Pembatalan perjodohan tiba-tiba oleh orang yang paling dicintainya, membuat dirinya sangat terguncang hingga sang ayah akhirnya memutuskan menjodohkannya dengan laki-laki yang pernah menolong dirinya. Yang tak tahunya laki-laki itu adalah teman semasa SMAnya. laki-laki konyol yang selalu mengganggu dirinya disekolah.
"Yang benar saja aku harus menikah dengan dia?" ucapnya dalam hati.
Bagaimana kelanjutan kisah mereka? akan kah cinta akan tumbuh dengan seiring nya waktu? ikuti kisahnya yuk...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketemu Tapi...
Tubuh Bening bergetar saat mendapatkan kabar dari Bintang, dadanya terasa sakit dan lehernya terasa tercekat menahan suara tangisnya.
"Hiks... hiks... ya Tuhan apa rencana mu untuk aku dan dia sehingga rasanya sangat berat" ucapnya lirih.
"Aku harus segera kesana untuk memastikan suami ku baik-baik saja" ucap Bening yang langsung bangkit dari posisinya yang terduduk di lantai.
Bening langsung mempersiapkan semuanya untuk keberangkatan nya ke luar negeri.
Sedangkan di luar negeri semuanya sedang sibuk mengevakuasi korban kecelakaan yang masuk kejurang tersebut.
Bintang langsung melihat satu persatu korban yang sudah dapat di evakuasi, tapi dia belum menemukan Awan.
"Anda mencari siapa Tuan? " tanya seorang polisi.
"Aku mencari teman ku tadi dia berada di dalam taxi yang ditabrak oleh truk ini" jelas Bintang cemas.
"Korban memang di perkirakan tiga orang dan kami masih mencoba mengevakuasi korban, baru dia orang yang kami temukan dan semuanya terbakar, namun taxi yang teman anda tumpangi itu sulit di evakuasi karena tertindih badan truk yang besar, kami akan mengevakuasi truk itu setelah alat berat sampai"jelas petugas polisi tersebut.
"Astaghfirullah Awan... nasib lu apes banget sih, maafin gue coba kalau waktu itu elu ikut gue di luar sama supir taxi mungkin kejadiannya nggak akan kaya begini" ucap Bintang penuh penyesalan.
Hingga tiga hari berlalu, Bening yang sudah tiba sejak tiga hari yang lalu masih menunggu kabar suaminya yang di kabarkan hilang, karena saat evakuasi saat kejadian tidak di ketemukan tubuh Awan, dan Awan di katakan menghilang dan masih dalam proses pencarian tim pencari.
Bening sedang melamun di kamar hotelnya, tak lama ada yang mengetuk pintu kamarnya. Bening pun berjalan dengan langkah malas menuju pintu kamarnya.
Saat membuka kamar muncul lah Bintang dari balik pintu dengan wajah yang tak seperti biasanya.
"Ada apa?" tanya Bening malas.
"Awan sudah di ketemukan, tapi... "
"Tapi apa?! " tanya Bening penasaran.
"Tapi mayatnya sudah hangus dan membengkak karena tenggelam hingga sulit di kenali" jelas Bintang ragu.
Kepala Bening langsung terasa berat saat itu juga matanya berkunang-kunang dan tak lama dirinya jatuh pingsan di hadapan Bintang.
"Bening" Bintang cemas dan langsung mengangkat tubuh Bening yang tergeletak di lantai dan membawa Bening masuk kedalam kamarnya.
Bintang meletakan tubuh Bening di atas kasur dengan perlahan, setelah meletakan tubuh Bening, Bintang memperhatikan wajah Bening yang terlelap.
"Maafkan aku karena aku kamu menderita" ucapnya lembut sambil mengelus pipi lembut Bening.
Tak lama Bening membuka matanya, dia melihat Bintang sedang duduk di sofa kamar nya.
"Kau sedang apa disini? " tanya Bening ketus.
"Kamu pingsan tadi, aku menunggu mu sadar, mangkanya aku duduk di sini" jelas Bintang.
"Ooo begitu" hanya itu yang di katakan Bening.
Tiba-tiba Bening teringat berita yang di bawa Bintang untuk nya kalau Awan telah di ketemukan dengan keadaan yang mengenaskan.
"Bintang apa benar berita yang kau katakan tadi" ucapnya lirih dan Bintang pun hanya mengangguk saja.
"Hiks... hiks... " Bening menangis histeris.
"Bening... Bening bersabar lah semua mungkin ujian dari Tuhan" Bintang langsung mencoba menenangkan Bening.
