NovelToon NovelToon
OBSIDIAN BLOOM

OBSIDIAN BLOOM

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Antagonis / Romansa / Reinkarnasi / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:798
Nilai: 5
Nama Author: Dgweny

Ia adalah Elena Von Helberg, si Antagonis yang ditakdirkan mati.

dan Ia adalah Risa Adelia, pembaca novel yang terperangkap dalam tubuhnya.

Dalam plot asli, Duke Lucien De Martel adalah monster yang terobsesi pada wanita lain. Tapi kini, Kutukan Obsidian Duke hanya mengakui satu jiwa: Elena. Perubahan takdir ini memberinya hidup, tetapi juga membawanya ke dalam pusaran cinta posesif yang lebih berbahaya dari kematian.

Diapit oleh Lucien yang mengikatnya dengan kegilaan dan Commander Darius Sterling yang menawarkan kebebasan dan perlindungan, Risa harus memilih.
Setiap tarikan napasnya adalah perlawanan terhadap takdir yang telah digariskan.

Lucien mencintainya sampai batas kehancuran. Dan Elena, si gadis yang seharusnya mati, perlahan-lahan mulai membalas kegilaan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dgweny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. Melangkah Menuju Ketiadaan

Bab 20: Melangkah Menuju Ketiadaan

(Risa/Elena Von Helberg, Darius Sterling, Serafina/The Weaver, & The Obsidian Monarch)

Suara The Weaver of Shadows, yang kini bergema dari dalam Wadah Cahaya, Serafina Lowe, adalah gema ribuan roh yang lapar. Serafina tersentak, tangannya mencengkeram dahinya, dan bayangan berputar-putar di pupil matanya, meniru pola kosmik The Weaver.

“Kamu adalah Cahaya yang sempurna. Sekarang, kamu adalah Wadah Kelaparan yang sempurna. Kamu tidak melarikan diri dariku, Light. Kamu membawaku masuk. Dan sekarang, aku akan membantumu membuka portal. Kita akan pergi ke Dimensi Ketiadaan. Tapi kita akan membawa Kelaparan bersamamu.”

Darius segera melompat mundur, menghunus pedangnya dan mengarahkan ke Serafina. Ekspresi horor di wajahnya bukan hanya karena ancaman, tetapi karena orang yang dicintainya kini dikuasai oleh entitas dimensional.

"Serafina!" raung Darius. "Lawan dia! Lawan Weaver itu!"

Serafina, atau lebih tepatnya, The Weaver yang berbicara melaluinya, tersenyum dingin—senyum yang tidak pernah bisa dilakukan oleh Serafina yang murni. "Dia tidak bisa melawan, Ksatria. Kehendaknya terlalu lemah; jiwanya terlalu kosong dari sihir untuk menahan kehadiranku. Kami adalah sekutu sekarang. Kami memiliki tujuan yang sama: makan."

Risa, meskipun baru saja menerima pengakuan cinta dari Darius dan kelelahannya mencapai titik kritis, mengabaikan emosi itu. Pikirannya, yang kini adalah Arsitek murni, segera menganalisis situasinya.

"Turunkan pedangmu, Darius," perintah Risa, suaranya tenang dan tegas. "Dia tidak akan menyakitimu... belum. Dia membutuhkan kita untuk membuka portal."

Darius menatap Risa dengan tidak percaya. "Risa! Dia adalah ancaman! Dia baru saja menghancurkan pertahanan Timur!"

"Dan Lucien ada di Dimensi Ketiadaan," balas Risa, matanya memancarkan cahaya biru muda yang memetakan. "The Weaver dan The Monarch adalah kekuatan yang sama. The Weaver adalah Kelaparan; Observer adalah Obsesi. Mereka berdua membutuhkan dimensi ini, tetapi mereka tidak bisa bekerja sama. Weaver akan menggunakan kita untuk mencapai Dimensi Observer, mencoba merebut wilayah itu sebelum Lucien menguasainya sepenuhnya."

Risa melangkah mendekati Serafina yang dikuasai. "Kamu ingin pergi ke sana, Weaver. Kami ingin menghentikan Lucien. Kita akan pergi bersama."

