Khilaf Terdalam

Happy Reading 😊

Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun sudah di jalani oleh Lula dengan perasaan yang lebih baik. Bahkan sekarang dia sudah resmi di angkat sebagai Asisten pribadi Dirut perusahaan SKY GROUP yang tidak lain adalah Darren.

Kehidupan Lula juga semakin berwarna, punya banyak pengalaman dan teman yang banyak, menjadi pribadi yang semakin kuat dan bisa mengendalikan diri dengan baik.

Penampilan nya juga sudah jauh berbeda, Lula yang dulu hanya suka berpenampilan santai tanpa suka memakai make up berbanding terbalik seratus delapan puluh derajat.

Saat ini Lula selalu menjaga penampilan, selalu tampil sempurna kalau pergi kemana-mana, semua itu juga bukan hal mudah untuk bisa merubah Lula menjadi wanita yang lebih feminim.

Lula tentu saja belajar pada pakarnya, tentang bagaimana cara berpakaian modis dan fashionable, mengoleskan Make up pada wajah cantiknya dan juga menata rambut agar selalu tampak indah.

Rambut Lula sudah di pangkas menjadi sebahu lebih sedikit, masih berwarna sama yaitu coklat sedikit blonde, yang berubah di tubuh Lula adalah bagian dada dan pinggul yang terlihat semakin berisi dan kencang.

Sungguh bukan seperti Lula yang dulu, dalam tekad wanita itu, Lula yang dulu sudah mati dan lahir kembali Lula yang sekarang.

"Hai sweety, apa kamu sudah siap?" seru sebuah suara yang tidak lain adalah Darren.

Pria itu berjalan mendekati Lula yang sedang sibuk merapikan penampilannya itu.

"Lula kamu terlihat cantik dan sempurna, sebentar lagi kita akan bertemu dengan CEO dari Alvares GROUP dari Washington DC, dari berita yang aku dengar CEO perusahaan Alvares adalah sosok pria yang tegas dan kompeten, tidak pernah main-main dengan koleganya, dia selalu bertindak cepat tanpa berpikir panjang kepada semua orang, jadi aku harap kamu bisa mengambil hatinya agar kita bisa mendapatkan perjanjian kerjasama ini," ucap Darren.

Lula tampak menghela nafas, semenjak Darren mengatakan bahwa mereka akan mengadakan kerjasama dengan perusahaan yang sangat familiar di telinga dan bisa di pastikan pikiran Lula memang benar.

Sempat merasa gugup dan tidak percaya diri, bahkan beberapa hari yang lalu saat Darren memberitahu nama CEO-nya adalah Danish Alvares, Lula sempat gelisah, hampir tidak bisa tidur karena dia akan bertemu dengan mantan suaminya yang bahkan sampai sekarang masih ada setitik rasa yang tersimpan di lubuk hatinya yang paling dalam.

Meskipun saat ini wanita itu juga mengetahui bahwa Danish telah bertunangan dengan sekretaris nya sendiri yang bernama Angelica setahun yang lalu. Lula berusaha menyingkirkan semua pikiran dan perasaan itu.

"Tentu saja presdir, aku siap dan akan ku pastikan kita bisa mendapatkan kerja sama ini malam ini juga," jawab Lula mantap.

Darren memang mengetahui bahwa Lula pernah menikah dan hanya sebentar, tapi pria itu tidak tahu siapa suaminya Lula itu.

Dengan langkah yang tegas dan percaya diri Lula masuk ke dalam sebuah ruangan yang sudah di pesan untuk mengadakan pertemuan itu.

Lula melihat sosok pria yang yang sedang duduk di temani oleh wanita cantik di sampingnya, tidak bisa di pungkiri bahwa Lula merasa jantungnya berdegup lebih cepat dua kali lipat, apakah dia benar-benar akan bertemu lagi dengan pria yang sudah Lima tahun ini dia hindari dengan alasan kerjasama, tentu Lula akan bersikap sangat profesional.

Danish masih belum melihat ke arah Lula yang sedang berjalan ke arahnya, pria itu masih asyik berbincang dengan tunangannya sekaligus sekretaris pribadinya itu.

Langkah Lula berhenti tepat di depan meja Danish.

"Selamat malam tuan Danish Alvares dan nona Angelica," sapa Darren kepada rekan kerjanya itu.

