NovelToon NovelToon
Imam Dalam Sujudku

Imam Dalam Sujudku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Romansa
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Pernikahan yang batal membuat Namira harus menikah dengan sepupunya. Untuk menjaga nama baik keluarganya dan juga pesantren Namira tidak punya pilihan lain.
Bian, yang merupakan sepupu Namira dan juga teman masa kecilnya harus mengikuti kemauan ibunya yang memang sangat menginginkan Namira sebagai calon menantunya sejak dulu.

Karena sudah lama tidak bertemu membuat pertemuan mereka sedikit canggung dan apalagi dihadapkan pada pernikahan. Tetapi bagaimanapun keduanya pernah menghabiskan waktu di masa kecil.

Namira dan Bian sama-sama memiliki pasangan di masa lalu. Bian memiliki kekasih yang tidak direstui oleh ibunya dan sementara Namira yang memiliki calon suami dan seharusnya menikah tetapi digantikan oleh Bian. Karena perzinaan yang dilakukan calon suaminya menjelang 1 hari pernikahannya.

Bagaimana Namira menjalani pernikahannya bersama Bian yang tidak dia cintai dan sebaliknya dengan Bian.

Jangan lupa untuk membaca dari bab 1 sampai bab akhir dan jangan suka menabung Bab....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 7 Masih Mencoba Menyesuaikan diri

"Farah kamu ajak menantu kita untuk melihat kamarnya. Aku harus pergi sebentar," ucap Andika.

"Iya. Mas hati-hati," ucap Farah yang membuat Andika menganggukkan kepala setelah berpamitan dengan istrinya itu.

"Ayo Namira!" ajak Farah membuat Namira menganggukkan kepala dengan mereka berdua menaiki anak tangga.

Tidak lama akhirnya mereka berdua sudah membuka pintu kamar Bian.

"Tante tidak apa-apa kita masuk ke kamar Kak Bian tanpa sepengetahuannya?" tanya Namira yang terlihat ragu ketika sudah memasuki kamar itu.

"Kamu adalah istrinya Bian dan kamar ini juga menjadi kamar kamu," sahut Farah.

"Begitu!" sahut Namira.

Kepalanya berkeliling melihat isi kamar tersebut dengan bangunan klasik Eropa yang pasti sangat modern berbeda dengan tempat tinggalnya yang masih berpadu dengan bahan kayu.

Tempat tidur yang sangat besar dengan seprai berwarna putih, terlihat juga lemari yang begitu panjang, ada sofa televisi kamar mandi dan juga ada teras kamar.

"Bagaimana apa menurut kamu kamar ini cocok untuk kamu?" tanya Farah yang membuat Namira menganggukkan kepala.

"Namira akan mencoba menyesuaikan diri dengan kamar ini," jawabnya.

"Bukan hanya dengan kamar ini Namira, tetapi juga dengan suami kamu," ucap Farah.

"Maksud Tante?" tanya Namira.

"Namira kamu sudah menikah dengan anak saya, kamu sudah menjadi istri, kamu menjadi menantu saya yang artinya kamu harus mengetahui apa tugas dan kewajiban kamu sebagai seorang istri,"

"Saya memaklumi jika semua ini terlalu cepat untuk kamu dan apalagi usia kamu masih sangat mudah dengan rencana pernikahan dan tiba-tiba saja batal dan menikah dengan orang lain, tetapi Bian juga tidak mudah untuk menerima pernikahan ini dan maka dari itu kamu harus bisa menyesuaikan diri dengan suami kamu sendiri!"

"Saat dirumah orang tua kamu. Kamu masih terlalu sering membahas mantan calon suami kamu dan hal itu sebenarnya sangat tidak pantas harus kamu bahas di depan suami kamu. Jika kamu belum move on maka cobalah untuk belajar pelan-pelan," ucap Farah mencoba memberi nasehat secara halus tetapi ada ketegasan dari kata-katanya itu.

"Saya tahu ini tidak mudah bagi kamu, tetapi ini sudah menjadi takdir dan kamu harus belajar menjalani kehidupan kami yang baru," ucap Farah.

Namira hanya tersenyum mengangguk, walau dari wajahnya terlihat tidak bisa semudah seperti apa yang dikatakan Farah.

"Satu lagi, karena kamu sudah menjadi istri Bian. Jadi kamu jangan memanggil dengan sebutan Tante lagi. Kami adalah ibu kamu dan panggillah dengan sebutan Mama seperti Bian memanggil saya.

"Baik. Ma," jawab Namira.

"Kalau begitu kamu istirahatlah, Mama juga mau istirahat sangat lelah melakukan perjalanan," ucap Farah memegang belakang lehernya.

