NovelToon NovelToon
Perjalanan Mengubah Nasib

Perjalanan Mengubah Nasib

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / CEO
Popularitas:437
Nilai: 5
Nama Author: clara_yang

Bagaimana jadinya jika seorang wanita yang dulunya selalu diabaikan suaminya bereinkarnasi kembali kemasalalu untuk mengubah nasibnya agar tidak berakhir tragis. jika ingin tau kelanjutannya ikuti cerita nya,,!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon clara_yang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Angin senja membawa aroma lavender yang perlahan memudar ketika Keyla dan Kenny berjalan kembali menuju mobil. Jari mereka masih saling bertaut, hangat, meski Keyla dapat merasakan bahwa genggaman itu bukan berasal dari kebiasaan… melainkan dari kehati-hatian.

Seolah Kenny takut kalau ia melepaskan sedikit saja, Keyla akan hilang.

Lucu, pikir Keyla.

Karena di kehidupan sebelumnya, ia justru hilang tanpa Kenny pernah benar-benar menyadarinya.

Namun sekarang—

Pria itu begitu berbeda.

Atau mungkin… sejak dulu ia memang begitu, hanya saja Keyla hidup dalam waktu yang salah.

Tapi tidak. Kenny yang dulu tidak seperti ini.

Semua terasa terlalu baru.

Terlalu asing.

Terlalu dekat.

Keduanya berhenti saat sampai di dekat mobil. Kenny melepaskan genggaman perlahan, seolah memastikan Keyla tidak merasa terbebani.

“Kamu mau pulang?” tanya Kenny dengan suara rendah.

Keyla memandang langit yang berwarna emas lembut. “Tidak terlalu cepat, kan?”

Kenny menggeleng. “Aku bisa menunggu selama yang kamu mau.”

Keyla tersenyum kecil. “Jangan bilang begitu. Nanti aku jadi terbiasa.”

Kenny membuka pintu mobil untuknya. “Kalau kamu terbiasa denganku, aku tidak keberatan.”

Keyla menunduk cepat, berusaha menyembunyikan senyum yang tiba-tiba mekar.

Tapi Kenny melihatnya.

Ia tahu karena Kenny menahan senyum tipisnya sendiri sebelum menutup pintu.

**

Perjalanan pulang dipenuhi keheningan yang… lembut. Bukan canggung, bukan asing, tapi seperti dua orang yang sedang belajar memahami dunia yang sama.

Kenny sesekali melirik, tapi tidak banyak bicara. Keyla tahu ia sedang memikirkan sesuatu yang besar — itu terlihat dari cara jemarinya mengetuk halus kemudi.

“Kamu mikirin apa?” tanya Keyla akhirnya.

“Banyak,” jawab Kenny singkat.

Keyla mengangkat alis. “Mau cerita?”

Kenny diam beberapa saat. Lalu berkata pelan, “Aku tidak sering… membuka diri.”

“It's okay. Kita belajar pelan-pelan.”

Kenny menoleh, menatapnya lebih lama dari seharusnya. “Kenapa kamu begitu sabar denganku?”

Keyla tersenyum tipis. “Karena aku dulu pernah terlalu cepat… dan itu menghancurkan diri sendiri.”

Kenny menegang. “Kamu bilang lagi itu. ‘Dulu.’ ‘Pernah.’ Seolah aku pernah menyakiti kamu sebelumnya.”

Keyla menahan napas.

Ia lupa.

Kenny yang ini bukan Kenny dari kehidupan sebelumnya.

“Aku tidak bermaksud—”

Kenny memotongnya, suaranya lebih lembut daripada yang Keyla duga. “Keyla… kalau aku pernah menyakiti kamu… bahkan sebelum kita dekat… aku ingin tahu.”

Keyla terdiam.

Lalu menggeleng.

“Tidak penting. Yang penting kita sekarang.”

Kenny tidak puas dengan jawaban itu, tapi ia tidak mendesak.

Dan itu… membuat Keyla sedikit lega.

**

Mereka berhenti di depan rumah Keyla. Namun tidak ada yang turun. Keduanya tetap duduk dalam mobil yang perlahan menghangat oleh cahaya matahari tenggelam.

“Keyla,” panggil Kenny.

“Hm?”

“Apa aku boleh… bertanya sesuatu?”

“Tanya saja.”

Kenny memandangnya, tatapan itu menusuk sangat dalam, seolah ingin membaca sesuatu yang Keyla sembunyikan.

“Kemarin di restoran. Kamu bilang kamu berhenti berharap karena seseorang tidak pernah melihat kamu.”

Kenny berhenti sejenak.

“Orang itu… aku, kan?”

Keyla menelan ludah.

Ia ingin bohong.

Ia ingin bilang itu cuma metafora.

Ia ingin bilang itu bukan apa-apa.

Tapi tatapan Kenny terlalu jujur.

“Ya,” jawab Keyla akhirnya. “Itu kamu.”

Kenny memejamkan mata pelan, seolah menahan sesuatu. Rasa bersalah? Marah pada diri sendiri? Keyla tidak tahu.

“Aku mengerti,” bisik Kenny.

“Tidak perlu dimengerti,” balas Keyla cepat. “Itu masa lalu.”

“Bukan bagiku,” potong Kenny. “Bagiku, itu sesuatu yang harus kuperbaiki.”

Keyla menghela napas. “Kenny, kamu tidak perlu merasa bersalah. Cerita kita kan baru mulai.”