Sontak Danish langsung mendongak dan menatap dua orang di depannya itu.

Deg, mata Danish langsung menatap Lula dan begitupun sebaliknya, mata mereka terkunci satu sama lain.

Lula yang di tatap seperti itu seakan terhanyut dalam memory yang masih tersimpan rapi di dalam otaknya.

Danish menegang, tidak tahu apa yang di pikirkan pria itu, wanita yang pernah ada di dalam kehidupan nya saat ini berada di hadapannya dengan tampilan yang berbeda.

Jantung Danish tidak bisa mengontrol seluruh tubuh dan otaknya ketika melihat Lula yang begitu cantik, menawan dan mempesona.

Bahkan dengan dress berwarna hitam itu Lula tampak sangat seksi sekali.

Seakan dunia Danish berhenti, serasa hanya ada mereka berdua di sana, pria yang biasanya selalu bisa menguasai keadaan dengan setiap lawan maupun rekan kerjanya itu tiba-tiba tidak bisa mengontrol hatinya yang tiba-tiba merasakan sebuah perasaan aneh.

Sampai Darren dan Angelina berkali-kali memanggilnya pun tidak dia dengar.

"Lula," gumam Danish lirih.

Lula yang mengetahui hal tersebut langsung memutuskan kontrak mata mereka dan tersenyum sambil mengulurkan tangannya.

"Selamat malam tuan Danish, senang bertemu dengan anda," ucap Lula berhasil menyadarkan Danish dari rasa terkejut dan speechless nya itu.

"Ehemm," Danish besehem sebentar dan kemudian dia menjabat tangan Lula.

"Selamat malam nona Lula Flowren," jawab Danish masih terus menatap mantan istrinya itu.

Angelica dan Darren tentu saja merasa ada hal yang aneh ketika Danish menyebutkan nama lengkap Lula. Lula lebih merasa tidak nyaman lagi ketika jabatan tangan itu tidak di lepaskan oleh Danish.

"Tuan Danish, apa kabar?" ucap Darren ketika melihat Danish bersikap seolah-olah dia memiliki ketertarikan kepada Asisten pribadi nya itu.

Danish langsung beralih menatap Darren dengan tatapan datar, entah mengapa tiba-tiba dia merasa bahwa Darren adalah saingan untuknya.

Bukan saingan di bidang bisnis, melainkan saingan-nya terhadap Lula mantan istrinya tersebut.

Angelica berusaha tersenyum dan menyambut Darren dan Lula, setelah itu mereka berdua duduk dengan suasana yang sedikit canggung.

"Apa kabar Lula?" ucap Danish yang masih berfokus kepada mantan istrinya itu.

Lula tentu saja terkejut dengan sikap Danish yang seperti itu, padahal dia berharap bahwa Danish tidak usah mengenalnya saja. Bisa di pastikan dia akan mendapatkan banyak pertanyaan dari Darren setelah ini.

"Apa kamu mengenal nona Lula sayang?" tanya Angelica yang sedari tadi menahan keinginan tahuannya itu.

Lula sudah meremas dress yang di pakai nya itu, berharap bahwa Danish tidak membongkar tentang masa lalu mereka.

"Kami pernah bertemu sebelumnya," jawab Lula kemudian sebelum Danish menjawabnya.

"Oh jadi Lula dan tuan Danish pernah bertemu, pantas saja kalian seperti sudah saling mengenal satu sama lain, hahahaha," ucap Darren tergelak.

Susana yang tadinya canggung itu bisa sedikit mencair, Angelica juga merasa lega, sepertinya memang benar apa yang di katakan Darren bahwa tunangannya dan Lula pernah bertemu jadi mereka seperti itu.

Lula menghela nafas, masih berusaha mengontrol detak jantung nya itu, bukan karena masih mencintai Danish melainkan gugup karena harus bekerja sama dengan mantan suaminya.

Bisa di pastikan setelah ini mereka pasti akan sering bertemu.

Lula semangat, jangan sampai status kalian bisa berpengaruh buruk pada bisnis dan kerjasama ini. Batin Lula.

Bersambung.

Gimana ya kalau jadi Lula saat bertemu dengan Danish?

Mohon dukungannya ya 🥰🥰🙏🙏🏻🙏🏻