Alvia Alianza, wanita yang sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama satu tahun. Ia menikah dengan Bintang Askara. Pemuda tampan yang membuat para wanita selalu mengejarnya.
Namun pernikahannya bukanlah pernikahan yang di idamkan oleh setiap wanita.
Karena pernikahannya hanyalah sebuah tameng untuk menutupi hubungan Bintang dan kekasihnya.
Bintang telah membayarnya untuk menikah dengannya selama satu setengah tahun ke depan. Karena orang tuanya tidak menyetujui hubungannya dengan kekasihnya.
Bagaimana kisah kehidupan Via selanjutnya? ikuti terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 8
Hari ini via bangun pagi-pagi sekali. Seperti biasa, Via ingin menghindari suaminya dengan berangkat ke restoran tempatnya bekerja lebih awal.
Usaha Via untuk menghindari Bintang pun sudah berjalan selama hampir enam bulan lebih.
Via merasa lebih baik saat tidak bertemu dengan Bintang. Setidaknya rasa cinta yang ia rasakan kepada Bintang perlahan mulai memudar, walaupun tidak sepenuhnya.
Via akan tetap berusaha untuk selalu menjaga hatinya agar tidak goyah saat menatap Bintang.
Namun Via merasa begitu naas hari ini. Karena saat dirinya hendak melangkah keluar dari rumah, ia melihat mobil Eve yang sudah terparkir di halaman rumahnya.
Sudah dapat dipastikan oleh Via bahwa Eve pasti tidak akan mengizinkannya bekerja.
"Via, Aku datang!" teriak Eve seraya berjalan pelan menuju Via yang menatap Eve dari depan pintu.
Eve tengah mengandung 6 bulan. Dan selama Eve hamil,ia seringkali datang ke tempat Bintang untuk mengajak Via pergi dengannya. Tentunya Eve akan merepotkan Via seperti saat-saat sebelumnya saat ia mengidam.
Dan anehnya Eve masih sering menginginkan sesuatu yang membuat orang lain geleng-geleng kepala.
Via sudah merasa was-was bila Eve akan meminta sesuatu padanya.
"Eve, Kau datang? Apa mau bertemu dengan kakakmu?"
"Aku tidak mencari kak Bi, Via. Aku datang karena ingin mengajak mu pergi ke suatu tempat yang pasti Kau akan suka," ucap Eve membuat Via mengerutkan keningnya.
"Tapi Aku harus bekerja Eve. Bagaimana kalau besok saja?" tawar Via.
"Tidak Vi, Aku mau sekarang! Kau harus ikut dengan ku. Kalau Kau takut dengan bos mu, Kau tenang saja. Aku sudah menyewa restoran tempat mu bekerja seharian penuh. Jadi Kau tidak perlu khawatir lagi." Eve tersenyum menatap Via.
Sementara Via hanya melongo tak percaya dengan apa yang Eve lakukan. Keinginan Eve memang tidak bisa di ganggu gugat. Jadi Via mau tak mau harus menuruti kemauan wanita yang sedang hamil itu.
Dengan cepat Eve menarik tangan Via dan membawanya kedalam mobil.
"Pak supir, antarkan ke tempat yang ku katakan tadi ya," ucap Eve kepada supirnya.
"Baiklah Nona."
Via pun kini hanya bisa pasrah dengan apa yang akan Eve lakukan padanya. Ia terus saja berdoa agar Eve tidak meminta yang aneh-aneh.
Tak berapa lama kemudian, mobil Eve sampai di depan sebuah butik yang begitu besar. Eve langsung menarik Via memasuki butik tersebut.
"Untuk apa kita lemari Eve?" tanya Via heran.
"Kau diam saja Vi, Aku sedang ingin membuat mu terlihat berbeda dari sebelumnya," ucap Eve yang kini sedang memilah-milah pakaian.
Sementara Via belum mengerti dengan apa yang Eve katakan. Ia hanya memperhatikan Eve yang sedang memilih pakaian.
"Akhirnya Aku menemukan baju ini. Sepertinya akan cocok di pakai Via," gumam Eve. Ia mengambil pakaian yang ia pilih dan membawanya menuju Via.
"Vi, coba pakai ini. Aku yakin pakaian ini akan cocok untuk mu." Eve menyodorkan pakaian yang ia pilih.
"Aku harus memakainya?" Via menatap Eve.
"Iya, ayo cepat pakai sana!" Eve mendorong tubuh Via menuju ruang ganti.
Sementara Via hanya bisa menurutinya saja.