"Ma tunggu!" Namira menghentikan dengan memegang lengan parah yang membuat para heran.

"Kamu ingin mengatakan sesuatu?" tanya Farah.

"Hmmm, setahu Namira jika Kak Bian tinggal di Amerika dan kemarin baru pulang karena ada urusan di Jakarta. Lalu apa Namira juga akan ikut ke Amerika?" tanya Namira.

Farah tersenyum mendengarnya dengan memegang tangan Namira.

"Tidak! Bian sudah memutuskan untuk mengurus Perusahaan di Jakarta dan mungkin sesekali akan ke Amerika untuk mengecek saja. Kamu lihatlah bagaimana putra saya telah berkorban untuk pernikahannya jadi kamu jangan sia-siakan ya," ucap Farah.

Namira hanya menganggukkan kepala, Farah tersenyum yang tidak berkata apa-apa lagi yang langsung keluar dari kamar itu.

"Apa secara tidak langsung aku sudah menyakiti hati Kak Bian. Padahal dia sudah baik kepadaku yang mau menikah denganku dan juga menjaga nama baik pesantren," batin Namira yang merasa tidak enak dengan Bian.

****

"Nona bisa mengisi pakaian di lemari ini!" ucap Bibi yang mendapat perintah dari majikannya untuk memberikan lemari kepada Namira.

"Baik kalau begitu," jawab Namira.

"Kalau begitu biar saya bantu," ucap Bibi.

"Tidak usah. Bi! Saya saja melakukan sendiri," ucap Namira menolak.

"Nona yakin?" tanya Bibi yang membuat Namira menganggukkan kepala.

"Baiklah! kalau begitu saya keluar dulu untuk melanjutkan pekerjaan, kalau Nona butuh apa-apa, nanti tinggal katakan saja kepada saya," ucap Bibi dan Namira hanya menganggukkan kepala, pelayan tersebut langsung meninggalkan kamar Namira.

Namira menghela nafas yang membuka dua pintu lemari tersebut.

"Aku pikir lemarinya kosong," ucap Namira yang memang melihat bagian atas ada tumpukan seprai yang mungkin lemari itu memang tempat barang-barang yang tidak dipakai untuk setiap hari.

Ada juga beberapa kotak-kotak yang pelan-pelan diturunkan Namira.

Pranggg.

Salah satu barang dari lemari tersebut tidak sengaja tersenggol oleh Namira yang akhirnya jatuh.

"Astagfirullah....." Namira panik yang langsung berjongkok dengan menutup mulutnya saat melihat pecahan kaca dari benda tersebut yang sepertinya bentuknya petak seperti.

"Namira!" Namira kaget mendengar suara itu yang membuatnya menoleh ke arah pintu.

"Kak. Maafkan Namira. Namira tidak sengaja menjatuhkannya," ucap Namira merasa bersalah yang terlihat panik.

Bian menghampiri Namira dan melihat pecahan kaca tersebut, matanya juga melihat ke dalam lemari dan di atas tempat tidur banyak kotak-kotak yang diturunkan Namira.

"Ini pokoknya kamu simpan saja. Jadi kalau merindukanku kamu bisa melihat ini," tiba-tiba saja Bian terbayang dengan benda tersebut yang ternyata pemberian seseorang.

"Jangan di sentuh!" Namira kaget dengan perkataan Bian tiba-tiba.

Bian yang langsung berjongkok, "nanti tangan kamu terluka ini kaca," ucap Bian.

"Maaf, Kak," ucap Namira yang merasa tidak enak.

"Sudah tidak apa-apa, geserlah sedikit biar aku yang membereskannya," ucap Bian. Namira mengangguk yang langsung berdiri.

Bian mengutip pecahan kaca tersebut dan akhirnya setelah itu mengambil sapu yang memasukkan pecahan kaca itu ke dalam tong sampah.

"Siapa yang menyuruh kamu membuka lemari ini?" tanya Bian dengan sangat lembut yang tidak ada rasa marah sedikitpun dari wajahnya.

"Mama menyuruh Bibi untuk membantu Namira memindahkan pakaian ke dalam lemari ini," jawab Namira.

"Begitu!" sahut Bian.

"Apa tidak boleh?" tanya Namira.

"Aku tidak mengatakan apapun. Kamu pindahkanlah," ucap Bian yang membuat Namira menganggukkan kepala.

Bian mengumpulkan kotak-kotak tersebut yang tidak tahu apa isinya dan kemudian dia keluar dari kamar.

"Namira kenapa kamu begitu ceroboh sekali dan untung saja Kak Bian tidak marah kepadamu," batin Namira dengan menepuk jidatnya yang benar-benar seperti anak kecil yang tidak bisa mengkondisikan di mana tempatnya berada.