The Weaver tertawa melalui mulut Serafina. "Pilihan yang logis, Arsitek. Aku telah meremehkan betapa dinginnya kamu menjadi manusia. Ya, kami akan membantumu. Tapi segera setelah kami mencapai sisi lain, aku akan mengklaim wadahmu."

"Kita lihat saja," jawab Risa, meraih Cincin Obsidian terakhirnya yang kini kosong, sebuah tindakan untuk menenangkan diri.

Risa berbalik ke Darius. "Kita harus melanjutkan ritual. Cepat. Observer dan Weaver telah membuat Lucien lebih kuat. Setiap detik yang kita buang adalah keuntungan baginya."

Darius, The Shield, meletakkan pedangnya dengan kebencian, tetapi kepatuhannya pada Risa sebagai Arsitek lebih kuat daripada amarahnya. Dia berdiri di samping Risa.

Risa mulai memetakan dimensi, menggunakan jejak energi yang ditinggalkan oleh Gulungan Dimensi yang robek. Dia tidak memiliki sihir, tetapi dia memiliki pemahaman murni tentang struktur dimensi.

"Portal ini harus sangat tepat," jelas Risa. "Dimensi Ketiadaan bukanlah ruang kosong; itu adalah dimensi dengan aturan yang berbeda, di mana materi tidak konsisten. Kita tidak hanya akan menyeberang; kita akan memotong ruang."

"Aku akan memimpin. Energi netral di dalamku akan menjadi dasar portal. Darius, kamu harus menyalurkan sihir Shield murni untuk menahan tekanan balik portal, menjadikannya stabil. Kamu adalah jangkar fisik kita."

Darius mengangguk, menyalurkan sihir Sterlingnya, yang kini lebih murni tanpa Kutukan Obsesi, ke tangan Risa.

"Serafina," Risa menoleh ke Wadah Kelaparan. "Kamu harus menyalurkan energi The Weaver ke dalam portal. Kelaparanmu akan menjadi pisau yang memotong ruang dimensi. Tapi jika kamu mencoba menusuk Darius atau aku, aku akan mengisolasi dirimu."

The Weaver menyeringai. "Jangan khawatir. Aku ingin makan makanan yang lebih baik daripada Ksatria yang dingin dan wanita yang kosong."

Serafina mengangkat tangannya. Bayangan berputar di sekitar pergelangan tangannya, dan dia mengarahkannya ke tengah ruangan.

Risa memejamkan mata, memaksakan kehendaknya. Energi dimensional di dalam dirinya mulai berdenyut, bertemu dengan sihir murni Darius dan bayangan tajam The Weaver.

Pusaran dimensi mulai terbentuk di tengah ruangan. Itu bukanlah lubang hitam yang menghancurkan seperti portal Lucien, tetapi retakan dimensional yang presisi—seperti robekan yang dikendalikan.

"Sekarang!" teriak Risa. "Masuk! Jangan sentuh tepiannya! Kita harus bergerak bersama!"

Mereka bertiga melompat ke dalam pusaran yang berputar-putar.

Melintasi pusaran itu adalah pengalaman yang mengerikan. Itu bukanlah perjalanan melalui ruang, tetapi melalui waktu yang dirobek.

Risa merasakan tekanan yang luar biasa di kepalanya, seolah-olah pikirannya adalah peta yang direntangkan hingga batasnya. Dia harus menjaga agar retakan itu tetap terbuka dan terarah. Di sekelilingnya, warna tidak ada; hanya ada bayangan geometris yang mustahil dan suara bisikan yang tidak bisa dipahami.

Darius, sebagai The Shield, mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk menjaga agar kelompok itu tetap utuh di tengah tekanan yang memusingkan. Dia mencengkeram tangan Risa dan Serafina, tubuhnya berfungsi sebagai jangkar fisik.

"Aku... aku tidak tahu lagi di mana atas dan bawah," erang Darius, suara Ksatria yang kuat itu gemetar.

"Fokuskan pada kehangatan tubuh ku!" teriak Rida, suaranya teredam. "Jadikan aku pusat mu!"

