Aluna adalah salah satu atlit panahan terbaik saat ini dan selalu mendapatkan juara pertama di setiap kejuaraan, namun nasibnya naas hanya karena menemukan novel milik Orang lain di paper bagnya dan membacanya, lalu berakhir masuk ke dalam novel tersebut Luna kira dia akan menggantikan pemain utama karena memiliki nama yang sama dengannya, namun ketika makin memasuki bab-bab novel selanjutnya, jalan cerita Novel tersebut malah berubah total karena kedatangannya ke dalam novel tersebut Luna yang sejak di dunianya tak pernah memiliki pacar, harus di hadapkan dengan pemain Pria yang hanya bukan satu tapi 4 untuk menjadi Suaminya semua Apa yang akan terjadi selanjutnya dengan nasib Luna?
Novel hanya karangan fiktif dan fantasi saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YeNitya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Tak lama ke Empat Pangeran menghampiri Andreas dan Luna yang saat ini sedang menyimpan peralatan panahan nya
"Hebat banget Adik ku, siapa yang mengajari mu?" tanya Antonio
"Gak ada Kak, Aku hanya melihat para pengawal latihan panahan dalam beberapa minggu dan Aku belajar cara nya di buku, terus Aku praktekkan" ucap Luna
"Ooh begitu rupa nya, dengan tekhnik begitu saja kamu sudah sehebat ini, apalagi nanti kalau kamu latihan dengan menggunakan Guru Kerajaan" ucap Antonio kagum
"Oh, ada ya Kak, guru nya?" tanya Luna tak percaya
"Ada, itu yang jadi pemimpin pertandingan tadi" ucap Antonio menjelaskan
"Oh Jendral Theo, wah kalau tau dia Guru panahan Kakak, Aku gak berani mengeluarkan kemampuan ku tadi semaksimal mungkin" ucap Luna tak nyaman
"Pangeran, Putri" ucap Jendral Theo yang ternyata sudah ada di belakang Luna sejak tadi
"Ya Jendral" ucap Antonio dan Luna tersenyum sedikit tak nyaman melihat Jendral Theo di belakang nya
"Maaf Putri, Hamba tadi mendengar perkataan Anda, walau pun Anda belum pernah Saya ajari, tapi melihat kemampuan Anda yang seperti tadi, Anda sudah sangat hebat, Hamba sebagai Jendral Kerajaan, sangat kagum pada cara Anda membidik target panahan dengan sangat tepat dan cepat" Puji Jendral Theo
"Terima kasih Jendral" ucap Luna
"Apa sekarang Jendral ada waktu?" tanya Luna lagi
"Ada Putri, memang ada apa?" tanya Theo penasaran
"Kak, boleh gak Aku bawa kuda yang di ujung sana, yang warna hitam" tunjuk Luna
"Kamu bisa bawa kuda?" tanya Antonio terkejut sekaligus bingung
"Bisa dikit-dikit, Aku ingin minta Jendral ajarin Aku memanah sambil membawa kuda" ucap Luna
"Tapi Lun, itu kuda bukan sembarang kuda, itu Kuda milik Ayah, Raja Aldes, lagi pula itu sangat liar hanya Ayah yang bisa menakhlukkan nya, Kakak aja gak bisa sampai sekarang" ucap Antonio
"Oh, itu kuda Ayah" ucap Luna dengan raut wajah kecewa
"Ada apa Luna Anak ku? Kenapa wajah mu di tekuk begitu?" tanya Raja Aldes dengan wajah tersenyum yang ternyata sudah ada di sana melihat pertandingan Luna dan Andreas sejak tadi tanpa ada yang menyadari kedatangan nya bersama Perdana Menteri nya
"Ayah, Apa Ayah ada di sini sejak pertandingan ku tadi melawan Pangeran Andreas?" tanya Luna
"Ya, benar sekali, Ayah sudah melihat mu bertanding panahan dengan Pangeran Andreas sejak awal tadi dan Ayah bangga pada mu Nak, ternyata kamu sangat mirip Ibu mu yang sangat pintar bermain panah dan pedang" ucap Raja Aldes bangga melihat Putri nya yang dia kira seperti Putri-Putri teman-teman nya yang hanya bisa manja dan berhias saja
"Gimana permainan panahan ku Yah?" tanya Luna
"Bagus sekali, Ayah akan menjadikan Theo guru mu mulai sekarang, jika kamu gak kelelahan, kamu bisa berlatih dengan nya kapan pun kamu mau" ucap Raja Aldes