Bian menuruni anak tangga dengan membawa kotak-kotak itu dan sementara Farah berada di ruang tamu yang melihat apa yang dilakukan putranya itu yang sekarang sedang memasuki gudang.

"Jadi dia memindahkan sendiri barang-barang itu," batin Farah sepertinya mengetahui sesuatu.

"Bian!" panggil Farah ketika Bian sudah kembali keluar dari gudang.

"Iya," jawab Bian.

"Kamu tidak marah pada Namira yang mengambil lemari kamu?" tanya Farah.

"Mama sengaja menyuruhnya menempatkan pakaiannya di lemari itu?" tanya Bian.

"Sudah memiliki istri dan memang seharusnya masa lalu tidak ada di kamar kamu. Kamu juga harus menjaga perasaan istri kamu sebelum dia bertanya," ucap Farah.

"Jika Mama menginginkan aku sejak dulu menikah dengan Namira dan semua sudah sesuai dengan keinginan Mama. Maka dari itu aku minta kepada Mama untuk tidak mencampuri rumah tangga kami. Aku yang punya kewajiban untuk mengarahkan ke mana rumah tangga ini," ucap Bian dengan tegas.

"Selagi kamu bisa membuat Mama percaya dan Mama tidak akan ikut campur, justru Mama juga akan membantu kamu untuk membuat Namira menyukai kamu secara pelan-pelan dan melupakan masa lalunya, jika kamu juga bisa berdamai dengan masa lalu kamu," jawab Farah.

"Aku tidak membutuhkan bantuan siapa-siapa dalam hal ini," jawab Bian yang kembali melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga.

Bersambung......

1
Teh Euis Tea
nayra duhhh mulutnya lemes benar, baru jg zahra percaya diri mau menikah dgn ilham eehh malah denger omongan gitu
duhh zahra jgn sampe gagal ya petnikahanmu ilham pria baik dan ga bakal mengungkit kisahmu yg telah di perkosa si ferdi
mbok Darmi
itu mulut lemes nya nayra tolong stop jgn bikin zahra ragu lagi untuk menikah dgn ilham, semangat zahra seperti kata ilyam lupakan masa kelam mu bangkit dan buat lembaran baru dgn ilham yg lebih baik
mbok Darmi
harusnya mereka sadar atas para yg terjadi pada zahra dimana dia selama ini mengurung diri jadi pendiam dan tidak mau ketemu Ilham kenapa mereka semua menganggap hal yg biasa, semoga zahra mau jujur apa yg terjadi padanya mau sampai kapan kamu menutupi semua nya apa nunggu kamu hamil dulu atau nunggu kamu ada waktu buat melarikan diri semua masalah akan terselesaikan dgn kamu jujur zahra jgn merasa dirimu hina semua bukan kemauan mu
Teh Euis Tea
zahra km hrs trs terang bahwa om di nodai si ferdi jgn diam aj zahra
Teh Euis Tea
jd kasian dm zahra yg udah di rusak si ferdi, othor kenapa sih zahra kudu di perkosa si ferdi kan jd kasian zahranya
Teh Euis Tea
angela ya sudah sih bian sudah bahagia namira dan emang dari dulu bian cinta sm namira tp ga di ungkapkan
Teh Euis Tea
betul bian lebih baik tdk serumah dgn ibumu demi keutuhan rumah tanggamu lebih baik mandiri
Sunaryati
Sikap Ny Farah seperti itu memang lebih baik hidup mandiri terpisah dari Farah
Sunaryati
Karena Bian dan Namira rujuk
Teh Euis Tea
syukurlah klu rujuk
Teh Euis Tea
ferdy km hrs tanggungjawab sm zahra, kasian dia jd korbanmu
Sunaryati
Ferdi kamu sudah memperkosa Zahra, masa tidak ingat
Sunaryati
Nah rujuk saja, Bian
Teh Euis Tea
udah balikan aj bian namira
Teh Euis Tea
zahra bknnya ga mau jemput ilham namira tp dia lg ga baik baik aj dia di perkosa sm mantanmu namira
Teh Euis Tea
jd zahra yg jd korbannya😭😭😭😭😭
Teh Euis Tea
kasihan zahra jd di perkosa si ferdy
mbok Darmi
zahra malah yg jd korban ferdi ternyata bener" pecundang pemabuk semoga zahra ngga hamil bisa bundir zahra kalau sampai hamil
Teh Euis Tea
sepertinya ferdy jg kurang sabaran ya, agak kasar sm namira
Teh Euis Tea
akhirnya semuanya berakhir perpisahan kasian bian dan namira sebenarnya tanpa ke2nya sadarin sudah ada benih cinta di hati masing masing khususnya namira yg baru menyadari
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!