Bening hanya menggeleng saja.
"Kenapa cinta tak selalu berpihak pada ku? disaat aku mendapatkan suami yang sangat mencintai ku kenapa Tuhan begitu cepat juga mengambil nya dari ku hiks... hiks... aku merasa ini semua tidak adil hiks... hiks... " Bening histeris.
"Jangan bicara seperti itu masih ada aku di samping mu" ucap Bintang yang menatap Bening serius.
Bening menggelengkan kepalanya dan mendorong tubuh Bintang yang mendekat padanya.
"Tidak Bintang perasaan ku saat ini tak sama seperti dulu, saat ini cinta ku hanya untuk Awan suami ku, meski dia hanya sebentar menjadi suami ku tapi tak ada yang bisa menggantikan nya semua yang dia lakukan pada ku selama ini tak ada yang mungkin bisa menyerupai nya tidak ada"ucap Bening lembut namun tegas.
Bintang tertegun saat mendengar ucapan Bening dirinya tak menyangka kalau Bening yang dulu sangat mencintai nya, saat ini sudah menggantikan posisinya dengan seorang yang konyol dan menyebalkan seperti Awan.
Ku fikir kalian hanya berakting saja saat memamerkan kemesraan tapi ternyata aku salah.
Batin Bintang kecewa.
Bening beranjak dari kasur dan bersiap untuk pergi kerumah sakit yang dimana mayat Awan masih di simpan disana.
"Tolong antar aku ke tempat suami ku di ketemukan" pinta Bening.
"Baiklah" Bintang pun segera mengantarkan Bening kerumah sakit tempat mayat Awan di simpan.
Mereka berdua pun pergi ke sana, dan saat sampai di rumah sakit Bening langsung berjalan cepat menuju kamar mayat tempat mayat suaminya di simpan.
Dan saat sampa disana Bintang dan Bening menemui petugas yang berjaga disana, dan mengantar mereka ke sebuah lemari besar dimana terdapat banyak laci-laci besar, itulah tempat mayat tersimpan.
Petugas tersebut membuka satu lemari dan terlihat lah sebuah mayat yang sangat mengenaskan luka bakar 100% dan tubuh yang membengkak hingga tak dapat di kenali.
Bening yang meliha itu langsung terkulai lemas, Bintang segera menangkap tubuh Bening yang hampir terjatuh.
"Hiks... hiks... suami ku ya habibi kenapa nasib mu seperti ini sayang... hiks... apa yang harus aku katakan pada emak hiks... hiks... " Bening histeris.
"Bening sabar ya... Awan juga sudah tenang berada disana" ucap Bintang yang mengelus lengan Bening yang saat ini berada di pelukannya.
"Sekarang kau harus memberi tahu kan keluarga nya agar mereka tidak berharap dia masih hidup" lanjut Bintang.
Bening pun mengangguk pelan.
"Bintang tolong aku, kau saja yang bicara dengan emak tentang kondisi Awan saat ini plis aku tak sanggup mengatakan apa yang terjadi disini" Bening memohon pada Bintang.
"Baiklah berikan ponsel mu biar aku yang mengabari orang tuanya tentang kondisi anaknya saat ini" Bintang menyetujui permintaan Bening.
Bening pun memberikan ponselnya kepada Bintang, dan tak lama terdengar suara sambungan telepon yang tersambung di seberang sana, dan tak lama terdengar suara wanita paruh baya yang menjawab telpon tersebut, dengan menarik nafas dalam-dalam. Bintang mencoba mengawali pembicaraan.
"Ya Bening bagaimana apa Awan sudah ketemu? " tanya Emak di seberang telpon.
"Maaf mak ini saya Bintang" jawab Bintang setelah menghirup nafas dalam.
"Eh pak dokter bagaimana kabarnya anak saya apa sudah ketemu? " tanya emak sedikit penasaran bahkan dadanya pun mulai berdegup kencang.
"Ya mak anak emak sudah ketemu dan saat ini sudah berada di rumah sakit" jawab Bintang.
"Bagaimana keadaannya apa dia baik-baik saja?" tanya emak meski tahu ituu semua mustahil karena dia mendengar bagaimana kronologi kecelakaan yang menimpa anaknya, dengan tangan gemetar emak mencoba menguatkan hatinya untuk mendengar kabar sang anak.
"Awan... sudah tiada mak" jawab Bintang ragu.
"Inalilahi Wina ilaihi rojiun, Awan... hiks" emak menangis tersedu.