"Makasih Yah, Oh ya Ayah, boleh kah Aku meminjam kuda mu? Aku sangat penasaran dengan kuda hitam yang ada di ujung sana" pinta Luna
"Apa? Kakak mu Antonio saja gak bisa menaklukkan, apa lagi Kamu, Nak" ucap Raja Aldes
"Gini aja Yah, kalau Aku bisa menaklukkan, maka Kuda itu untuk ku ya" ucap Luna
"Ya, Ayah setuju, tapi jika kuda itu sudah tak mau di dekat mu, kamu jangan memaksa nya" ucap Raja Aldes
"Ya Ayah, Aku akan mundur jika dia tak ingin Aku berada di dekat nya" ucap Luna tersenyum
Kemudian Luna mulai menghampiri kandang kuda tersebut dan mulai mendekati kuda hitam itu, Luna mulai mengajak nya ngobrol sambil mengelus Kepala kuda tersebut dengan lembut hingga Kuda tersebut merespon dan menyambut belaian tangan Luna
Luna pun senang karena mendapat respon dari Kuda tersebut dan mulai mengeluarkan nya dari kandang kuda
Lalu Luna mulai menaiki kudanya dengan perlahan dan Luna melihat tidak ada penolakkan sama sekali dari kuda tersebut sehingga Luna membawa Kuda tersebut ke hadapan Sang Ayah yang menunggu mereka berdua di lapangan tempat mereka panahan tadi
Raja Aldes bersama yang lain terkejut melihat Luna sudah duduk di atas kuda hitam kesayangan nya sambil berjalan perlahan-lahan mendekati mereka semua
Tak lama Luna pun turun dan menarik kuda tersebut ke dekat nya
"Ayah, ini jadi milik Aku ya, Aku ingin latihan bersama Max" ucap Luna
"Max? Siapa Max" tanya Ayah bingung
"Ini kuda nya ku kasih nama Max" ucap Luna tersenyum
"Oh begitu, ya di bawa aja, itu kuda dulu milik Ibu mu, mungkin kamu ada kesamaan dengan Ibu mu jadi nya dia mau sama Kamu" ucap Raja Aldes
"Mungkin Yah, makasih ya Ayah, oh ya Ayo Jendral Theo, kita berlatih sekarang, Aku ingin mengukur kemampuan ku" ucap Luna
"Baik Putri, Hamba akan bersiap sebentar" ucap Jendral Theo sambil bergegas mengambil perlengkapan nya bersama Kuda nya
Tak lama Jendral Theo sudah membawa kuda dan menaiki nya serta perlengkapan panahan nya, dia juga membawa nya di punggung, Luna pun mulai kembali naik ke kuda nya dan membawa perlengkapan panahan nya di punggung nya
Lalu kedua nya saat ini mulai menghampiri papan target yang ada di jarak 60 centimeter di antara kedua nya
"Putri Luna sekarang kita berlatih dari jarak seperti ini dulu, jika hasil mu sempurna seperti tadi maka Aku akan mengajari mu dengan jarak 90 centimeter dan 100 meter nanti" ucap Jendral Theo
"Baik Jendral" ucap Luna bersemangat dan dia saat ini juga di tonton oleh Ayah dan kelima Pangeran yang sejak tadi tak beranjak melihat permainan nya, begitu juga para Prajurit beserta Pengawal Istana Kerajaan nya
Lalu Jendral Theo mulai mempraktekkan cara nya memanah dengan menaiki kuda nya dan mulai melepaskan anak panah nya meluncur ke target yang berada di depan sana
"Syut..."
Terdengar suara anak panah di luncurkan dengan sangat cepat dari panah milik nya saat ini ke target di depan sana
"Skor 10" teriak salah satu Prajurit yang memastikan angka di depan sana
"Ayo Putri, sekarang giliran mu" ucap Jendral Theo dengan wajah tegas dan garang nya sebagai Jendral yang paling di takuti di wilayah Kerajaan nya
"Baik Jendral" ucap Luna yang tak kalah tegas nya
Luna yang sejak tadi memperhatikan gerakan Jendral Theo, mulai mengikuti semua pergerakkan nya dan itu sama persis seperti yang dia contoh kan tadi
"Syut..."
Terdengar anak panah milik Luna mulai meluncur ke target yang berada di depan sana
"Skor 10" teriak Prajurit yang berdiri sejak tadi di sana
"Bagus Putri, seperti nya kamu memang sangat hebat dan berbakat dalam panahan, Hamba bangga sekali pada mu sebagai guru yang baru melatih mu" puji Theo
