Ikatan Dua Jiwa

Mentari mulai bersembunyi, sinar jingganya menyelimuti langit. Seolah ingin memberi kehangatan sebelum tenggelam dalam kegelapan malam.

Di kediaman Li, Lin Yi Yue bersila dalam posisi lotus. Tak lama kabut hitam masuk, melewati celah-celah. Kabut hitam itu mengelilingi ruangan, berkumpul menjadi satu titik di hadapan Lin Yi Yue.

Mata Lin Yi Yue terbuka, menatap pria bayangan yang berlutut padanya.

''Ratu!''

''Lakukan beberapa hal untukku... Oh benar, apa ada pergerakan?''

''Mereka masih mencari keberadaan Ratu, sudah sampai di Kota ini.''

Tangan Lin Yi Yue terbuka memperlihatkan sebuah pelat emas dengan tulisan Bai Yue di atasnya. Satu-satunya batu permata di pelat itu dia ambil, lalu ia mematahkan pelat itu menjadi empat bagian.

''Sebarkan... Lalu bisikkan potongan pelat pada mereka,'' menyimpan batu permata dan potongan terakhir.

''Satu hal lagi... Hapus jejak keberadaan Bai Ruyi, jangan sampai mereka mengetahui keberadaanya.''

''Baik Ratu.''

''Pergilah!''

Kabut hitam menyebar, menghilang dalam sekejap. Tepat pada saat itu pintu terbuka, Bai Ruyi berdiri di ambang pintu.

''Ruyi, kau sudah kembali.''

''Ya, baru sampai... Nona Li apakah kau tidak kedinginan?'' Bai Ruyi berjalan mendekat.

''Tidak.''

''Benarkah?.. Terasa dingin dan suram.''

''Ini sudah malam, tentu saja dingin.''

''Tidak salah, dingin dan suram... Jelas merupakan jejak dari energi jahat. Tapi kenapa Nona Li tidak terganggu.''

''Ini malam yang dingin, Nona Li kau sungguh tidak kedinginan?'' Bai Ruyi mengamati ruangan itu.

''Sudah ku katakan tidak dan kenapa kau kembali memanggilku Nona Li.''

''Maaf, Yi Yue... Istirahatlah aku akan menyuruh pelayan membuat sup untuk menghangatkan diri,''  Bai Ruyi membantu Lin Yi Yue berbaring.

''Sebenarnya aku sudah biasa... Sebanyak apa pun pakaian atau selimut yang aku kenakan akan tetap terasa dingin, jadi aku sudah biasa.''

Langkah Bai Ruyi terhenti, ''Meski sudah terbiasa tidak baik mengabaikan kondisi tubuhmu.''

''Seharusnya... Tidak lagi curiga kan?''

Beberapa menit kemudian Bai Ruyi kembali membawa semangkok sup dan obat.

''Yi Yue makanlah sup teratai ini lalu.''

''Sup teratai?''

''Hati-hati panas.''

''Meski di desa kami ada sungai, tidak ada yang menanam bunga teratai di sini. Apakah kau membelinya?''

''Aku membuatnya.''

''Kau bisa memasak? Sulit dipercaya.''

''Hanya beberapa masakan rumah.''

''Baguslah, di masa depan kau harus banyak memasak untukku.''

''Tentu. Besok aku akan mengajakmu bermain di Kota.''

''Itu bagus, kita akan bermain sampai aku puas besok.''

''Kau masih mencurigai ku yah... Orang pintar sangatlah menyebalkan.''

Sinar mentari menyambut pagi yang cerah. Bai Ruyi dengan tenang duduk dalam posisi lotus. Sementara Lin Yi Yue tetap bergulung dengan selimut nya.

''Hua Hua... Tutup jendelanya, biarkan aku tidur sebentar lagi,'' Lin Yi Yue menutupi wajahnya dengan selimut, merenggut kesal.

Bai Ruyi menoleh heran, ''Hua Hua? Siapa... Nona Li ini sepertinya memang... Aneh.''

''Yi Yue, bangunlah,'' Bai Ruyi mencoba melepaskan selimut dari wajah Lin Yi Yue.

''Hua Hua sudah ku usir, siapa yang berani!''

''BAI RUYI! Habislah, habislah bagaimana aku bisa lupa!''

Lin Yi Yue mengintip, ''Seharusnya dia tidak mendengarnya kan?''

''Ruyi, selamat pagi,'' sambil melebarkan senyuman Lin Yi Yue mengeluarkan kepalanya.

''Bangunlah, bukankah hari ini ingin pergi bermain.''

''Oh benar, aku hampir lupa.''

''Aku akan pergi mengambil sarapan.''

''Tunggu!''

''Ya?'' Bai Ruyi berbalik.

''Sepertinya... Aku... Tersangkut. Bisakah kau... Membantuku?''

''SIAL ini sangat memalukan!''

Bai Ruyi mencoba menarik selimut, ''Ini memang tersangkut, apa kau merasa sesak?''

