Seraphina dan Selina adalah gadis kembar dengan penampilan fisik yang sangat berbeda. Selina sangat cantik sehingga siapapun yang melihatnya akan jatuh cinta dengan kecantikan gadis itu. Namun berbanding terbalik dengan Seraphina Callenora—putri bungsu keluarga Callenora yang disembunyikan dari dunia karena terlahir buruk rupa. Sejak kecil ia hidup di balik bayang-bayang saudari kembarnya, si cantik yang di gadang-gadang akan menjadi pewaris Callenora Group.
Keluarga Callenora dan Altair menjalin kerja sama besar, sebuah perjanjian yang mengharuskan Orion—putra tunggal keluarga Altair menikahi salah satu putri Callenora. Semua orang mengira Selina yang akan menjadi istri Orion. Tapi di hari pertunangan, Orion mengejutkan semua orang—ia memilih Seraphina.
Keputusan itu membuat seluruh elite bisnis gempar. Mereka menganggap Orion gila karena memilih wanita buruk rupa. Apa yang menjadi penyebab Orion memilih Seraphina?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secretwriter25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
07. Aku menemukanmu
"Tuan! Kau darimana saja?" tanya Axel. "Aku berusaha keras untuk terlepas dari Nona Selina. Dia menempel padaku seperti lintah!" ujar pria itu.
"Maaf… aku hampir lupa kalau pesta topeng akan berakhir dan malam puncak akan dimulai," jawab Orion.
"Mengapa kau keluar dari arah sana, Tuan? Bukankah di sana letak kamar pribadi keluarga Callenora?" Axel mengerutkan dahinya.
"Aku menemukan dia, Axel…" jawab Orion. Pria itu melangkah menuju ke ruangan yang sudah disiapkan untuknya.
"Siapa?" Axel mengikuti langkah Orion. "Apa yang kau maksud adalah gadis dari masa kecilmu, Tuan?"
Orion mendaratkan bokongnya di atas sofa empuk dalam ruangannya. Pesta topeng sudah berakhir dan itu artinya—penyamarannya juga berakhir.
"Aku yakin, gadis itu bukan Selina. Jelas sekali, dia bukan Selina. Tapi kenapa—keluarga Callenora menyembunyikan putri bungsu mereka?" tanya Axel.
"Mungkin dia bukan putri dari keluarga ini, Tuan," jawab Axel.
"Tidak, Axel. Aku yakin dia adalah saudari kembar Selina. Aku sangat ingat, saat kecil aku bertemu mereka berdua, lalu…" Orion menghentikan ucapannya. "Saat dewasa mereka mengatakan kalau putri Callenora hanya ada satu."
Orion melangkah mendekati jendela kaca besar, menatap gemerlap langit malam. Dalam benaknya muncul banyak sekali pertanyaan, tentang kenapa Seraphina Callenora harus hidup bersembunyi.
"Axel… kau membawa cincin pertunangan malam ini, kan?” Orion beralih menatap Axel—ajudan pribadi yang sudah menemaninya sejak remaja.
“Tentu saja, Tuan. Malam ini kau harus melamar gadis dan akan menjadi malam yang penting bagimu,” jawab Axel sambil memberikan kotak cincin yang sudah dia siapkan.
Orion mengangguk pelan lalu meraih cincin itu, menatapnya lekat. “Mari kita turun Axel, mereka pasti sudah menunggu kita.”
Selina duduk dengan anggun di samping ke dua orangtuanya. Sementara di seberangnya—keluarga Altair sudah duduk, menunggu kedatangan Orion yang entah kenapa masih belum turun.
Namun ekspresi gelisah tidak bisa ditutupi sekalipun dengan senyuman di wajah cantiknya. Dia menatap Lathi yang berdiri duduk di belakangnya, siap untuk memenuhi semua kebutuhan sang Nona.
“Kau sudah benar-benar pastikan kalau Sera tidur dengan pria itu, kan?” bisik Selina.
“Tidak perlu khawatir, Nona. Saat lampu dimatikan, aku mendengar suara desahan Nona Sera dari dalam kamarnya. Dan sebelum turun tadi, aku melihat Nona Sera masih tertidur lelap,” ucap Lathi.
“Kerja bagus, Lathi. Setelah aku bertunangan, aku akan mengajakmu jalan-jalan ke swiss. Kau ingin ke sana, kan?” tanya Selina.
“Terima kasih, Nona. Aku sangat senang!” jawab Lathi antusias.
Namun entah kenapa, meski semua rencananya berjalan sesuai dengan yang ia inginkan. Selina tetap merasa gelisah. Seperti ada hal besar yang baru saja ia lewatkan.
“Kau gugup, Sayang?” tanya Damian. Ia menggenggam tangan putrinya yang terasa dingin. “Sejak tadi kau berbisik-bisik pada Lathi. Apa yang membuatmu gelisah, sayang?”
“Wajar kan kalau di moment seperti ini aku merasa gugup, Papa?” tanya Selina.