The Weaver, melalui Serafina, adalah yang paling tenang. "Rasanya... enak. Kosmik. Ada banyak hal untuk dimakan di sisi lain, Arsitek. Aku mencium Obsesi yang murni."

Tiba-tiba, Risa merasakan goncangan hebat. Lucien telah menyadari bahwa mereka datang. Dia menyerang portal itu dari sisi Dimensi Ketiadaan.

"Dia menyadari kita! Dia mencoba merobek portal itu!" desis Risa, darah mengalir dari hidungnya. Dia harus menggunakan semua energi dimensionalnya untuk membalas serangan itu.

"Dia menyerang titik X-Axis 4, Y-Axis 7!" teriak Risa. "Darius, berikan dorongan sihir Sterling pada titik itu!"

Darius tidak mengerti koordinat dimensional, tetapi dia percaya pada Risa. Dia mengarahkan sihirnya ke arah yang ditunjuk Risa, dan sihir Sterling yang murni bertindak sebagai tambalan yang memulihkan retakan dimensi.

Dengan dorongan terakhir yang menyakitkan, mereka menembus kekosongan.

Mereka jatuh ke permukaan yang padat dan dingin.

Ketika Risa membuka matanya, dia melihat kengerian yang murni. Ini adalah Dimensi Ketiadaan, dunia The Old Observer.

Langitnya berwarna hitam legam, tetapi tidak ada bintang. Lanskapnya tidak memiliki cakrawala; itu adalah gurun geometri yang mustahil. Pilar-pilar kristal hitam yang tajam tumbuh dalam sudut yang tidak masuk akal, dan udara dipenuhi dengan dingin yang tidak alami—dingin yang terasa seperti logika murni.

Di tempat ini, materi tidak stabil. Risa melihat batu yang tiba-tiba berubah menjadi cairan, dan kemudian menjadi gas, sebelum kembali menjadi padatan.

"Ini adalah dimensi Logika Murni," bisik Risa, gemetar. "Obsesi adalah Logika yang dipaksakan. Ini adalah tempat lahirnya Obsesi."

Darius segera mengaktifkan Kubah Sterling di sekitar mereka, tidak untuk pertahanan fisik, tetapi untuk menciptakan zona stabil di tengah kekacauan dimensional.

Serafina, Wadah Kelaparan, tampak gembira. Matanya, yang dikuasai oleh Weaver, menatap langit.

"Bagus. Murni. Kekuatan Murni," desisnya. "Aku bisa memakannya. Aku bisa menjadi dimensi ini."

"Fokus, Weaver," kata Risa. "Di mana Lucien?"

The Weaver, meskipun enggan, mengarah. "Di sana. Dia sedang berpesta. Dia sedang melakukan pengambilalihan yang bodoh."

Mereka melihatnya di cakrawala yang bengkok

Di kejauhan, ada benturan kekuatan kosmik. Itu adalah pertarungan skala dimensi.

Lucien, The Obsidian Monarch, kini tampak lebih besar, diselimuti baju besi Obsidian yang sangat terempat, diserap dari energi dimensi yang ada. Dia bertarung melawan entitas yang jauh lebih besar: The Old Observer yang sebenarnya.

Observer yang sebenarnya bukanlah Manifestasi, tetapi kesadaran kolektif dimensi ini. Itu adalah badai dingin yang masif, entitas yang memakan ruang dan waktu, ribuan kilometer panjangnya, menyelimuti langit yang kosong.

Lucien tidak mencoba menghancurkan Observer. Dia mencoba menyerapnya.

"Obsesi harus menjadi satu," raung Lucien, suaranya bergema tanpa memerlukan udara. "Aku akan mengambil kehendakmu, Observer. Aku akan menjadi Raja Ketiadaan!"

Setiap serangan dari Lucien adalah gelombang kehendak Obsidian yang memaksa Logika dan Stabilitas ke dalam kekacauan dimensional. Observer melawan dengan amarah yang dingin dan tanpa emosi.

"Darius, kita harus bergerak," kata Risa. "Kita tidak punya banyak waktu. Lucien akan menang; dia terlalu fokus."

Mereka berlari melintasi lanskap yang mustahil. Risa mengandalkan mata arsitekturnya untuk menavigasi, melompat di atas permukaan yang akan runtuh, menghindari pilar kristal yang tiba-tiba muncul dan menghilang.