''Sedikit.''

Kembali menarik selimut, tubuh Lin Yi Yue di bolak-balik ia menghembuskan nafas. Hingga...

''Bai Ruyi kenapa kau menindih ku? Minggir, aku merasa sesak.''

''Ma-maaf aku tidak sengaja.''

''Eh kenapa telingamu memerah?''

****************

Hiruk-pikuk Kota tetap sama, para penjual akan berteriak menarik pelanggan. Lin Yi Yue mengunjungi setiap kios, mencicipi setiap kue dan makanan yang ia kunjungi.

Bai Ruyi mengikuti dari belakang, ''Apa ini pertama kalinya dia ke Kota?'' Bai Ruyi melirik dua pelayan Li Yue.

''Ini bukan pertama kalinya Nona ke Kota, tapi pertama kalinya Nona jalan-jalan di Kota.''

''Lalu kenapa dia ke Kota?''

''Pergi berobat.''

''Ruyi! Kemari lah aku ingin membeli ini.''

Bai Ruyi mendekat , ''Permen?''

''Ya, Paman bungkus setiap jenis nya.''

''Begitu banyak, tidak bisa!''

''Apa maksudmu tidak bisa, jika kau kekurangan uang bilang saja. Aku akan beli sendiri.''

''Bukan... Permen tidak baik bagi kesehatan gigimu.''

''Jangan membujukku seperti anak kecil, tidak akan mempan.''

''Permen akan merusak gigimu, kau akan merasa sakit nanti.''

''Jadi kenapa? Jika sakit cabut saja dan tumbuhkan lagi.''

''...''

''Tetap tidak bisa, beli saja tiga jenis permen.''

''Tiga? Ada lebih dari sepuluh jenis permen dan kau menyuruhku hanya membeli tiga jenis?''

''Ya.''

''Kau menindasku!''

''Bukan... Ini,'' Bai Ruyi membatu, ia juga mulai sadar bahwa banyak pasang mata yang memperhatikan kedua nya.

''Bagaimana jika besok kita kembali lagi, untuk sekarang beli tiga jenis permen dulu. Lagi pula tidak mungkin dapat menghabiskannya dalam satu hari.''

''Besok?''

''Ya.''

''Bagaimana jika besok terjadi sesuatu dan kau melupakannya.''

''Apa yang akan terjadi besok, jika besok terjadi sesuatu aku akan pergi ke Ibu Kota dan membeli segala jenis permen yang ada.''

''Baik, bungkus tiga saja.''

''Kau sudah mengatakan nya, akan ku tagih suatu saat nanti.''

''Kudengar sepasang kekasih ribut hanya karena permen. Kupikir siapa ternyata kalian berdua.''

Chen Lai keluar dari kerumunan, mengedipkan sebelah matanya pada Bai Ruyi.

''Kau disini kemari lah, bantu aku memilih tiga jenis permen.''

''Kenapa hanya tiga?'' Chen Lai berdiri di Setelah Lin Yi Yue.

''Sepertinya temanmu kekurangan uang.''

''Bai Ruyi kekurangan uang? Sungguh langka.'' Chen Lai menutup mulutnya, membuat ekspresi terkejut.

''Eh Bai Ruyi, apakah Tetua Fu tidak memberimu uang saku.''

''Diam kau.''

''Tetua Fu ya... Tampaknya tebakanku benar.''

''Kakak ipar beli rasa ini saja, jenis ini sangat manis,'' tunjuk Chen Lai.

''Kau laki-laki, tapi punya selera yang unik?''

''Bukan begitu... Aku sering menemani ibuku... Kakak ipar di tempat tinggal ku ada banyak jenis permen. Jika ada waktu aku akan membelikan nya untukmu.''

''Memang dimana kau tinggal?''

''Kota Awan...''

''Sudah siang, kami akan mencari rumah makan.''

Bai Ruyi menarik Chen Lai menjauh, ''Kenapa kau memberi tahunya?''

''Memang kenapa, lagi pula Nona Li tidak akan tahu apa pun.''

''Setidaknya kau tidak bisa dengan mudahnya mengatakan hal itu.''

''Kenapa tidak boleh.''

''Dia... Aneh.''

''Apa yang aneh?''

''Kemarin... Aku menemukan jejak energi jahat di kamarnya. Tapi dia sama sekali tidak merasa sedikit pun ketidaknyamanan.''

''Benarkan ada hal itu?''

''Bahkan dia mengatakan hanya terasa dingin Dan sudah terbiasa.''

''Terbiasa? Tidak mungkin, manusia fana pasti akan merasa tidak nyaman... Memang aneh. Tidak bisa, kita harus menguji nya.''

''Setidaknya bicara lah di tempat yang aman... Sepertinya hari ini akan sulit dilalui.'' Lin Yi Yue menggeleng, melihat keduanya berbisik.

Sambil menggigit permen, Lin Yi Yue menyusul keduanya.