“Itu sangat wajar, Sayang. Tapi kau harus tetap tenang. Yakinlah, semuanya akan berjalan sesuai rencana,” Damian mengusap lembut puncak kepala Selina.
“Sejujurnya—aku takut kalau Seraphina hadir dalam acara ini, Papa.” Selina menyuarakan ke khawatirannya.
“Apa yang kau khawatirkan, Sayang? Dia tidak akan bisa menandingi kecantikanmu yang mampu membius siapapun,” ucap Damian menenangkan putrinya.
Selina tersenyum mendengar ucapan ayahnya. Ayahnya benar—tidak seharusnya ia khawatir dan merasa tersaingi oleh seorang gadis buruk rupa. Dia hanyalah seperti seonggok daging babi basi jika di bandingkan dengan dirinya.
“Lihat! Tuan Orion datang!”
“Dia sangat tampan!”
“Sangat cocok bersanding dengan Nona Selina.”
“Mereka pasti akan melahirkan keturunan yang sangat sempurna!”
Selina tersenyum senang mendengar pujian-pujian itu. Ia menatap Orion yang sudah berdiri di tengah ruangan.
Sementara itu di dalam kamarnya, Sera sibuk bersiap-siap dibantu Alina. “Nona maaf… aku ketiduran,” ucap Alina berkali-kali.
“Aku sudah menduga hal ini akan terjadi, Alina. Tidak perlu dibahas lagi, aku harus segera turun,” ucap Seraphina.
Seraphina menghela napas berat. Entah siapa pria bertopeng yang dia bawa ke dalam kamarnya tadi. Pria itu pergi begitu saja setelah memuaskan Seraphina dengan jarinya sampai ia tertidur lelap. Ia sempat panik saat terbangun dari tidurnya dan memeriksa alas kasurnya, namun Sera tak menemukan apa yang ia cari.
“Dia tidak mengambil keperawananku! Ini aneh. Apa dia gay? Mana mungkin pria normal meninggalkan mangsanya yang sudah siap disantap.” Batin Seraphina.
Jika malam ini ia kehilangan keperawanannya, mungkin Seraphina tidak akan berani menampakkan dirinya dalam acara malam ini. Jelas, semua rencananya untuk keluar dari mansion ini akan gagal.
“Siapa pria itu? Kenapa dia hanya menyentuhku sebatas itu saja? Apa mungkin dia pergi karena melihat wajahku?” batin Seraphina penuh tanya.
“Tapi Alina bilang lampu kamarnya masih mati sampai ia tiba dan membangunkanku yang masih tidur lelap. Ada kemungkinan dia tidak melihat wajahku, kan? Ah, sial. Aku lupa menanyakan namanya.” Batin Sera lagi.
“Kau akan memakai topengmu, Nona?” Suara Alina membuyarkan lamunan Seraphina.
“Tidak, Alina… aku akan muncul dengan wajah asliku. Seraphina putri bungsu keluarga Callenora yang lebih dikenal dengan nama Si Buruk Rupa—pelayan Selina Callenora,” ucap Seraphina.
Yah, semua orang tau Seraphina, sebab dia selalu berada di sekitar Selina, sekolah di tempat yang sama. Namun jarang yang tau namanya, semua memanggil dia dengan nama panggilan khusus—Si Buruk Rupa atau babu Selina.
“Malam ini… aku Si Buruk Rupa akan muncul sebagai putri Callenora!” ucap Seraphina lalu beranjak dari duduknya, menuju ke aula mansion.
***
“Malam ini saya—Orion Altair akan meresmikan pertunangan saya dengan putri dari keluarga Callenora.” ucap Orion yang disambut oleh tepukan tangan meriah.
“Dalam perjanjian dua keluarga—saat berusia 20 tahun saya akan menikahi salah satu putri dari keluarga Callenora dan saya boleh menentukan siapapun pilihan saya. Bukan begitu Tuan Damian Callenora?”Orion menatap Damian.
“Tentu saja. Kau diperbolehkan memilih siapapun jika saya memiliki banyak putri. Namun sayangnya saya hanya memiliki seorang putri yang sempurna. Bagi saya memiliki seorang putri seperti Selina seperti memiliki sepuluh putri yang sangat sempurna,” jelas Damian.
“Ya, karena putri Callenora hanya satu—maka saya akan memilih…”
“Tunggu!” Seraphina muncul lalu melangkah mendekati Selina dan ayahnya. “Kalian memulai acara tanpa menungguku?” Sera tersenyum miring.
Selina membulatkan matanya saat melihat kedatangan Seraphina. Tatapan mata gadis itu berbeda, tidak ada lagi tatapan takut di sana.
“Apa yang kau lakukan di sini?” sentak Selina. Ia melangkah mendekati Seraphina. “Pergi masuk ke kamarmu atau aku membunuhmu!” bisiknya.
Damian beranjak dari duduknya lalu menatap Seraphina tajam. “Pergi ke kamarmu! Aku melarangmu hadir dalam acara ini!” Ia mencengkram lengan Seraphina erat.
Seraphina tersenyum miring. “Selamat menikmati permainanku…” batinnya.
🍁🍁🍁
Bersambung