"Ini uang, aku menginginkan suamimu!" ucap Nadine serius.
"Apa???" Dinda tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
Patah hati dari penghianatan sang kekasih yang berselingkuh dengan adiknya sendiri membawa kisah tersendiri seorang Nadine yang semula angkuh dan sombong namun berubah lebih baik hanya karena terpesona pada bodyguardnya sendiri.
Kisah gadis kaya raya yang terlalu mudah jatuh cinta kembali pada seorang pengawal pribadinya, membawa ia pada kenyataan lain yang tidak ia ketahui selama ini.
Farhan Pradhipta merupakan sosok yang mampu membuat Nadine kembali merasa hidup disaat yang tepat, namun siapa yang menyangka bahwa lelaki ini tidaklah seperti yang Nadine kira.
Penasaran?
Lanjut ke Bab ya......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wheena the pooh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8
"Baik nona, maksudku apa nona tidak memeriksa berkas lamaran ku dulu?".
Rose menggeleng semangat.
"Tidak perlu, aku tahu hanya dengan menatap wajahmu saja, dari wajah dan tubuhmu saja sudah pasti memenuhi kriteria, aku yakin pula kau pasti pandai bela diri jadi untuk apa kita berbasa basi untuk wawancara, kau ku terima bekerja mulai besok".
Farhan hanya mengangguk saja meski ia sedikit tidak nyaman dengan sikap Rose yang menatapnya berbinar.
"Apa kau masih ingat dengan ku?", tanya Rose yang masih saja tersenyum lebar.
Diluar dugaan lelaki itu menggeleng.
"Maaf nona apa kita pernah bertemu sebelumnya?".
Farhan dibuat terkejut oleh suara Rose yang tiba-tiba berdiri dari kursinya berjalan mendekat.
"Oh itu tidak penting, yang pasti kita akan bertemu besok dan seterusnya", jawab Rose dengan yakin, padahal gadis ini semula lelah karena ada banyak pelamar yang ia wawancarai, namun hilang seketika lelaki bernama Farhan masuk ke ruang interview tersebut.
Farhan mengangguk, ia menunduk hormat hendak pamit pada Rose yang terus mengulum senyum padanya.
******
Keesokan paginya Nadine yang baru membuka mata, ia menggeliatkan tubuhnya yang masih dibalut selimut tebal.
Dengan menghembus napas panjang ia mematikan jam yang terus berbunyi membangunkannya pagi ini.
"Oh.... ternyata menjadi seorang bos itu tidak enak, aku kira bisa bebas namun apa ini bahkan waktu tidur ku pun dibatasi, aku harus bertemu ini dan itu, semuanya sudah diatur. Huh menyebalkan", rutuk Nadine kesal seraya bangkit dari ranjang menuju kamar mandi.
Setelah ia melakukan ritual mandi yang cukup lama, Nadine keluar kamar dengan memakai jubah handuk yang membalut tubuh polosnya sebelum berpakaian, ia telah terbiasa sarapan dengan handuk di badannya sebelum berpakaian untuk keluar rumah terlebih sekarang ia menjadi bos dari beberapa perusahaan ayahnya.
"Kemana asisten gila itu, tidak seperti biasa dia yang heboh pagi-pagi buta seperti ini?", gumam Nadine pada dirinya sendiri, sebab pagi ini Rose belum datang menjemputnya.
Ia hendak berjalan menuju dapur yang terdapat meja makan dengan roti dan selai yang siap santap untuk menemani sarapan gadis cantik berlesung pipi itu.
"Selamat pagi nona".
Nadine menghentikan langkahnya, menoleh pada suara yang ia yakini itu dari seorang pria.
Matanya membesar ketika mendapati seorang lelaki bertubuh kekar dalam balutan jas formal serba hitam berdiri tidak jauh darinya.
"Siapa kau? kenapa kau ada di sini? apa kau maling?", Nadine mulai panik, ia tidak pernah mengundang pria manapun ke apartemen barunya.
"Penjahat, iya kau pasti penjahat apa kau ingin merampok? tidak jangan, jangan dekati aku, tolong tolong tolooong", Nadine meracau ketakutan saat pria itu berjalan mendekat.
Gadis itu benar-benar panik, ia merasa tidak memberi akses untuk orang masuk selain Rose dan dirinya saja.
Ia terus mundur, tanpa Nadine sadari ia meraih pisau dapur yang tidak jauh darinya berada, namun lelaki itu dengan cepat menangkap tubuh serta tangan majikan barunya itu dengan mencegah Nadine berbuat sesuatu dengan pisau itu.
"Lepaskan aku tolong, kau bisa mengambil apapun hartaku, jangan sakiti aku, jangan bunuh aku", Nadine menangis dengan mata terpejam ketakutan saat tubuhnya dicekal oleh lelaki itu.
"Rose tolong aku", cicit Nadine lagi.
"Nona, tenanglah aku bukan penjahat", ucap pria itu setelah berhasil mengambil pisau di tangan Nadine.
"Nona, tenang dulu.... ayo lihat aku, aku bukan penjahat nona".
Nadine membuka mata, ia terkejut saat wajahnya berhadapan langsung dengan pria tampan yang masih memeluknya itu bahkan dengan jarak yang sangat dekat, lama saling memandang, namun segera Nadine tersadar dan melepaskan diri secara kasar.
"Lepaskan aku, jika kau bukan penjahat lalu siapa kau? kenapa bisa masuk kemari?".
"Nona Rose yang menyuruhku menjemput nona muda, perkenalkan aku Farhan pengawal pribadi nona".
"Apa?".
Lama Nadine memandang Farhan dari wajah hingga ujung kaki.
"Tunggu dulu, kenapa wajah mu tidak asing? Oh tidak, kau pria yang ku tabrak tempo hari bukan? huh dunia begitu sempit, kau menolak uangku waktu itu sekarang kau bekerja padaku untuk uang bukan? huh aku tidak percaya ini pria arogan seperti mu bekerja padaku, tidak aku tidak mau!".
mampir juga ya di karyaku jika berkenan
semangat terus thor...