NovelToon NovelToon
DARA

DARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Cintapertama / Matabatin / Pernikahan Kilat / Iblis
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: si ciprut

Lanjutan Novel Liontin dan Devia Pura-Pura Amnesia

Mustika Naga Biru, slah satu pusaka keramat. Keberadaan Mustika Naga ternyata berdampak yang sangat luar biasa bagi yang memilikinya. Pemilik saat ini adalah keluarga besar Anderson yang di sebut Liontin.

Andara Putri Dharma , seorang gadis yang mempunyai keturunan dari Naga. Naga berwujud manusia bernama Mpu Bathara Naga atau Ki Bledek. Dara mempunyai misi untuk menumpas musuh bebuyutannya dahulu kala, bernama Azael atau Raja Ibliss saat ini.

Keturunan Naga yang lahir di hari dan weton yang sama, yang bisa mengendalikan Pedang Naga Langit setelah bersatu dengan Mustika Naga.

Davin, salah satu keluarga Anderson tertarik dengan Dara. Apalagi ia menyimpan Mustika Naga itu.

Dalam penyatuan itu ternyata memakan korban, yang tak lain adalah Raden Mas Satria Hadiningrat. Satria selama ini dilindungi Mustika Naga atau Liontin yang disimpan keluarga Anderson.

Dara dan Davin harus menyempurnakan Pedang Naga Langit. Dan ternyata....!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siluman Buaya

"Itu mayat wanita, Manda bukan ya?" Tanya Alfian kepada Alex yang baru sampai di rumah.

Alfian baru saja menjemput Alex dari rumah sakit.

"Belum teridentifikasi katanya." Sahut Alex sambil melihat berita online melalui ponselnya.

"Ini bukannya Nita ya?, gambarnya tidak begitu jelas karena jauh. Dia ada disana bersama.. siapa kemarin nama temennya?" Ucap Alex.

"Dara?"

"Iya Dara, nih!" Alex memberikan ponselnya kepada Alfian.

Dan benar jika di berita online tersebut ada Nita dan Dara berada di sana. Meski gambarnya tidak terlalu jelas. Namun Alex dan Alfian yakin jika itu adalah Nita, sesuai dengan baju yang dikenakannya.

"Ngapain ada disana?, bukanya tadi bilang ada acara ya?" Kata Alfian sambil menatap Alex.

Alex hanya mengangkat kedua bahunya.

Alfian kemudian mengambil ponselnya untuk menghubungi Nita. Dan tak lama kemudian pun terhubung.

"Mel, kamu dimana kok ada di berita online?"

"Oeee Fian, ini habis dari danau, nemenin Dara cari temennya. Tapi ga ketemu. Janjian disana."

"Itu disana ditemukan mayat wanita ya?, Manda bukan?"

"Bukan kayaknya. Tapi belum di identifikasi kan. Dan kita buru-buru kabur. Soalnya bau banget."

"Oh ya udah kalau begitu, sekarang dimana?"

"Di kontrakan Dara. Kenapa?"

"Ke tempat Alex mau ga. Aku disini."

"Ga janji ya, ini masih di kontrakan Dara. Entar kalau sempat."

" Oke."

Sambungan telepon pun ditutup oleh Alfian. Kemudian Alfian menatap Alex.

"Benar katamu belum teridentifikasi, jika benar Manda ya Alhamdulillah. Tapi kalau bukan kita cari kemana lagi?" Ucap Alfian frustasi.

Salah satu teman kampusnya hilang dengan tiba-tiba. Bahkan sampai sekarang tidak di ketemukan keberadaannya.

Sudah hampir satu minggu ini, Manda hilang tanpa kabar.

Manda adalah teman Alex satu kelasnya. Dekat memang dengan Alex, bahkan bisa dibilang jika Manda adalah kekasihnya. Alfian dan Alex yang sampai kini terus mencari.

Meski dari pihak kepolisian tanpa henti memberikan kabar tentang hasil pencarian selama ini, yang masih nihil.

