ini squelnya dokter tampan, sarangheo yang menceritakan kisahnya Alvian.
Alvian Pratama Atmaja dijodohkan oleh sang kakek dengan gadis bercadar yang bernama Nafisah Adelia putri. Alvian tidak mencintai Nafisah karena dia sudah mempunyai wanita dambaannya.
Alvian memberikan perjanjian perceraian setelah enam bulan mereka menikah.
Akankah Nafisah menyetujuinya atau Mala bertahan dengan suami dingin yang tidak mencintainya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
Setelah tiga hari Nafisah siuman, keadaannya semakin membaik, dan dia sudah dibolehkan pulang.
"Kata dokter, keadaanmu sudah sangat baik, dan sudah bisa pulang hari ini." terang Sarah.
"Makasih ya buk", Nafisah berterima kasih dan menunduk, raut wajahnya terlihat sedih.
"Kenapa nak? apa yang membuatmu sedih"?
"Aku tidak bisa mengingat diriku dan keluarga ku, aku tidak tahu harus kemana." jawabnya sendu.
"Ya Allah, nak. Kamu masih punya bunda, pulanglah bersama bunda." Sarah mengelus lengan Nafisah.
"Ta..tapi buk!"
"Gak ada tapi tapian, kamu ikut bunda pulang."
"Makasih ya buk, aku berhutang Budi sama ibu, ibu sudah menolong ku,dan merawat ku juga."
"Kamu panggil bunda yah! mulai sekarang kamu adalah anak bunda." Sarah memeluk Nafisah.
"Bunda".
Sarah mengurai pelukannya, "Karena bunda tidak tahu nama mu, jadi bagaimana kalau bunda memanggilmu emm.." Sarah nampak berfikir. "Cahaya! Bagaimana? kamu mau?"
"Iya Bun, nama yang bagus, aku menyukainya." Cahaya tersenyum.
"Nah cahaya, bunda akan bereskan pakaianmu dan kita akan pulang." Sarah membereskan pakaian cahaya dan memasukkannya ke dalam tas.Setelah semuanya beres Sarah membawa cahaya untuk pulang kerumahnya.
"Ayo nak".
Cahaya mengaitkan tali niqab dikepala belakangnya, entah dorongan dari mana hatinya tetap menyatakan kalau ia harus menutup auratnya sempurna.
Kini mereka sudah sampai dirumah Sarah, cahaya sangat takjub melihat rumah Sarah, rumah yang sangat besar,jika dilihat dari rumahnya pasti Sarah adalah seorang yang kaya raya.
"Ini rumah bunda?" Tanya nya saat turun dari mobil.
"Ia, dan sekarang rumah ini rumah mu juga. ayo masuklah." Sarah membukakan pintu dan disambut oleh seorang wanita paruh baya menghampiri.
"Nyonya sudah pulang?" tanya nya sembari mengambil barang ditangan Sarah.
"Iya bik, kamar yang saya katakan semalam sudah rapi kan bik?" tanya Sarah.
"Sudah nyonya. Saya permisi kebelakang dulu." Ucap bibik itu sembari memutar tubuhnya.
"Bunda tinggal bersama siapa dirumah ini?" Tanya cahaya sembari mengikut Sarah yang menuntunnya duduk dikursi tengah.
"Bunda tinggal bersama bik sadah,dan juga pak Ujang tukang kebun belakang."
Cahaya menatap menilik sekeliling ruangan,pandangannya terhenti pada sebuah foto yang terdapat bunda Sarah dengan seorang laki laki dan seorang gadis.
"Itu siapa bund?" tanyanya penasaran, ia berfikir bahwa itu adalah keluarga bunda Sarah,namun kemana mereka? kenapa cuma bunda Sarah yang tinggal dirumah mewah ini?.
"Itu almarhum suami dan anak bunda, namanya Tiara.
Bayangan masa lalu tiba saja terlintas dibenaknya.
"Cepat bunda, nanti ayah kelamaan nunggu." Tiara tidak sabar menunggu bunda Sarah bersiap.
"Sabar lah nak, ayah gak akan kemana kok" Bunda Sarah dengan santai memoleskan lipstik dibibirnya.
"Ya ampun bunda, seperti anak ABG saja dandan super lama." Kesal tiara.
"Biarin, agar ayahmu memndang bunda itu selalu senang."
"Issss.... bunda. Udah ayok!" Tiara sangat tidak sabaran. Ia membuka pintu mobil tempat kemudi.
"lho, mana Lana?" bunda Sarah bertanya kenapa bukan Lana yang mengantar mereka ke bandara.
"Pak Lana, aku suruh istirahat ma, Tiara aja yang nyetir." jawabnya sembari menghidupkan mesin mobil.
"Gak Tiara,bunda gak mau, Lebih baik kamu panggil Lana." perintah sara namun Tiara tidak memperdulikan dan langsung melajukan mobilnya.
"Tiara!"
"Bunda tenang saja, gak usah takut, Tiara sudah biasa kok bawa mobil, bunda nya aja yang parno, lebih baik bunda rileks aja nyantai."
Bunda Sarah hanya menghela nafas mendengar putrinya yang keras kepala, Tiara sungguh keras wataknya, jika ia bilang A,maka ia akan mempertahankan prinsipnya.
