlahan, tidak ada yang akan merebutnya darimu." Gadis itu bercanda.

Kakek Yi memelototinya. "Kamu tahu apa tentang makanan enak?" ejeknya juga tidak bersungguh-sungguh.

Setelah menghabiskan makanan, Kakek Yi merasa perutnya penuh saat ini.

Chen Sisi khawatir pria tua itu tidak bisa mencerna makanan dengan baik dan membiarkannya untuk makan buah-buahan segar.

"Kakek, kamu harus memperhatikan tubuhmu. Jika kamu meninggal suatu hari nanti, siapa yang akan menjagaku?"

Kakek Yi kesal dengan kata-katanya. "Gadis bau (nakal)! Aku akan berumur panjang sampai kamu menikah. Jangan mengutuk pria tua ini ...."

Tanpa terasa, waktu telah berjalan bertahun-tahun lamanya. Kakek Yi membesarkan Chen Sisi dengan hati-hati selama ini agar gadis itu bisa hidup lebih baik di masa depan.

Dengan keahlian memasaknya, Chen Sisi mungkin bisa membuka bisnis di masa depan. Terutama di ibu kota ....

Sayangnya Kakek Yi tidak ingin menginjakkan kaki ke ibu kota lebih awal saat ini. Sudah lama sekali semenjak dia meninggalkan ibu kota ....

Kakek Yi membuka topik pembicaraan. "Dalam waktu dekat, kamu akan berusia lima belas tahun. Sudah waktunya untuk menikah. Kakek tidak tahu pria seperti apa yang disukai Si'er?"