NovelToon NovelToon
Kutu Buku Mendapatkan Sistem

Kutu Buku Mendapatkan Sistem

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Sistem
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: jenos

Kehidupan Jansen, seorang pemuda biasa, berubah secara drastis ketika ia secara tak terduga mendapatkan sesuatu yang misterius bernama "System". Sistem ini memberinya kekuatan untuk mengubah takdir hidupnya dan membawanya ke jalan kesuksesan dan kebahagiaan.

Dengan bantuan sistem ini, Jansen berusaha untuk meraih impian dan cinta sejatinya, sambil menghadapi berbagai rintangan yang menguji keteguhan hatinya.

Akankah Jansen mampu mengatasi tantangan-tantangan ini dan mencapai kehidupan yang ia inginkan, ataukah ia akan terjebak dalam keputusasaan karena kekuatan baru yang ia miliki?

Jansen mendapatkan beberapa kemampuan dari sistem tersebut, seperti kemampuan bertarung, peningkatan kecepatan dan kekuatan, serta kemampuan untuk mempelajari teknik baru lebih cepat. Sistem tersebut juga memberikan Hansen akses ke pengetahuan yang luas tentang dunia, sejarah, dan berbagai aspek kehidupan, yang membantu Jansen dalam menghadapi berbagai tantangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 7

Sesampainya di rumah, Jansen tidak menemukan ibunya. Dia kemudian pergi ke dapur, membuat secangkir kopi panas untuk menenangkan pikiran sejenak. Sambil duduk di kamarnya, Jansen bertanya pada sistem yang selama ini menemaninya.

"Sistem, selain untuk ditukarkan dengan uang, apakah fungsi lain dari poin yang diperoleh ini?"

[Bisa untuk menambah kekuatan, mengupgrade kemampuan, dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirimu, yang nantinya akan membuatmu semakin kuat dan berhasil dalam petualangan hidup ini!] Jawab sistem itu.

"Aku ingin kekuatanku, kelincahan, dan semangat ditingkatkan sekitar 20 poin.

Apakah bisa, sistem?"

[Tentu saja bisa, apakah mau sekarang?]

"Ya!"

[Pemotongan Poin dilakukan, harap Anda menenangkan diri] jawab Sistem dengan tenang.

Jansen menghela nafas, kemudian memejamkan matanya sambil bersandar pada dipan yang keras. Tidak lama berselang, ia merasakan perubahan dahsyat pada tubuhnya. Energi baru seakan melonjak di sepanjang urat sarafnya, membuat gerakannya lebih lincah dan cekatan, sementara semangatnya terasa meluap-luap. Perubahan ini mungkin tak begitu mencolok, tapi bagi Jansen, efeknya sungguh mengguncang jiwa.

Merasa penasaran, Jansen bertanya pada sistem, "Apa yang akan aku dapatkan jika Stat

Ku mencapai seratus poin, Sistem?"

Tidak ada jawaban.

"Menampilkan status," ucap Jansen dengan antusias.

Tepat saat itu, ding... Suara berdenting terdengar di kepalanya. Informasi mengenai status dan kemampuannya sekarang tertulis jelas di pikirannya.

Nama: Jansen Gillard.

Poin Utama: 70

Kekuatan:

70

Kelincahan:

70

Semangat: 70

Keterampilan: Teknik Tapak Naga Lv 1

Inventory: Tidak Ada.

Dana: 6.000.000.00.

Jansen dengan sengaja tidak menghabiskan

Seluruh Poin Utama yang dimilikinya.

Alasannya, jika ia membutuhkan uang secara mendesak, ia dapat menukarkan poin tersebut dalam sekejap. Jadi, ia selalu memiliki cadangan uang di perangkat sistem, selain dari kartu bank yang ia miliki.

Meskipun saat ini ia masih bisa dibilang cukup berkecukupan dengan beberapa ratus dolar di rekening, Jansen menyadari bahwa ia harus meningkatkan kualitas hidupnya. Ia tak bisa terus seperti ini selamanya.

Berpikir keras tentang cara untuk memperkaya diri, ia bergumam pada diri sendiri, "Apakah aku harus mencoba bermain saham?" Namun, Jansen skeptis, karena ia sama sekali tidak memiliki pengalaman di bidang tersebut. Ide berdagang juga tidak membantu, sebab ia bingung apa yang bisa menghasilkan uang dengan cepat.

Saat pikirannya sedang diliputi kebingungan, tiba-tiba ia mendengar suara ribut dari luar, disertai dengan gedoran keras. Jansen segera bergegas keluar dari ruangan.

Ketika dia membuka pintu, ia melihat beberapa orang yang tampak panik. Jansen

Bertanya dengan ekspresi khawatir, "Ada apa, Bu Maya?" Jansen mengenali tetangganya ini, dia merupakan orang yang cukup baik dan terkadang membantu saat Jansen tidak memiliki apapun untuk dimakan.

"Ibumu diculik orang ketika di pasar!" ucap Bu Maya dengan nada terkejut.