Tapi Kenny menggeleng. “Justru karena baru mulai, aku tidak mau membuat kamu terluka lagi.”

Keyla menatapnya lama. Ada ketulusan di mata pria itu yang membuatnya ingin percaya. Tapi luka lamanya masih terlalu nyata.

“Makasih,” ucap Keyla pelan.

“Untuk apa?”

“Untuk… mencoba.”

Kenny menatapnya sejenak. Lalu, dengan suara serendah bisikan, ia berkata,

“Aku mencoba bukan karena aku harus. Tapi karena… aku ingin.”

Kalimat itu membuat Keyla terdiam.

Di kehidupan lamanya, ia pernah berdoa agar Kenny mengatakan hal ini. Tapi ia mati sebelum mendengarnya.

Dan sekarang… kata-kata itu terasa seperti hiburan sekaligus ancaman.

Karena ia tahu betapa sakitnya kehilangan Kenny ketika ia sudah mencintainya terlalu dalam.

**

“Besok kamu ada waktu?” tanya Kenny.

Keyla terkejut. “Besok lagi?”

“Kenapa?” Kenny sedikit mengernyit. “Terlalu sering?”

“Bukan begitu. Kamu sibuk. Biasanya kamu selalu bilang kamu tidak punya waktu.”

Kenny menatap lurus ke depan. “Aku bisa menciptakan waktu kalau alasannya kamu.”

Keyla terdiam.

Itu… terlalu manis.

Dan berbahaya.

Sangat berbahaya.

“Kenny… kita baru mulai. Jangan terlalu—”

“Aku tidak mendesak apa-apa,” potong Kenny. “Aku hanya ingin ada di sekitarmu. Itu saja.”

Keyla menggigit bibir bawahnya. Kebingungan dan kehangatan bercampur jadi satu dalam dadanya.

“…Baik,” akhirnya ia berkata pelan. “Aku ada waktu.”

Kenny tersenyum tipis — senyum yang jarang Keyla lihat bahkan di kehidupan lamanya.

“Bagus,” jawabnya.

Keyla menunduk, pipinya memanas.

“Aku masuk dulu.”

Kenny mengangguk. “Aku tunggu sampai kamu masuk.”

“Tidak perlu—”

“Keyla.” Suaranya tenang tapi tegas. “Aku tunggu.”

Keyla berhenti memprotes.

Ia keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu rumah.

Namun sebelum masuk, ia menoleh.

Kenny masih di dalam mobil, menatapnya.

Tidak pergi.

Tidak tergesa.

Menunggu.

Untuk pertama kalinya… Keyla merasa benar-benar terlihat.

Ia memberi lambaian kecil.

Kenny mengangguk sekali, lalu akhirnya menyalakan mobil dan pergi setelah Keyla menutup pintu rumah.

**

Namun ketika pintu tertutup, dada Keyla berdebar kencang.

Ada sesuatu yang… tidak benar.

Atau mungkin… terlalu benar.

Ia berjalan ke kamarnya, duduk di tepi ranjang, dan menutup wajah dengan kedua tangan.

“Jangan terbawa suasana, Keyla… jangan…”

Ia sudah mati sekali.

Ia sudah ditinggalkan sekali.

Ia sudah menghabiskan satu kehidupan mencintai pria yang tidak pernah menoleh.

Ia harus berhati-hati.

Namun meski ia mengulang mantra itu berulang kali, jantungnya tetap berdegup dengan cara yang sama — cara yang dulu ia kenal, cara yang dulu membunuhnya.

Keyla menatap langit senja di luar jendela.

Di luar sana, di tempat lain, Kenny mungkin juga memikirkan hal yang sama.

Mungkin.

Tapi Keyla tahu satu hal:

Perasaan ini, yang perlahan tumbuh dari abu masa lalu, tidak bisa dihentikan hanya dengan ketakutan.

Ia menggenggam ujung cardigan, menahan senyum kecil yang muncul tanpa izin.

“Mungkin… memang tidak akan sama.”

Entah itu janji…

atau ancaman.

Tapi untuk pertama kalinya, Keyla ingin menunggu dan melihat.

**

Kenny, di dalam mobil yang melaju pelan di jalanan kota, memandangi jari-jarinya sendiri.

Ia menyentuh kemudi dengan tangan yang terasa aneh — bukan gemetar, bukan gugup, tapi… sesuatu yang baru.

“Keyla…”

Ia menyebut nama itu pelan.

Ada sesuatu di dadanya yang bergerak, sesuatu yang ia tidak mengerti. Rasa ingin melindungi? Rasa takut kehilangan? Atau sesuatu yang lebih.

Ia mengembuskan napas panjang.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu… tapi aku ingin tahu.”

Tatapannya menegang, tapi bukan dingin.

Lebih seperti tekad.

“Aku tidak akan terlambat lagi…”

Mobil melaju perlahan, membawa Kenny pulang…

sementara pikirannya tetap tertinggal bersama Keyla.

Dan di dua tempat berbeda, dua hati yang pernah hancur oleh waktu…

mulai berdetak dalam ritme yang sama.

Ritme yang baru.

Awal yang baru.

Dan mungkin—

Cinta yang baru.

1
SHAIDDY STHEFANÍA AGUIRRE
Nangkring terus
Tsuyuri
Ngga kecewa sama sekali.
sweet_ice_cream
Jangan berhenti menulis, cerita yang menarik selalu dinantikan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!