The Poison Of Winter

Winter menarik napas panjang. Tidak mudah untuk berhadapan dengan ayahnya. Bahkan setelah membulatkan tekadnya, tubuhnya masih merasakan ketakutan setiap melihat ayahnya.

Setidaknya hari ini Winter telah mengambil langkah besar dalam hidupnya. Setelah mendapatkan izin, saat itu juga dia bergegas keluar dari mansion. 

Tujuannya hanya satu, ada tempat yang harus dikunjungi seorang diri. Dia harus memastikan sesuatu dari tempat itu. Sesuatu yang mengganggunya sejak pertemuannya dengan May di depan kantor ayahnya.

Tetapi, begitu melihat ksatria yang mengerumuninya semangat Winter mulai menurun.

"......"

"Ada apa, Lady? Sebelumnya Anda terlihat bahagia saat berkata ingin keluar dari mansion."

"..Kenapa kita harus membawa ksatria sebanyak ini?"

"Tentu saja itu karena tuan Duke khawatir kepada Lady! Saya dengar ini pertama kalinya Anda keluar dari mansion, tentu saja ksatria sebanyak ini harus dibawa oleh Lady Lancaster. Yah meskipun Duke menyuruh kita menyembunyikan identitas dan menggunakan kereta tanpa lambang." Sia menjawab dengan senyum lebar.

“Jadi ayah yang menyuruh mereka..” 

Winter bergumam lemah. Akan sulit untuk memperdaya ksatria sebanyak ini.

“Dan anda harus memakai topi lebar ini, Lady! Duke berpesan jangan sampai ada orang yang mengenali Lady sebelum debutan berlangsung.”

“Jika ingin menyembunyikan aku, seharusnya jangan membawa ksatria sebanyak ini sejak awal.” Winter mengelus dahinya pelan.

Setelah pergantian pelayan pribadi Winter, ayah tidak pernah menyiksanya. Pelayan di kediaman utama tutup mulut karena tidak ingin bernasib sama dengan May dan pelayan lainnya. 

Hal ini membuat semua pelayan baru yang bekerja di paviliun tambahan melayani Winter dengan baik tanpa ada prasangka apapun. 

Tentunya ini adalah strategi ayahnya dalam persiapan debutan Winter. Jika Winter gagal, dia kembali menunjukkan sifat aslinya dan Winter akan kembali ke posisinya semula. Seluruh pelayan akan kembali berpaling darinya. 

“Duke pasti sangat khawatir. Saya dengar, ini pertama kalinya Lady keluar.”

Winter tersenyum saat mendengarkan perkataan Sia. Tapi, otaknya berpikir keras bagaimana caranya dia bisa pergi terbebas dari para ksatria Duke. 

Dia mulai memikirkan tempat terbaik yang butuh waktu lama dalam persiapannya.

"Baiklah! Sia, ayo kita pergi ke butik untuk mencari pakaian dahulu."

"Ah benar, Duke menyarankan salah satu toko gaun terkenal di ibu kota. Mari kita ke sana, Lady." 

Sia yang bersemangat dibalas oleh anggukan Winter.

...***...

"Memilih dan mencocokan pakaian akan memakan waktu yang lama. Kalian boleh beristirahat dahulu, nanti Sia akan memanggil kalian kembali begitu aku selesai."

"Tidak bisa, Lady. Duke memerintahkan untuk menemani anda dimanapun anda berada."

"Ini tempat yang aman. Apa kalian akan mempermalukan ‘ku dengan berkumpul di depan toko baju wanita seperti ini."

"Itu..."

Para ksatria terdiam saat mereka menyadari menjadi pusat perhatian di ibu kota. 

Membawa ksatria membeli baju adalah hal yang wajar. Tapi jika 15 ksatria berdiri di depan toko akan menarik banyak perhatian.

“Ayah bilang jangan sampai orang-orang mengenali kalian sebagai ksatria Lancester. Tapi jika sudah menarik perhatian seperti ini, apa kalian akan bertanggung jawab?!” Winter mencoba mendorong mereka.

“…”

Para ksatria yang kebingungan kembali memperhatikan sekeliling toko.

"Cukup tinggalkan dua orang berjaga di depan. Aku akan baik-baik saja."

Setelah keheningan panjang, akhirnya sosok yang dianggap senior oleh para ksatria membubarkan barisan dan menyisakan 2 orang beserta dirinya di depan toko.

"Jangan pernah masuk sebelum aku panggil. Aku ingin berbelanja sebanyak mungkin dan memilih gaun terbaik di sini!”

"Baik, Lady. Silahkan habiskan waktu anda dengan nyaman." 

Winter dan Sia memasuki butik. Mereka disambut oleh pemilik toko yang tersenyum dengan cerah. 

Faktanya toko yang mereka tuju adalah toko terbaik yang hanya bisa dikunjungi setelah mendaftarkan kunjungannya beberapa bulan sebelumnya.

Namun Lady tersembunyi Lancaster, yang akan menampakan sosoknya saat debutan, memilih toko itu sebagai perancang busana debutannya adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan. 

Terutama ketika rumor beredar bahwa pasangan debutan Lady Lancaster adalah Putra Mahkota Harry. 

"Selamat datang Lady Lancaster. Melihat kecantikan Anda, saya mendapatkan banyak inspirasi. Namun seperti yang kita ketahui karena keterbatasan waktu dalam membuat pakaian, saya akan membawa pakaian jadi dan merombaknya sesuai dengan keinginan Lady."

Winter menganggukan kepalanya.

"Tolong bawakan baju-baju terbaik yang kamu punya, Madam."

"Baik, mohon tunggu sebentar Lady." Setelah pemilik busana pergi, Winter memanggil Sia.

"Sia, setelah kupikir mencoba baju ini akan membutuhkan waktu yang sangat lama."

"Itu benar Lady, Anda harus memilih gaun terbaik dari semua pilihan yang ada."

"Tapi aku merasa tidak enak dengan para ksatria di luar. Mereka pasti lapar dan bosan saat menunggu." 

"Mereka akan baik-baik saja. Itu sudah menjadi tugas mereka."

"Ah, aku tau! Aku dengar toko Maple sangat terkenal di ibukota! Bisakah kamu membelikan kue dan makanan ringan untuk mereka? Aku akan menunggu di sini." 

Sia tersenyum mendengar perkataan Winter. Sejak pertama kali bertemu, Sia menyadari bahwa Winter adalah orang baik. Wajahnya yang lembut berbeda dengan wajah keluarga Lancaster lainnya. 

Namun dia sangat tersentuh ketika mendengar nonanya juga mengkhawatirkan para ksatria yang menjaganya.

"Baik Lady, saya akan membelikan kue dan membagikannya kepada para ksatria. Silahkan mencoba pakaian dengan nyaman, saya akan kembali secepatnya."

Faktanya, toko Maple adalah toko kue paling terkenal di ibukota. Guru Etikanya pernah memberitahukan Winter tentang toko tersebut. Antrian toko yang sangat panjang akan membuat Sia tertahan di sana untuk waktu yang lama. 

Begitu Sia menghilang, Winter segera mengatakan perutnya sakit kepada pelayan. Dia meminta waktu untuk berada di toilet. 

Sesampainya di toilet, Winter mengenakan jubah yang telah disembunyikan di dalam gaunnya. Dia diam-diam keluar melalui jendela toilet dan bergegas pergi dari butik itu.

...-BERSAMBUNG-...