Hingga suatu ketika Alex kecelakaan dan harus di rawat di rumah sakit beberapa hari ini.

Beruntung tidak mengalami luka serius, sehingga hanya 3 hari di rawat inap.

Hari semakin senja dan Maghrib pun tiba. Alex dan Alfian menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim. Setelah itu keduanya kembali membahas tentang Manda.

.

.

Sementara Dara dan Nita yang kini berada di kontrakan Dara menyiapkan makan malam untuk keduanya.

Dara memasak sendiri keperluan menu makanan yang sederhana. Nita mengikuti dan membantu Dara.

Kini Nita belajar kesederhanaan bersama Dara, yang sudah terbiasa mandiri. Berbeda dengan yang dulu, masih tergantung dari warung Mbok Lasmi.

"Tiap hari begini Ra?"

"Engga juga, kalau lagi malas ya jajan."

"Bentar.." Ucap Nita sambil bersungut-sungut.

Dara mengernyitkan keningnya.

"Kamu dapat duit darimana?" Tanya Nita penasaran.

"Aku kan nabung, dari sewaktu ayah dan ibu ada. Yahhh, cukup lah sampai sekarang." Terang Dara.

Dan Nita pun paham, kenapa Dara bisa membeli keperluan dan biaya kuliah selama ini.

Nita tidak tahu siapa sesungguhnya Dara yang ada di dekatnya. Meski bersama Dara sudah cukup lama.

Nita percaya begitu saja, sebab ia bukan orang yang sok ingin tahu siapa Dara sebenarnya. Yang penting bisa di ajak ngobrol dan nyambung, serta nyaman jika berada di dekatnya.

"Padahal aku dulu nebaknya kamu pendiam dulunya." Ucap Nita saat menuangkan air minum.

Dara mengerutkan keningnya, karena itu semua ia sengaja. Agar tidak mudah di kenali oleh teman-temannya.

Berbeda dengan Nita yang memang sudah di pantau oleh Dara, dan Nita orang yang bisa di percaya sampai saat ini.

Dara berpesan kepada Nita agar kemampuannya melihat hantu dan masalah Ningsih tidak di ceritakan kepada siapapun oleh Nita.

"Kan jaga-jaga, kadang orang kalau tahu terus di manfaatkan yang enggak-enggak."

"Emang..."

Sahut Nita sambil mengambil piring plastik untuk menaruh tempe goreng.

"Aku juga gitu, dulu banyak teman tapi cuma memanfaatkan kekayaan orang tuaku saja. Makanya sekarang lebih baik menjauh dari circle mereka. Dan Alfian yang paling paham akan aku."

Selesai memasak, keduanya langsung menikmatinya. Karena tidak ada yang di tunggu kecuali Ningsih yang diharapkan kembali dari kuasa siluman buaya.

Hingga malam pun tiba, tapi tidak ada tanda-tanda jika Ningsih datang ke tempat ini.

Dara akhirnya meminta Nita untuk ikut serta menemui Ningsih dengan cara Dara.

"Aku ga mau." Sahut Nita membuat Dara terkekeh.

"Ya udah biar aku undang kesini.

"Ja..jangan!" Sahut Nita yang masih trauma melihat wajah Ningsih semalam.

Dara kembali terkekeh karena nyatanya Nita yang mempunyai kemampuan, tapi takut ketika melihatnya.

"Lho kamu kok bisa takut, bagaimana ceritanya?, itu warisan dari keluargamu turun temurun atau kamu dapat sendiri?" Tanya Dara di sela-sela obrolannya.

"Katanya turun temurun, tapi cuma aku yang bisa begini. Sementara saudaraku yang lain engga."

"Aneh.." Sahut Dara.

Dara kemudian duduk bersila sejenak, meski bibirnya masih nyerocos bercengkerama dengan Nita.

Namun nyatanya, ada bayangan yang meleset keluar dari raga Dara, dan meninggalkan tempat tersebut.

.

.

