NovelToon NovelToon
Dendam Putri Pengganti

Dendam Putri Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu / Balas dendam pengganti / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: eka zeya257

Asa terkejut saat membuka matanya semua orang justru memanggilnya dengan nama Zia Anggelina, sosok tokoh jahat dalam sebuah novel best seller yang menjadi trending topik paling di benci seluruh pembaca novel.

Zia kehilangan kasih sayang orang tua serta kekasihnya, semua terjadi setelah adiknya lahir. Zia bukanlah anak kandung, melainkan anak angkat keluarga Leander.

Asa yang menempati raga Zia tidak ingin hal menyedihkan itu terjadi padanya. Dia bertekad untuk melawan alur cerita aslinya, agar bisa mendapat akhir yang bahagia.

Akankah Asa mampu memerankan karakter Zia dan menghindari kematian tragisnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 07

Zia menoleh pada sahabatnya, bahkan biasanya Maddy yang paling gesit mengajaknya ke kantin. Kini gadis itu malah sedang menelungkupkan kepalanya di atas meja. Ada apa dengan gadis itu?

"Lo kenapa?" tanya Zia pelan.

Maddy bergerak menghadap Zia. "Gak apa-apa," jawabnya tak kalah pelan. "Lo kalau mau ke kantin duluan aja. Hari ini gue lagi males ke mana-mana," katanya tidak ada gairah.

Mendengar itu, ia semakin yakin ada yang tidak beres dari sahabatnya. "Maddy, gue juga cewek. Gue tahu makna gak apa-apanya cewek itu pasti ada apa-apa."

Maddy memainkan jemarinya di atas meja, seakan pikiran gadis itu sedang berkelana jauh.

Zia bertanya lagi, "Ada apa? Lo nggak mau cerita sama gue?"

Maddy kembali duduk dengan posisi normal, ia terlihat menatapnya kosong. Tiba-tiba matanya yang sayu memerah berkaca-kaca.

"Aven, Zi..." Air mata yang sejak tadi Maddy tahan mulai meluruh. "Dia, dia selingkuhin gue, padahal gue sayang banget sama dia."

Maddy terisak sambil bercerita, suaranya sedikit tersendat. Air matanya jatuh membasahi kedua pipinya yang memerah.

Zia langsung memeluk Maddy. Sahabatnya itu terlihat rapuh, benar-benar tidak seperti Maddy biasanya yang ceria dan berisik. Zia hanya diam mendengarkan segala cerita Maddy, tidak menyela sama sekali. Ia membiarkan Maddy menumpahkan segala kegelisahan dan unek-uneknya.

"Dia selingkuh sama anak sekolah sebelah. Gue liat mereka jalan gandengan tangan masuk ke dalam apartemen Aven. Gue sengaja langsung labrak mereka, tapi Aven malah marah mutusin gue tanpa ngasih penjelasan, tanpa mempertimbangkan perasaan gue dan hubungan kita."

Suara tangis gadis itu sedikit kencang, untung saja saat ini kelas sedang kosong karena sekarang jam istirahat.

"Emang brengsek tuh cowok, nggak pantes lo tangisin dia." Ucap Zia dingin.

"Gue kurang apa, Zi? Kenapa Aven sampai tega banget selingkuhin gue. Gue cantik, gue juga udah berusaha gak cengeng, karena Aven gak suka sama cewek lemah. Bahkan gue rela belajar masak karena Aven suka sama cewek yang bisa masak, padahal gue benci banget masak."

"Wah, Aven emang minta di getok kepalanya, Dy."

"Gue lakuin semua itu buat Aven, tapi kenapa dia sejahat itu sama gue?" Ia menutup wajahnya dengan tangan, menangis.

Zia mengelus rambut Maddy berusaha menenangkannya. "Maddy, dengerin gue, lo gak kurang apa pun. Lo tahu, orang selingkuh itu tabiat, mau sesempurna apa pun pasangannya dia tetap gak akan pernah cukup sama apa yang udah dia miliki."

