NovelToon NovelToon
PEMILIK HATI TUAN MUDA MAFIA

PEMILIK HATI TUAN MUDA MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Gadis nakal / Identitas Tersembunyi / CEO / Mafia / Romansa / Iblis
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: TriZa Cancer

"𝘽𝙧𝙚𝙣𝙜.. 𝙗𝙚𝙣𝙜.. 𝙗𝙚𝙣𝙜.. "
𝘼𝙙𝙪𝙝 𝙖𝙬𝙖𝙨... 𝙝𝙚𝙮𝙮𝙮... 𝙢𝙞𝙣𝙜𝙜𝙞𝙧.. 𝘼𝙡𝙖𝙢𝙖𝙠..

𝘽𝙧𝙪𝙠𝙠𝙠...

Thalia putri Dewantara gadis cantik, imut, berhidung mancung, bibir tipis dan mata hazel, harus mengalami kecelakaan tunggal menabrak gerbang, di hari pertamanya masuk sekolah.

Bagaimana kesialan dan kebarbaran Thalia di sekolah barunya, bisakah dia mendapat sahabat, atau kekasih, yuk di simak kisahnya.

karya Triza cancer.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TriZa Cancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PUSAT PERHATIAN

Setelah memastikan lantai toilet sudah kinclong sampai bisa buat ngaca, Thalia pun menepuk tangan puas.“Baiklah, misi bersih-bersih selesai. Saatnya jadi siswi normal,” ujarnya mantap, mengambil tas ranselnya dan mematikan speaker.

Langkahnya ringan menuju ruang kepala sekolah. Dengan gaya sopan tapi santai, Setelah di persilahkan masuk, Thalia bertanya“Permisi, Pak. Saya mau tanya, kelas saya di mana ya?”

Beberapa guru yang lewat langsung saling pandang, siapa kiranya gadis yang berdiri di ruangan ini? Oh ya, tentu saja gadis yang nabrak gerbang sekolah pagi tadi.

Setelah mendapat penjelasan, Thalia mengangguk cepat.

“Baiklah, kelas 12 IPA 1, ya? Makasih, Pak..saya permisi.”

Thalia berjalan menuju kelas itu dengan langkah pelan. Matanya menatap papan nama kelas di depan pintu.“Kayaknya ini deh…” bisiknya, lalu menarik napas panjang.

“Semoga gak jadi pusat perhatian. Aamiin.”

Thalia menatap refleksinya di kaca jendela rambut diikat tinggi, wajah cantik tapi sederhana, tanpa polesan berlebih.

Ya, Thalia memang cantik, tapi tidak suka dijadikan bahan sorotan, atau pusat perhatian karena kecantikannya. Bagi dia, pujian berlebihan itu cuma bikin ribet terutama dengan sesama cewek dan cowok yang gampang salah paham.

Dengan hati-hati, ia mengetuk pintu.

Terdengar suara dari dalam,

“Masuk.”

Thalia membuka pintu pelan. Semua kepala di kelas serempak menoleh ke arahnya. Suasana mendadak hening beberapa detik.

Gurunya, seorang wanita paruh baya berpenampilan rapi Bu Rima namanya, Ia menatap Thalia dengan senyum tipis.

“Ah, ini siswi baru ya. Gak usah dijelaskan kenapa terlambat, kami semua sudah dengar soal insiden gerbang,” katanya datar tapi dengan nada menahan tawa.

Beberapa siswa langsung cekikikan.

Thalia menggaruk tengkuknya pelan. “Hehe… iya, Bu.”

“Baik, perkenalkan dulu dirimu ke teman-temanmu.”

Thalia mengangguk sopan dan menunduk sedikit.Namun sebelum sempat membuka mulut, sebuah suara dari barisan belakang menyela.

“Ngapain lo nunduk? Ada uang jatuh, ya?”

Disusul suara lain, “Atau lo malu karena tonggos?”

Seketika kelas pecah tawa.

“Wkwkwk, gila lo, parah!”

Thalia tetap menunduk, bukan karena malu, tapi karena menahan tawa sarkastik.

Ia mengangkat kepalanya perlahan. Senyumnya muncul, manis tapi dengan aura “awas aja lo.”

Detik itu juga, tawa yang tadi keras langsung… mati total.

Semua yang tadinya nyengir, kini terdiam terpaku. Mata mereka membulat, beberapa cowok bahkan tanpa sadar menelan ludah.

“Cantiknya…” gumam seseorang tanpa sadar.

Thalia hanya mendengus kecil. Kan bener, pusat perhatian lagi.

“Nama gue Thalia Putri,” katanya datar.

Dari sudut ruangan, seorang cowok nyeletuk,

“Marga lo apa?”

Thalia memiringkan kepala, pura-pura polos.

“Hah? Marga apa? Apa marga Itu yang suka ditanya kalau mau beli baju, kan?”

“Maksudnya?” cowok itu bingung.

“Ya, kayak… ‘Berapa marga bajunya, Mbak?’ gitu kan?” ujarnya serius.

Kelas meledak lagi, kali ini bukan karena ngeledek, tapi karena tak tahan menahan tawa absurdnya.

Guru di depan hanya bisa menutup wajahnya sambil tersenyum lelah.“Sudah, sudah. Thalia, silakan duduk di bangku kosong sebelah jendela.”

Thalia berjalan santai, menaruh tasnya, lalu berbisik pelan pada diri sendiri,

“Selamat datang di Manggala High School, Thalia. Hari pertama, udah nabrak gerbang, bersihin toilet, dan jadi bahan tawa. Keren, kan?”