Via mulai menggunakan pakaian pilihan Eve. Dan benar saja, pakaian yang Eve pilihkan untuk Via benar-benar pas.
Via keluar dari ruang ganti. Diluar sudah ada Eve yang menatap kagum dengan Via yang nampak begitu manis.
"Kau manis sekali Vi." Eve mendekati Via. Menatapnya dengan mengitarinya. Eve terlihat nampak sedang berpikir.
Lalu ia berhenti tepat di depan Via.
"Tapi akan lebih manis bila Kau tidak menggunakan ini," ucapnya lagi seraya melepas kacamata yang Via pakai.
"Jangan di lepas Eve!" Tolak Via.
Namun Eve tak mengindahkan ucapan Via dan menyembunyikan kacamata tersebut.
"Kau lebih cantik dengan melepaskan kacamata mu Vi. Kenapa tidak dari dulu Kau melepaskannya? Lihatlah dirimu, Kau sangat cantik Vi," puji Eve.
"Kau terlalu memujiku Eve. Aku bukan perempuan cantik seperti kalian. Dan Aku juga tidak seberuntung kalian yang bisa mendapatkan apapun yang kalian mau," ucap Via sendu.
Eve langsung memeluk Via. Ia tahu Via bukan berasal dari keluarga yang berkecukupan. Dan Eve sebenarnya juga sudah mengetahui semuanya yang terjadi pada Via dan Bintang.
Makanya ia tidak ingin Via menjadi gadis yang lemah. Ia akan sedikit merubah penampilan Via.
"Kita semua sama di mata Tuhan Vi. Jadi Kau jangan pernah berkata seperti itu. Mulai sekarang Kau bisa mendapatkan yang Kau mau. Aku akan membantumu," ucap Eve ambigu, membuat Via mengerutkan keningnya.
"Apa maksudmu Eve?"
"Sudahlah, sekarang Aku akan membawamu ke tempat lainnya. Tapi sebelumnya kita akan membeli beberapa pakaian lain untuk mu," ucap Eve dan langsung menarik Via.
***
"Kau sungguh sangat cantik Vi. Kalau Aku seorang pria, pasti Aku akan jatuh cinta kepadamu. Tapi sayangnya Aku adalah wanita," ujar Eve tertawa.
Via tersenyum canggung menanggapi ucapan Eve. Sungguh Eve selalu saja kocak.
Saat ini Via dan Eve baru keluar dari sebuah salon kecantikan. Mereka nampak luar biasa saat ini.
"Kau itu selalu saja melebih-lebihkan ucapanmu Vi. Aku tidak secantik Kau dan yang lainnya." Via merasa rendah diri.
"Kau itu sangat cantik Vi. Dan Kau harus selalu seperti ini. Untuk selanjutnya Kau tidak usah menggunakan kacamata mu. Aku sudah membelikan mu lensa kontak untuk mu."
"Tapi Eve, Aku...." Via hendak protes, namun Eve tidak menerima penolakan dari Via.
"Aku mengharuskan mu untuk tidak menggunakan kacamata milik mu Vi. Kalau Kau menggunakan benda itu lagi, jangan menganggap ku temanmu!" ucap Eve.
Sementara Via hanya bisa menuruti keinginan Eve. Ia tidak ingin Eve marah kepadanya. Walaupun Via merasa aneh dengan penampilannya saat ini.
***
Malam ini Eve mengajak Via untuk makan malam di rumah Mamanya.
Semua orang terkejut melihat perubahan penampilan Via.
"Bagaimana dengan penampilan Via saat ini Mam, dia cantik kan?" tanya Eve kepada Mamanya.
"Ya sayang, Via sangat cantik. Seperti Mama mu dulu," timpal Bryan.
"Mama kan dari dulu memang cantik pa," ucap Eve.
"Iya, Mama mu memang cantik. Tapi apakah Kau tahu bagaimana penampilan Mama mu dulu Eve? Penampilannya sama persis seperti Via sebelum Kau merubahnya," tutur Bryan membuat Eve dan Via tidak percaya.
"Sungguh?"
Bryan menganggukkan kepalanya.
Hingga obrolan itupun berlangsung cukup lama. Via sangat senang dengan kehangatan keluarga tersebut. Rasanya ia ingin selalu berada dalam tengah-tengah keharmonisan sebuah keluarga itu.
Namun itu hanyalah sebuah asa yang mungkin sebentar lagi akan menghilang. Karena batas waktu dirinya bersama mereka tinggal satu tahun lagi.
Via harus pergi meninggalkan mereka setelah kontrak pernikahannya bersama Bintang selesai.
***