🌹🌹🌹🌹
Karena ingin terlepas dari jerat kemiskinan, Sena dan Felli memutuskan untuk menjual kesucianya. Melewati 1 malam penuh Dosa.
"Fel, pokoknya aku mau yang seperti Om Rudi, walaupun sudah tua tapi masih terlihat tampan," pinta Sena sang adik sepupu.
Felli terkekeh.
"Ada yang mau menggunakan jasamu saja sudah untung, hahaha," akhirnya Felli tertawa terbahak.
21+
✍🏻 revisi typo 💕
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SUGAR 8 - Hanya Tidur
Like, Komen, Vote, Hadiah, Terima kasih 😁😗😗
Happy reading 💚
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dan disinilah kini Sena berdiri, tepat didepan pintu apartemen Hanan. Seperti de javu, seolah kejadian satu bulan lalu terulang lagi.
Hanan sudah membuka pintu itu, namun Sena masih bergeming. Ia membatu, ragu untuk masuk.
"Kenapa? kamu takut?" tebak Hanan dan Sena hanya terdiam, ia bahkan menunduk memperhatikan kedua kakinya sendiri yang hanya mengenakan sendal biasa.
"Tatap mataku saat aku bicara," ucap Hanan dengan suara lembutnya. Suara yang terdengar begitu menenangkan.
Perlahan, Sena mengangkat wajah dan membalas tatapan itu.
"Aku tidak akan melakukannya tanpa seizin mu, bahkan saat kamu tidak memakai sehelai benangpun di hadapanku, aku tidak akan melakukan hal itu, tanpa izin mu," jelas Hanan bersungguh-sungguh, ia sungguh menginginkan Sena untuk berada disampingnya, meskipun rasa ingin menyatu begitu menggebu, namun sekuat tenaga akan dia tahan.
Mendengar itu, Sena menggeleng kecil, tidak percaya. Apalagi saat mengingat, Hanan begitu sering menciumi bibir, leher dan dadanya, meski saat berada di kantor.
"Kamu tidak percaya?"
"Tidak," jawab Sena lirih.
"Kalau begitu ayo buktikan malam ini, jika aku sampai melewati batas, kamu boleh memotongnya sampai habis," goda Hanan dan dengan cepat Sena mencubit lengan daddy-nya ini, sampai Hanan benar-benar merasa kesakitan.
"Ampun!" mohon Hanan dan barulah Sena melepaskan cubitannya.
"Ayo masuk," ajak Hanan dengan menggandeng tangan Sena. Semuanya masih sama, tidak ada yang berubah.
"Kita tidur disini," ucap Hanan saat sampai di sebuah kamar, kamar yang dulu pernah mereka gunakan untuk menyelesaikan kesepakatan.
Baru masuk, Sena sudah merinding, tubuhnya bergetar ketika ingatan malam itu datang beruntun.
Ketika ia mendesah begitu keras saat Hanan menyentaknya kuat. Bahkan Sena mengingat betul saat ia memohon Ampun agar Hanan menghentikan permainannya.
"Sensen," panggil Hanan karena Sena hanya terdiam, melamun, sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Em Om," jawab Sena canggung, ia bahkan mengusap tengkuknya yang sudah bergidik.
"Malam ini kita tidur disini, malam-malam berikutnya juga," jelas Hanan lalu menarik Sena, mendudukkan sang gadis disisi ranjang.
"Hanya tidur," tegas Hanan, tahu apa yang menjadi pertanyaan Sena dari tatapannya itu.
"Tinggallah disini dan aku akan sering berkunjung," jelas Hana lagi.
Melihat Sena yang hanya terdiam, ia pun bergerak untuk memberikan sebuah kecupan. Kecupan yang jatuh tepat di atas bibir Sena.
"Baby, percayalah padaku," ucap Hanan setelah melepaskan kecupannya, berbicara tepat di hadapan Sena, hingga napas keduanya saling bertemu.
Dengan wajah yang merona itu, Sena mengangguk.
"Bagus," ucap Hanan, lalu mengelus pucuk kepala Sena dengan sayang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah membersihkan dirinya, Hanan ikut berbaring disebelah Sena. Ia bahkan menyingkirkan guling yang sengaja Sena letakkan diantara mereka.
"Tidur disini," titah Hanan sambil menepuk lengannya.
"Disini saja Om," tolak Sena lirih, ia pura-pura menguap seolah begitu mengantuk, meski jantungnya berdetak begitu cepat.
"Percayalah padaku," desak Hanan dengan suara beratnya.
Mendengar itu, Sena tak berkutik, hanya mampu menelan ludahnya dengan susah payah.
Percaya? batin Sena bertanya-tanya.
Ya, sejak aku memutuskan untuk ikut dengan om Hanan, bukankah aku sudah mempercayakan semuanya, batin Sena lagi meyakinkan hati.
Dengan gerakan pelan, ia mendekati Hanan. Menidurkan kepalanya di lengan itu, lalu meringkuk meletakkan kedua tangannya di depan dada.
"Tidurlah," ucap Hanan dengan suara yang berubah jadi lembut.