Begitu Thalia duduk di kursi dekat jendela, suasana kelas mendadak tegang.

Bukan karena apa-apa tapi karena semua orang tahu siapa pemilik bangku itu.

“Dia... dia duduk di situ?” bisik seorang siswi.

“Ya ampun, itu kan tempatnya Athar.”

“Si ketua OSIS paling dingin sejagat Manggala!”

“Dia aja gak mau satu meja sama sahabatnya, apalagi sama orang baru.”

Thalia yang baru membuka buku catatannya hanya bisa menaikkan alis, bingung dengan desisan dan tatapan aneh teman-temannya.

“Kenapa sih? Kursinya kosong juga,” gumamnya pelan.

Ah, paling mereka lebay, pikirnya santai. Gak mungkin cuma karena kursi doang seheboh itu.

Beberapa menit berlalu, kelas kembali tenang. Thalia mulai mencatat, mencoba fokus sampai pintu kelas terbuka. Suara langkah tegas terdengar, dan aura dingin seketika memenuhi ruangan.

Rombongan cowok dengan seragam rapi masuk Athar, Doni, Dion, Raka, dan Rafi.

Mereka baru saja selesai urusan OSIS. Semua mata langsung menoleh, terutama karena... bangku Athar sedang ditempati oleh si gadis baru yang tadi menabrak gerbang.

Athar berjalan tanpa ekspresi ke arah bangkunya. Tatapan tajamnya langsung tertuju pada Thalia.

“Minggir,” ucapnya datar.

Thalia yang sedang mencatat, mendengar suaranya santai.“Oh,” gumamnya, lalu menggeser duduknya ke arah kanan, menyangka Athar ingin duduk di kursi sebelah.

Seluruh kelas menahan napas Thalia apa dia gak tau.. oh Tuhan bukannya pergi malah bergeser. Semua penghuni kelas, menatap ke arah meja pojokan termasuk sang guru.

Athar menatap Thalia sekali lagi, kali ini lebih dingin.

“Pergi.”

Satu kata, datar, tapi cukup membuat bulu kuduk satu kelas meremang.

Tapi Thalia? Tidak bergeming sedikit pun.

Tapi saat Athar hendak memindahkan tangannya agar Thalia menyingkir, Thalia refleks berdiri, melangkah mundur, lalu bertolak pinggang.

“Lo kenapa sih ganggu orang belajar?” tegurnya spontan.

Satu kelas mendadak membeku.

Bahkan Doni dan Dion yang biasanya santai cuma bisa saling pandang, bersiap jika Athar marah.

Athar menatap Thalia tajam, tapi Thalia malah mendongak menatap balik Athar, Sama sekali gak ada rasa takut di wajahnya.

Yang ada malah... ekspresi kesal absurd.

“Lo mau duduk atau enggak, terserah,” lanjut Thalia dengan nada ketus tapi imut.

“Yang penting jangan ganggu gue, oke? Gue mau jadi murid baru yang rajin, gemar belajar...”

Ia berhenti sejenak, lalu menambahkan polos,

“..dan rajin menabung di kantin.” cerocosnya tanpa peduli dengan Athar yang cengo.

Suasana yang tadinya tegang langsung meledak. Beberapa siswa menutup mulut, menahan tawa.

“Dia... ngomong gitu ke Athar?” bisik seseorang tak percaya.

Rafi menunduk sambil nyengir. “Sumpah, cewek ini bukan kaleng-kaleng.”

Raka menahan tawa. “Dia nyuruh duduk ke Athar bro..”

Doni nyeletuk, “Taruhan yuk, Athar bakal duduk bareng atau malah cabut?”

Dion menimpali, “Gue pegang yang duduk. Soalnya gue pengen lihat mereka ribut tiap hari.”

Athar sendiri masih berdiri tegak, wajahnya tanpa ekspresi. Namun matanya menatap Thalia lama, tajam, dalam, seolah sedang menilai. Sementara Thalia, kembali duduk di kursinya dan fokus kembali mencatat.

"Padahal tinggal duduk gitu loh... Susah amat sih.., emang sekolah ini milik dia apa seenaknya ngusir orang.. " cerocos Thalia lirih tapi di dengar Athar.

Suasana kelas hening menahan napas menunggu...

Sampai akhirnya, Athar menarik kursinya dan duduk di sebelah Thalia.

Suara bisik-bisik langsung meledak.

“Gila... dia beneran duduk!”

“Ketos dingin duduk bareng cewek absurd itu!”

“Kayaknya sekolah bakal rame nih...”

Thalia melirik sekilas ke arah cowok dingin di sebelahnya, lalu bergumam pelan tapi jelas terdengar. "Nah gitu duduk anteng, gak perlu banyak drama deh.. "

Athar menghela napas pelan tanpa menatapnya.

“Berisik.”

Thalia hanya nyengir.

Dan sejak hari itu, seluruh kelas tahu satu hal,

Siswi baru bernama Thalia Putri baru saja menantang sang ketua OSIS, dan entah kenapa, Athar tidak menolak.

1
Nagisa Furukawa
Gak sabar nih nungguin kelanjutannya, update cepat ya thor!
TriZa Cancer: siap kak di tunggu ya😍
total 1 replies
🌻🍪"Galletita"🍪🌻
Nggak sabar buat lanjut ceritanya!
TriZa Cancer: makasih kak sudah mampir di tunggu ya😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!