NovelToon NovelToon
HIDDEN MARRIAGE

HIDDEN MARRIAGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Pernikahan rahasia
Popularitas:359
Nilai: 5
Nama Author: Wendy081104

Elena terikat pernikahan sejak umurnya menginjak 17 tahun. Awalnya pernikahan ini tidak ia ketahui, hingga saat umurnya menginjak 20 tahun, barulah ia mengetahui bahwa ia sudah menikah selama 4 tahun. Namun yang membuat Elena bertanya, siapa pria yang berstatus sebagai suaminya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wendy081104, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

Sepanjang menuju ke penthouse, Alex terus menggendong Elena bridal hingga membuat semua pandangan orang tertuju pada mereka berdua, namun Alex mengabaikan hal itu. Pandangan hanya tertuju ke depan, sekali - kali melihat pada Elena yang memeluknya kian mengerat.

Sesampainya di dalam penthouse mereka, Alex membawa Elena ke kamar mereka lalu mendudukan Elena di atas ranjang mereka. Tidak ada dari mereka yang memulai percakapan, Alex berlutut di depan Elena dan membuka sepatunya. Lalu dirinya menyimpan sepatu itu di, karpet kamar mereka. Elena langsung naik dan berbaring di atas ranjang itu, seharian ini pikirannya telah terkuras di kampus. Yang ada di pikirannya sekarang, hanyalah tidur sebanyak mungkin. Alex yang melihat Elena, langsung naik dan berbaring di sebelah Elena yang tidur membelakanginya.

"Mau makan sesuatu?" tanya Alex.

"Aku ingin tidur." jawab Elena pelan.

"Kemarilah, biarkan aku memelukmu sambil tidur." kata Alex.

Elena membalikan tubuhnya, dan perlahan masuk ke dalam pelukan Alex, lalu memeluk pria itu erat. Aroma parfum Alex, membuat Elena merasa aman dan tenang. Elena menutup matanya, merasakan detak jantung Alex yang stabil dan menenangkan. Dalam pelukan hangat itu, semua beban yang ada di pikirannya seolah menguap. Ia merasa seolah dunia di luar sana tidak ada, hanya ada mereka berdua. Alex mengusap rambut Elena pelan, dia sangat menikmati waktu mereka sekarang. Di tengah masalah yang dirinya hadapi, hanya Elena yang mempu membuatnya tetap waras.

"Sweetie," panggil Alex.

Elena mengangkat kepalanya, wajah mereka berdua begitu dekat. Bahkan Elena dan Alex, dapat merasakan napas mereka satu sama lain.

"Apapun yang terjadi, kamu harus percaya padaku, bisakah kamu?" tanya Alex, menatap Elena dalam.

Elena memgerjabkan matanya beberapa kali, seolah bingung dengan arah pembicaraan Alex. "Terjadi sesuatu?" tanya Elena.

"Jawabanmu?" Alex tidak menjawab pertanyaan Elena, dia menunggu jawaban Elena.

Elena tersenyum kecil, lalu menganggukan kepalanya, "Iya." jawab Elena pelan.

Alex menarik Elena lebih dekat, menempelkan tubuhnya pada tubuh Elena. Tangannya merayap ke punggung Elena, merasakan lekuk tubuhnya yang lembut. Sentuhannya membuat Elena bergidik, detak jantungnya semakin cepat. Bibir Alex mendekat, mengecup lembut pipi Elena.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun merebutmu dariku, kamu milikku Elena, hanya milikku" bisik Alex, suaranya serak dan penuh emosi.

Elena memejamkan mata, menikmati kehangatan tubuh Alex yang menyelimuti dirinya. Elena merasakan kecupan Alex berpindah ke rahangnya, lalu ke lehernya. Sentuhan itu terasa begitu lembut, namun menggetarkan seluruh tubuhnya.

"Al..." panggil Elena pelan, namun begitu lembut.

Ciuman Alex semakin liar pada tubuh Elena, tangan Alex bergerak membuka kancing kameja Elena cepat dan terburu - buru. Alex bangkit dan langsung menindih Elena di bawahnya, dirinya menatap kissmark buatannya di leher putih Elena. Senyuman puas dan bangga terbentuk di sudut bibirnya.

Elena menahan dada Alex pelan. "Al...jangan sekarang...aku lelah dan ingin tidur..." mohon Elena.

"Sebentar saja..." kata Alex pelan.

