MENCINTAI PAPAH TIRIKU

Hari pun cepat berlalau,tak terasa aku sudah 5 bulan tinggal bersama ibu dan papah, aku juga hampir tiap malam selalu menelfon ayahku,,,

Aku kuliyah selalu di antar jemput oleh pak pujo, karena aku ngga mau ikut dengan papahku, aku ngga mau orang tau kalou aku anaknya Agung Pamuji,

Ibu kerjanya makin sibuk, sekarang ibu sering pergi keluar kota, aku sekarang ke papah tidak merasa canggung lagi, sekarang makin akrab, tapi kalou hanya di rumah, kalou di kampus atou di luar rumah, aku sengaja menjaga jarak,,

Seperti sekarang ini, ibu sudah 2 hari ke luar kota, sedang bi iis sedang pulang kampung, karena anaknya sakit, untung ada mang udin dan pak pujo, soalnya kalou papah pulang ke rumah juga ngga selalu tepat waktu, kadang sore kadang juga malam, soalnya papah juga kerja di rumah sakit, tapi hanya hari tertentu..

Aku sedang menggoreng ayam untuk makan malam, karena aku sudah biasa memasak jadi ngga terlalu bingung kalou ngga ada yang masakin,, setelah selesai menggoreng ayam aku juga bikin sambal,setelah selesai aku bawa ke meja makan dan saat aku sedang makan ternyata papah sudah pulang,,

"Hemm bau harum nih,Dinda masak apa,"tanya papah yang berdiri di sampingku,,

"Hanya ayam goreng dan sambel pah, papah dah makan belum, "tanyaku

"Belum,, papah juga laper nih, "sambil duduk di sampingku papah mengambil piring

"Dinda ambilin ya pah, "kataku sambil ku ambil piring yang papah pegang,,

Lalu ku ambilkan nasi juga ayam gorengnya, mangkok sabalnya hanya aku taro di samping pirng papah, aku takutnya papah ngga suka pedas,

"Maaf ya pah, hanya ini yang Dinda masak, solanya Dinda ngga tau kalou papah mau pulang cepet, "sambil aku tuangkan minum untuk papah

"Iyaa,, ngga papa,,, ini enak kok Dinda pinter masak juga yah,sambel nya juga pas ngga terlalu pedas"aku hanya tersenyum ketika papah memujiku,,

"Besok kita makan di luar yu Din, papah punya tempat langganan papah yang nyediakan macem2 sambel loh, "

"Boleh pah, Dinda mau.. "aku langsung senang karena memang aku pencinta sambel, "Tapi sayang yah pah ibu belum pulang, jadi ngga kumplit dong, "papah hanya tersenyum melihat aku memanyunkan mulutku

"Kapan2 kalou ibumu ada kita bisa pergi ke sana lagi kan, besok kita aja dulu ok, "aku hanya mengangguk

Setelah papah selesai makan aku langsung membereskan meja, sedang papah langsung naik ke kamar,aku sengaja menggoreng ayam banyak, karena aku akan membaginya untuk pak udin dan pak pujo, setelah aku memberikan ayam ke mereka aku juga langsung naik ke atas, menuju kamarku

Malam ini sepertinya akan turun hujan karena petir dari tadi sudah bunyi,, asal jangan mati lampu aja, karena aku paling takut gelap, kalou ujan dan petir asal ada di dalam rumah dan lampu menyala aku tidak terlalu takut..

Jam menujukan pukul 11 malam, benar saja ujan sangat deras, aku juga mematikan ac karena dari hawa ujan sudah merasa dingin, tiba2 hal yang aku takutkan benar terjadi, mati lampuu,,,

Aaahhh,,,

Aku teriak dan masuk dalam selimut sambil menangis,, "hik hikk ayahhh,, Dinda takutt.. "

Papah yang kaget mendengar teriakanku langsung mengetuk pintu kamarku, papah sudah menggedor2 pintu kamarku tapi karena dikunci jadi ngga bisa membukanya, karena papah pun takut aku kenapa2 langsung mencari kunci cadangan yang ada di lemari depan kamarku, setelah mendapatkan langsung membuka pintu dan langsung masuk,

Papah membawa henfon sebagai senter, dan langsung membangunkanku,,

"Dindaa,, ini papah, ayu bangun udah nga usah takut,, "sambil menarik slimut yang menutupi tubuhku

Aku langsung bangun dan memeluk papah karena saking takutnya,papah membalas pelukanku

"Udah,, Dinda tenang yah ngga usah nangis udah ada papah kan,, "dan aku masih tetap memeluk papah

"Dinda papah mau ke bawah yah, mau bilang pak udin suruh nyalain jenset, "kata papah

"Dinda takut pah,, Dinda ngga mau di tinggal, hik hikk,, "kataku

"Ya udah papah telfon pak udin dulu yah, "aku pun melepas pelukan ku dari papah..

Setelah papah menelfon pak udin, papah menyuruhku untuk tidur lagi aja,

"Dinda tidur lagi aja yah, papah temenin di sini, "kata papah karena papah duduk di tepi kasur sedang aku sudah berbaring

"Janji yah papah ngga ninggalin Dinda, "kataku

"Iya,,, "aku tarik tangan papaku dan aku genggam karena takut papah bohong

"Tapi Dinda ngga percaya jadi Dinda pegang tangan papah aja, "papah hanya menggelengkan kepala dan tersenyum dan aku pun memejamkan mataku

Karna mungkin papah juga merasa lelah dan cape,,papahpun ikut tidur,,

BERSAMBUNG,,,