Suara Zia lembut, tapi tidak dengan sebelah tangannya yang sedari tadi mengepal keras.

Aven Senjaya. Zia tahu pemuda itu adalah salah satu teman tongkrongan Arza. Ia melupakan bagian-bagian kisah Maddy dan Aven. Di novel memang diceritakan mengenai Maddy berpacaran dengan Aven kemudian putus karena Aven ketahuan selingkuh.

Saat membaca bagian mereka putus, ia tidak terlalu menaruh perhatian lebih karena menurutnya kisah itu seharusnya bumbu-bumbu manis dan pelengkap di dalam sebuah cerita.

Namun, setelah melihat kejadiannya secara langsung dan melihat Maddy menyedihkan seperti ini, ia tidak bisa diam saja. Sekarang Zia adalah dirinya. Ia tidak bisa berpura-pura tidak peduli dan baik-baik saja ketika melihat sahabatnya terluka.

"Cowok kayak gitu memang sesekali harus dikasih pelajaran."

Zia kemudian melepaskan tangannya dari kepala Maddy. Tanpa berbicara lagi ia langsung pergi ke luar kelas dengan tangan mengepal.

"Zia! Lo mau ke mana? zia!" Maddy berteriak panik melihat Zia keluar dengan langkah tegas, apalagi setelah mendengar ucapan terakhir gadis itu.

Maddy menghapus air matanya kasar, dengan cepat gadis itu mengejar Zia yang sepertinya berjalan ke arah kantin.

Zia berjalan menuju kantin dengan bibir menipis kesal. Langkahnya terhenti di depan sebuah kelas karena tidak sengaja melihat ember berisi air bekas pel-pelan.

Zia mengambilnya tanpa rasa jijik kemudian kembali meneruskan langkahnya sambil menenteng ember itu.

Orang-orang yang berpapasan dengan Zia menatap gadis itu aneh, apalagi setelah melihat apa yang ada di tangan Zia. Bekas pel? Sejak kapan ratu sekolah mau menyentuh benda menjijikkan itu. Mereka tidak berani bertanya apalagi mendekat, tidak setelah melihat ekspresi gadis itu.

Zia memasuki kantin, matanya melihat sekeliling dan tersenyum sinis ketika berhasil menemukan targetnya. Bisa-bisanya pemuda sialan itu masih bisa tertawa setelah membuat sahabatnya menangis.

Dengan langkah lebar Zia menghampiri Aven yang sedang asyik bercanda gurau. Di situ juga ada Arza dan teman-temannya, di samping Arza juga terlihat Gaby sebagai satu-satunya perempuan di sana.

Sesampainya di sana Zia mengangkat ember yang ia bawa dan menumpahkan air berwarna coklat itu ke kepala Aven hingga mengenai seragam dan makanan yang sedang dimakan pemuda itu.

"SIALAN!" Aven berteriak marah.

Kantin yang tadinya ramai langsung hening, semua mata menoleh mendengar teriakan marah Aven.

"Maksud lo apa, sialan!" Aven menatap Zia dengan emosi yang menggebu.

Namun yang ditatap terlihat santai, tidak ada ketakutan sedikit pun di sana.

"Apa? Gue cuma mau bersihin otak lo yang busuk, " jawabnya cuek.

Rahang Raven mengeras mendengar itu. "Busuk lo bilang!" bentak Aven di depan wajah Zia. "Gue tanya sekali lagi, maksud lo apa? Ha?!"

"Seharusnya gue yang tanya, maksud lo apa? Ha! Muka mirip tukang begal aja, berani-beraninya lo nyakitin sahabat gue!" teriak Zia menatap Aven marah.

"Oh jadi, Maddy? Dia ngadu sama lo, nangis, hah?" Aven tertawa mengejek.