"Diculik? Bu Maya, jangan bercanda. Ibuku sudah tua, untuk apa diculik. Kalau masih muda, aku mungkin akan percaya." sahut Jansen, merasa hampir ingin tertawa mendengarnya. Jika bukan Bu Maya yang terkenal baik hati, mungkin saja ia akan langsung menutup pintu.

"Jansen, apa yang dikatakan Bu Maya adalah kebenaran," tegas ibu yang lain sambil membela Bu Maya, "Kami melihat dengan mata kepala sendiri, Ibumu, Sandria, dibawa orang masuk ke dalam sebuah mobil. Mau percaya atau tidak, terserah, tak ada alasan kami untuk berbohong."

Kening Jansen mengerut, seraya menatap matanya satu per satu. Seandainya ia mampu membaca pikiran, pasti ia bisa tahu apakah itu kebenaran. Namun, memang sulit baginya

Untuk mempercayainya. Pasalnya, ibunya bukanlah wanita muda lagi, sudah berumur 40 tahun. Akan tetapi, dalam hatinya mulai merasakan rasa cemas yang kian menggumpal. Setiap detik terasa berat baginya, mengevaluasi kembali semua kata yang diucapkan para ibu tersebut sambil merasakan gelombang kekhawatiran mulai menyeruak dalam dirinya.

"Apakah kalian melihat plat nomor mobil yang menculik Ibuku?" Tanya Jansen dengan serak. Mungkin dengan plat itu, dia bisa mencari tahu dan melapor pada polisi.

"Kami lupa mencatat, tapi yang pasti, awalan plat bukan dari wilayah kita. Itu Jakarta," sahut Bu Maya dengan wajah cemas.

"Itu artinya ibuku akan dibawa ke ibukota. Tapi siapa dan untuk apa?" Hatinya Jansen berdebar keras, wajahnya semakin terpuruk dalam rasa penasaran. Kemudian, dia menatap Bu Maya dan yang lainnya, "Terima kasih atas informasi yang kalian berikan. Semoga kebaikan kalian mendapat balasan yang lebih baik lagi!" Ujar Jansen, mencoba tersenyum walau hatinya sedang tercabik-cabik.

Bu Maya dan yang lainnya mengangguk sedih dan pergi. Meskipun tidak terlalu dekat dengan Sandria, ibunya Jansen, tetap saja sebagai tetangga mereka merasa duka yang mendalam. "Kasihan sekali anak itu, masih muda dan sudah harus menghadapi masalah berat," gumam mereka dalam hati.

Jansen dibiarkan dengan penuh tanya, ketakutan dan penyesalan. Sedangkan ibunya sudah terlanjur diculik oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab. Sejenak kemudian, ponsel bututnya mendadak bersuara, memecah lamunan.

"Jansen, ini Ibu, kamu jangan khawatir. Kamu jalani saja kehidupanmu dengan tenang. Ibu sedang berada di Ibukota. Untuk sementara, jangan cari Ibu! Ibu akan menghubungimu lagi nanti," ujar Sandria lembut namun tegas, saat berhasil terhubung. Setelah menyampaikan pesan tersebut, telepon tiba-tiba terputus sambungannya.

Jansen belum sempat bicara untuk bertanya, bahkan satu kata pun tak terucap dari mulutnya. Dia hanya bisa menjatuhkan ponselnya, kaget dan bingung. Dari nada suara ibunya yang cemas, Jansen bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang

Mengganjal di hati sang ibu. Namun, dia memutuskan untuk mengikuti pesan ibunya dan mencoba menjalani hidup dengan tenang.

Meski hatinya merasa sedih, entah mengapa jiwa mudanya merasa senang menemukan kebebasan di tengah kesendirian ini. Dengan situasi ini, dia bisa mempergunakan waktu untuk mengurus segala urusan rumah tanpa terganggu. Namun, di satu sisi, kerinduannya pada sosok ibu yang selalu memberikan dukungan dan kehangatan membuatnya berdoa agar ibunya dalam keadaan sehat dan selamat.

Ketika malam tiba, Jansen melangkah keluar dari kontrakan, niat hatinya mencari makanan yang lezat untuk mengganjal perut. Bosan dengan lauk pauk seadanya di rumah, terlebih kini, dia tak perlu lagi menjalani hidup serba hemat. Setiap pagi, ia akan mendapatkan sejumlah uang hasil penukaran poin yang diperoleh sebelumnya. Jadi, mengapa harus membuat dirinya kelaparan?

Berjalan di trotoar yang lengang, Jansen tak menyadari ada sebuah mobil yang melaju mendekat padanya. Mobil tersebut menepi tepat di hadapan Jansen dengan mendadak, membunyikan klakson yang membuatnya

Terkesiap. Sejenak Jansen ingin memaki, namun segera tersadar saat kaca mobil itu diturunkan. Mata dan hati Jansen terpaku, seorang wanita cantik yang mengejutkan tampil sebagai pengemudi.

"Jansen!" seru wanita cantik itu dengan tawa.

1
Pakde
lanjut thor
Pakde
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!