Hanan menarik pinggang Sena dan mendekapnya erat, satu tangannya yang lain digunakan untuk mengusap pucuk kepala Sena dengan sayang.
Tanpa ada kata, Hanan terus melakukan itu.
Memberikan sentuhan yang menenangkan. Merasa nyaman, Sena pun akhirnya membalas pelukan Hanan.
Hingga lambat laun, keduanya terlelap dengan saling memeluk.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Hanya tidur kan?" tanya Hanan saat Sena mulai terbangun.
Mendengar itu, Sena hanya tersenyum kecil. Membodohi pikirannya sendiri yang sudah berkelana kemana-mana. Membayangkan bahwa Hanan akan memaksa menyetubuhinya.
"Maaf Om," jawab Sena dengan suara serak, khas suara orang bangun tidur.
Pelan, Hanan menggeleng. Masih sama-sama berbaring di ranjang itu, keduanya saling tatap.
"Minta maaflah dengan benar, pria dewasa sepertiku tak menyukai kata-kata," terang Hanan dan Sena mencebik, tahu kemana arah pembicaraan sang sugar daddy.
"Kalau begitu, tutup mata Om," jawab Sena.
Dengan tersenyum, Hanan langsung menutup matanya.
Dan dengan tersenyum pula, Sena mendekatkan kedua jarinya dibibir Hanan, seolah itu adalah bibirnya.
Tapi sayang, saat hendak kembali menarik tangannya sendiri, Hanan lebih dulu mencekal.
"Gadis nakal," dengus Hanan, lalu menarik Sena hingga mendekat, menindih setengah tubuhnya dan memberikan sebuah ciuman yang benar.
"Ini baru benar," ucap Hanan setelah melepas ciuman itu, menatapi wajah Sena yang merona dibawahnya.
Wajah yang membuatnya tak bisa berpaling. Sejak penyatuan pertama mereka, Hanan benar-benar sudah jatuh. Tahu jika Sena hanya disentuh olehnya sebelum dan sesudah malam itu, semakin membuatnya jatuh lebih dalam.
Dengan perlahan, Hanan membenahi beberapa rambut Sena yang menempel di wajah.
Diperlakukan seperti itu, Sena terlena. Tak bisa melawan, hanya terus menikmati tiap sentuhan.
"Cantik," gumam Hanan dan Sena masih mampu mendengar.
Satu kata yang mampu membuatnya makin merona.
"Om kerja tidak?" tanya Sena mencoba mengalihkan perhatian. Jika terus seperti ini, ia takut Hanan akan benar-benar menerkamnya.
"Iya, kerja. Kita berangkat sama-sama ya," ajak Hanan dan Sena nampak berpikir.
"Bagaimana kalau ada karyawan lain yang tahu, bukannya kita harus sembunyi-sembunyi?" tanya Sena dengan wajah seriusnya.
Mendengar pertanyaan itu, Hanan lagi-lagi tersenyum.
"Pertama, kita berhenti di basement kantor, tidak akan ada yang melihat. Kedua, kalaupun ada yang melihat, pasti mereka berpikir aku memberikan tumpangan padamu," Hanan menerangkan, masih dengan posisi yang sama, menindih setengah tubuh Sena dan menikmati cantiknya gadis ini dari bagian atas.
"Kecuali, kalau mereka melihat kita saat sedang berciuman di kantor. Itu yang bahaya," goda Hanan dan Sena langsung cemberut.
Salah siapa, sudah tahu di kantor malah cium-cium. Kesal Sena di dalam hati, tak berani mengucapkannya.
"Kalau begitu, saat di kantor Om jangan mencium ku," desis Sena mencoba mencari keberuntungan. Jika seperti itu, kehidupannya di kantor akan lebih tenang.
Tak langsung menjawab, kini Hanan yang nampak berpikir.
"Baiklah," jawab Hanan dan Sena langsung tersenyum riang.
"Berarti saat di rumah, ciumannya ditambah," timpal Hanan dengan menyeringai. Belum sempat Sena menanggapi, mulutnya sudah lebih dulu di bungkam.
Bahkan tak main-main, kini Hanan menelusupkan lidahnya masuk lebih dalam, menyesapnya tanpa ampun. Semalaman mendiamkan tubuh ini benar-benar membuatnya gila.
Wanita yang tidak peka, pikir Hanan.
Puas menciumi Sena dengan tangan yang berkelana kemana-mana, Hanan memutuskan untuk mandi lebih dulu. Mengguyur hasratnya agar mereda dan meninggalkan Sena dengan keadaan yang amburadul, acak-acakan dengan baju yang tersingkap.
Bahkan pengait branya pun sudah terlepas.
"Di kantor tidak ciuman, tapi kenapa disini jadi lebih parah?" gumam Sena heran.
Melihat kepergian Hanan dengan pikiran yang beradu, malah merasa rugi dengan kesepakatan yang dibuatnya sendiri.
pdhl.mau baca gmn respon sanaf manta istrinya nikah lagi..sama.brondong pula😌
bonchap dong🤧
lagiam lu ngaku nadia ttp jadi istri lu karma 15 thn kemudian lu udah tuirr, miskin lagi. cw mana yg mau😏