Saat mereka mendekati pertarungan, Risa melihat sisa-sisa ritual yang ditinggalkan Lucien. Dia melihat energi Kutukan yang dilepaskan, kini terserap oleh Observer dan dimanipulasi oleh Lucien.

Dan kemudian, dia melihat kebenaran Segel yang mengerikan.

Obsesi dan Observer bukanlah Kutukan yang datang dari luar. Mereka adalah pembersih dimensi yang menjaga agar Dimensi Ketiadaan ini tidak menyebar ke Dimensi Risa. Segel itu bukan untuk melawan Kutukan, tetapi untuk mengunci Kutukan itu di dalam wadah manusia.

Lucien, dalam Obsesinya, telah mencoba mengendalikan pembersih ini, dan sekarang dia mencoba mengambil alih pembersih itu untuk menyebarkannya ke dimensi Risa.

"Kita tidak bisa membiarkan Lucien menang," bisik Risa. "Dia akan menghancurkan Dimensi Keseimbangan kita dengan Logika Murni ini."

Tiba-tiba, Serafina, Wadah Kelaparan, menjerit kegirangan.

"Waktunya makan!" teriaknya.

The Weaver, melalui Serafina, melepaskan gelombang bayangan dimensional yang kuat. Tapi serangan itu tidak diarahkan ke Lucien. Itu diarahkan ke Observer.

The Weaver menyerang Observer, mencoba memakan entitas kolektif dimensional yang masif itu.

Lucien, yang kini harus bertarung di dua sisi, melihat Risa.

"Kamu pengkhianat! Kamu membawa musuh ke sini!" raung The Monarch.

Risa menatap The Monarch dan The Weaver, yang kini bertarung dengan amarah yang lapar. The Weaver menusuk Observer, dan Observer membalas dengan gelombang Logika yang dingin.

Lucien, sebagai Monarch, kini harus memilih: mempertahankan Dominionnya atas Observer, atau menyerang The Weaver untuk melindungi Observer dari dimakan.

Lucien memilih Dominion. Dia mengarahkan serangan terbesarnya ke The Weaver.

Perpaduan sihir Obsidian dan Kelaparan dimensional yang terjadi sangat dahsyat. Energi itu meledak, menghancurkan lanskap yang mustahil di sekitar mereka.

Risa dan Darius terlempar ke belakang, kubah Sterling Darius hancur.

Ketika Risa sadar, dia melihat Darius berada di atasnya, mencoba melindunginya. Namun, mereka tidak sendirian.

Tepat di samping mereka, berdiri The Obsidian Monarch. Lucien telah terlempar ke sana oleh ledakan itu, baju besinya retak, matanya kehilangan kilatan emasnya. Dia terluka parah.

Dia menatap Risa, lalu Darius. Dia melihat Serafina, Wadah Kelaparan, yang kini semakin kuat dan tertawa gila.

Lucien mengulurkan tangan ke arah Risa. "Risa... tolong. Aku butuh kamu. Kita harus mengunci Ketiadaan ini lagi. Aku tidak bisa mengendalikan... Observer yang sebenarnya tidak ada."

Dan pada saat yang sama, The Weaver of Shadows, yang kini lebih kuat karena memakan bagian Observer, melihat Risa dan Darius yang rentan.

Bayangan-bayangan itu mulai berputar di sekitar Serafina, dan dia menembakkan serangan yang ditujukan untuk menghancurkan Risa dan Darius sekaligus.

Risa tidak bisa bergerak. Dia menatap Darius, yang mencengkeram pedangnya, siap menerima serangan itu.

Lucien The Monarch, yang terluka, harus memilih: melarikan diri atau melindungi rivalnya.

Bersambung....

1
shookiebu👽
Keren banget nih cerita, authornya jago banget!
Dgweny: makasihhh banyak
total 1 replies
Bell_Fernandez
Plot yang rumit, namun brilian.
Dgweny: makasih banyak
total 1 replies
Tae Kook
Jangan biarkan kami menunggu lama-lama, update please~~
Dgweny: siapp , di tunggu update selanjutnya yaaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!