Tak lama mereka sampai dibandara, Tiara langsung berlari berhambur memeluk sang ayah.
"Ayah..."
"Hallo princess", Ayah Deny memeluk putri semata wayangnya.
"Kangen", ucap Tiara manja bergelayut dilengan Deny.
"Ayah juga sangat kangen kamu my princess." Deny mengelus rambut hitam Tiara.
"Ehm.." bunda sara berdehem melihat kemesraan suami dan putrinya.Jika mereka berdua berjumpa pasti Sarah dicuekin,begitulah kedekatan suami dan putrinya.
"Ayah, ada yang cemburu." ucap Tiara menggoda Sarah.
"Oh ya?"
"He'em, padahal bunda sudah berdandan habis habisan menyambut ayah pulang."
Deny melirik Sarah tersenyum, ia memeluk pinggang Sarah. "Ayah kangen bunda." bisik ya ditelinga Sarah membuat pipi Sarah merah merona.
"Ayah, malu dilihatin orang orang." Ucap Sarah melirik banyak orang yang melihat mereka.
"Ya sudah, ayo kita pulang." Ayah Deny berjalan sembari tangannya masih memeluk pinggang Sarah.
"Tiara, kamu yang nyetir?" tanya Deny.
"Iya ayah, Apa ayah yang mau nyetir? tapi gak usah yah, ayah pasti capek setelah perjalanan jauh.
"Ya udah" Deny duduk dikursi penumpang disamping Tiara yang sedang mengemudi.sedangkan Sarah dibelakang.
"Ayah jangan terus manjain Tiara dong yah, apa apa selalu ayah turutin." kesal bunda Sarah.
"Gak apa lah bund, ayah akan selalu memanjakan princess ayah semata wayang selama ayah masih bernafas.
"Ayah, kok ngomong gitu sih! Tiara gak akan bisa tanpa ayah, Tiara mau nya selalu sama ayah, kemana pun ayah Tiara akan ikut." Ucap Tiara.
"Kalian ngomong apa sih? sembarangan saja kalo ngomong."
"Bunda takut kalo kami ninggalin bunda?" tanya Tiara tertawa.
"Diam. Jangan bicara lagi." Sarah marah dengan lelucon mereka.Tiara dan Deny tertawa terbahak melihat kekesalan Sarah, hingga pas tikungan Tiara tidak melihat ada truk yang sedang melaju dengan cepat hingga ia membanting stirnya dipinggir jalan dan menghantam pohon besar.
Tiiiiiiiiiiiiitttt.....
Suami bunda dan Tiara meninggal kecelakaan saat Tiara menjemput ayahnya, dia menyetir sendiri, dia ngotot nyetir sendiri tidak mau diantar sopir, hingga terjadilah kecelakaan itu.
Dada Sarah sesak jika mengingat kejadian itu, nafasnya tersengal dan air mata nya jatuh begitu saja.
"Maaf ya bund, aku gak bermaksud buat bunda sedih." sesal cahaya.
"Tak apa nak" Sarah kembali tersenyum. "Istirahatlah, bibik akan mengantar mu kekamar."
***
Disisi lain Alvian masih bersedih atas kepergian istrinya, Sudah sepuluh hari pasca kecelakaan itu, namun Alvian masih menyendiri dikamar apartemennya.
"Al, sampai kapan kamu begini? kamu harus melanjutkan hidup kamu Al." mama rosa mengingatkan namun Alvian hanya diam.
"Kasihan kakak ma, jiwa nya seakan hilang bersama kak Nafisah." Safira meneteskan air mata melihat kakaknya.
"Kamu ajak kakak kamu bicara, mama akan kedapur buatkan makan siang." Selama ini mama rosa dan Safira tiap hari datang ke apartemen untuk melihat keadaan Alvian.
"Mama rosa menyiapkan bahan bahan yang akan dimasak, mata nya tertuju pada bawah kursi,terdapat sebuah ponsel. Ia mengambilnya dan melihatnya.
"Handpond siapa? apa punya Nafisah?" tanya nya sembari mengetuk layar ponselnya namun tidak hidup,lalu ia memasukkannya disaku baju nya.
Selesai memasak,mama rosa membawa nya keatas.
"Giamana?" tanya mama rosa pada Safira.
"Gak berhasil ma."
Mama menghela nafas, "Al makan dulu ya, mama sudah buatkan Sop kesukaan kamu." Alvian hanya diam.
Tiba tiba terlintas dipikiran mama rosa sebuah ide.
"Al, apa ini handphone nya Nafisah?" tanya mama menunjukkan ponsel pada Alvian.
Alvian mendongak, ia kaget,kenapa ponselnya Nafisah ada sama mama nya.Ia menjulurkan tangannya hendak mengambil ponsel itu,namun mama kembali memasukkannya disaku.
"Kamu makan dulu,baru mama beri ponsel ini." Ancam mama rosa.
Dengan berat Alvian menyendok nasi dan menyuapkannya kemulut, baru sesuap tiba tiba perutnya bergejolak ingin mengeluarkan sesuatu. Ia berlari kekamar mandi.
Huek..Huek...
.
.
Bersambung.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya 🥰🥰
Like coment dan vote nya ya 🥰 🥰