"Kenapa Ningsih engga di lepas?" Ucap Dara yang kini sudah sampai di dasar danau tempat Ningsih disekap.

"Nyai, saya minta penggantinya."

"Pengganti?" Dara termenung sejenak.

"Ambil saja orang yang membawanya kemari." Lanjut Dara.

"Saya kesusahan untuk menangkapnya. Apa nyai bisa membantu?"

"Ogah, Aku cuma mau Ningsih tidak yang lain. Atau aku akan menghancurkan mu?"

"Ja..jangan Nyai. Baiklah akan kuserahkan Ningsih, tapi aku akan ambil yang lainnya sebagai pengganti."

Kemudian Ningsih pun di lepas, dan kini berada di sebelah Dara.

"Jangan ambil selain yang aku tunjukkan." Ucap Dara tegas, kemudian membawa Ningsih untuk keluar dari istana buaya.

.

.

"Masa sih hanya kamu sendiri?, bukannya nenekmu ada di rumahmu juga. Bahkan mungkin pamanmu juga." ucap Dara yang masih bercengkerama dengan Nita.

Nita tidak tahu, jika yang di ajaknya bicara adalah Dara yang lain. Namun tetap sama dengan Dara yang mengambil Ningsih.

"Nenek?, iya memang ada. Dan dia yang selalu menemaniku. Meski kadang takut juga sih."

"Memangnya kenapa?"

"Ya namanya orang sudah meninggal, bagaimana coba?" Sahut Nita.

Sebuah bayangan melesat masuk ke tubuh Dara, namun Nita tidak menyadarinya.

Dara sedikit bergidik karena sesuatu masuk ke dalam tubuhnya, dan Dara mengetahui hal itu.

"Iyasih."

"Kamu kalau kayak semalam engga takut Ra?"

"Engga, belum seberapa kalau yang itu. Si Ningsih. Tuh orangnya udah datang."

Nita menoleh ke arah pintu, dan di sana ada Ningsih dengan wajah pucat pasi. Mukanya menunduk, rambutnya tergerai panjang. Kakinya tidak menyentuh lantai.

"Terimakasih Nona telah membantu saya. Saya merasa lega sekarang. Namun masih ada yang mengganjal dalam pikiran saya. Yaitu majikan saya itu." ucap Ningsih masih sambil menunduk.

Dara mengernyit, ini sesuai dengan perkataan siluman buaya putih tadi.

"Lalu apalagi maumu?"

"Akan banyak korban lagi, jika orang yang membutuhkan bantuan siluman buaya itu belum musnah seperti majikan saya itu." Sahut Ningsih.

"Tapi setidaknya, aku sudah membantumu saat ini. Kalau masalah itu, aku sudah di luar kendali. Dan itu bukan wewenang ku." Sahut Dara, karena hanya batas itulah, ia tidak ingin ikut campur urusan siluman buaya di danau tersebut.

Berbeda semalam karena Nita berteriak minta tolong, dan dengan sigap Dara sudi membantunya. Niat Dara hanyalah menolong Nita bukan yang lain. Namun berangsur juga menolong Ningsih.

.

.

.

BERSAMBUNG

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Livami
darah haid kah?
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦✍️⃞⃟𝑹𝑨💫⃝ˢᶦ𝐂ɪᴘяᴜт: bukan
nanti akan dijelaskan di babb selanjutnya
total 1 replies
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦✍️⃞⃟𝑹𝑨💫⃝ˢᶦ𝐂ɪᴘяᴜт
Whuaaaaaa/Sob//Sob//Sob//Sob/
kenapa jadi cinta romantis🤣🤣🤣

dirubah oeeee
sama Noveltoon

Horor, horor tahuu🤣🤣🤣
🄶🄰🄻🄸🄷🅱🅾🆇
cerita lanjutan ya kak
iqbal nasution
lanjut
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦✍️⃞⃟𝑹𝑨💫⃝ˢᶦ𝐂ɪᴘяᴜт: Siap Bangg
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!