"Mulut lo bau sampah! Gak usah ketawa, gak ada bagus-bagusnya. Cowok jelek kayak lo ini kenapa gak mampus aja sih? Hidup juga gak guna, cuma jadi beban orang doang!" ucap Zia sambil melipat tangannya di dada dengan ekspresi songong.

"Gak usah banyak omong, sialan!"

"Terserah gue dong. Dasar bajingan! Gampang banget lo, ya, nyakitin cewek yang udah berusaha keras buat perjuangin lo!"

Aven mendengus masih dengan tawa mengejeknya. "Gue gak minta diperjuangin, temen lo yang mau-mau aja gue manfaatin. Cewek kay—"

PLAK!

Seisi kantin terkejut melihat Zia mendadak menampar Aven, termasuk semua orang-orang yang tadi duduk berkumpul dengan Aven.

"Kalau gak mau diperjuangin kenapa lo pacarin, tolol! Harusnya lo bersyukur Maddy mau sama bajingan gak mutu kayak lo!"

Aven memegang wajahnya yang terasa panas akibat tamparan Zia.

"LO SIALAN!" Aven menarik kerah baju Zia kencang.

Mereka saling berhadapan. Bahkan dalam keadaan seperti ini, setelah memancing emosi Aven, gadis itu masih tetap terlihat tenang.

"Berani lo nampar gue! Lo sama sahabat lo itu cuman cewek murahan gak tahu diri. Yang satu ngemis-ngemis sama gue dan lo ngejar-ngejar temen gue yang gak tahu malu!" Aven menatap Zia tajam dengan napas yang tersengal karena emosi.

"Murahan? Gak ada cewek murahan yang setia sama satu cowok," Zia malah tertawa mendengar selingan hinaan Aven. "Gak ada cewek murahan yang cuma ngejar satu cowok selama bertahun-tahun."

Zia menyentak pegangan tangan Aven di kerah seragamnya, hingga terlepas.

"Pikir pakai otak! Lo maruk juga, ya. Udah jelek, bego pula. Bagus deh, karena yang busuk-busuk ada di dalam diri lo semua," lanjutnya sambil terkekeh mengejek Aven.

1
kriwil
jalang maruk🤣 semau laki mau di embat
Rossy Annabelle
no coment 🤧huhu
Heni Mulyani
lanjut author 💪
Murni Dewita
double up thor
Zee✨: bsk² yak hehe
total 1 replies
Murni Dewita
👣👣
Wahyuningsih
kpn thor zia bahagia 🤔🤔kan kasihan q jdi males mau baca soalnya zia d tindas mulu haaaaaaaaaah
Zee✨: sabar belum jg pertengahan kak😄
total 1 replies
Heni Mulyani
lanjut author
Heni Mulyani
lanjut
Sribundanya Gifran
lanjut💪💪💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut
Dewiendahsetiowati
part yang bikin nyesek
Wahyuningsih
thor buat mereka yg menyakiti zia menyesal d buat segan matipun tk mau n buat gaby terpuruk n menderita oran g kok manipulatif gedek q sebel banget d tnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri sehat sellu thor jga keshtn tetp 💪💪💪💪💪💪
Heni Mulyani
lanjut
Wahyuningsih
thor perasaan novel author yg lain blm pd tamat trus anda jga jrng up kk udah ada novel bru yg lma gimna d tamti dlu lah thor jgn d gantung syg klau gk d lanjutin 🤔🤔🤔🤔
Zee✨: itu udh tamat kak, sengaja di bikin gantung buat season 2 nanti hehe
total 3 replies
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjut up yg bnyak thor💪💪💪💪
Zee✨: Siappp, tungguin yakk
total 1 replies
Heni Mulyani
lanjut author
Zee✨: okeee
total 1 replies
Heni Mulyani
lanjut 💪
Heni Mulyani
lanjut
Heni Mulyani
lanjut 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!