Tangannya melepaskan semua kancing kameja Elena, menelusuri lekuk tubuhnya dengan penuh kelembutan. Elena tersentak, tetapi tidak menghentikan Alex. Elena ingin merasakan sentuhan Alex, ingin merasakan sepenuhnya kasih sayang yang mengalir di antara mereka. Elena mengerang di bawah sentuhan Alex, tubuhnya bergetar menahan hasrat. Elena merasakan tubuh Alex semakin panas, semakin kuat, semakin penuh keinginan. Tangan Alex meloloskan pakaian terakhir Elena, dan sekarang perempuan itu begitu polos di depan Alex, tanpa sehelai pakaian pun.

"Jangan tutupi dirimu, Sweetie. Biarkan aku menyentuhnya." bisik Alex, sambil membuka kamejanya dan membuangnya ke sembarang arah, menyisakan celana kain hitam miliknya.

"Ahh ... Al..." Elena mendesah, saat tangan Alex turun ke bawah.

Bahkan belum lewat beberapa hari sejak mereka berbagi kehangatan bersama, namun tubuh Elena begitu sensitif terhadap sentuhan Alex yang begitu lembut.

"Malam ini...berteriaklah sesukamu, Sweetie. Karena aku tidak akan berhenti." bisik Alex, penuh dengan gairah.

·–·–·–·–·

"Apa yang kamu lakukan di sini?" Liu terkejut dengan keberadaan mantan suaminya, Daniel.

"Aku hanya ingin menyapa mantan istriku, apakah itu salah?" Daniel duduk dengan tenang di sofa ruang tamu itu.

Liu memegang erat tongkatnya. Dia tidak menyangka bahwa Daniel benar - benar datang ke mari, hari ini. Datang ke rumahnya dan suaminya yang telah meninggal.

"Apa yang kamu mau?" tanya Liu tanpa basa - basi.

Daniel menyeringai puas menatap wajah Liu yang setengah panik, seperti pencuri yang tertangkap oleh seseorang, "Aku ingin...putra kita, masuk ke dalam keluarga Castellio." kata Daniel cepat.

Liu membelakan matanya, "TIDAK AKAN!! AKU TIDAK AKAN MENGIZINKAN ANAK HARAM ITU MASUK KE DALAM KELUARGA INI." teriakan Liu menggema di seluruh mansion itu.

"Anak haram yang kamu maksud itu...adalah darah dagingmu Liu, dia mempunyai status yang sama seperti Axel, di dalam rumah ini." tekan Daniel.

Liu merasa darahnya mendidih. Dia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja diucapkan Daniel, "Darah dagingku? Dia bukan anakku! Dia adalah hasil dari kesalahan, Daniel! Kesalahan yang membuatku kehilangan segalanya!" bentak Liu.

Daniel tetap tenang, meskipun Liu membentak dan berteriak padanya, "Kau tidak bisa mengubah kenyataan, Liu. Dia adalah bagian dari kita, dan dia berhak mendapatkan tempat di keluarga ini. Axel dan dia seharusnya bisa tumbuh bersama, seperti saudara."

Liu tertawa sinis, "Saudara? Tidak, Daniel. Aku sudah cukup menderita karena keputusanmu yang bodoh. Aku tidak akan membiarkan anak itu merusak hidupku lebih jauh." kata Liu, berusaha untuk tetap tenang.

Daniel berdiri, mendekat ke arah Liu. "Kamu bisa menutup mata dan telinga, tetapi kenyataan tidak akan hilang. Dia adalah anak kita hasil dari kesalahan kita berdua di masa lalu, dan aku tidak akan mundur." tekan Daniel sekali lagi. Dengan itu, Daniel berbalik dan pergi, meninggalkan Liu yang masih berdiri di tempatnya, berusaha menenangkan diri.

"Sialan... aku tidak akan membiarkan anak itu menginjakan kaki di keluarga ini." gumam Liu, dengan amarah yang tertahankan.

Tanpa keduanya sadari bahwa rumah itu telah di pasang CCTV tersembunyi oleh David, atas perintah Alex.

·–·–·–·–·

Pukul 3 dini hari, Alex bangun dan memakai kembali celananya, mengambil sebatang rokok dari dalam jasnya lalu membakarnya. Alex menatap ke arah luar jendela penthouse itu, masih terlalu dini hari. Sedangkan dirinya baru saja menyelesaikan urusannya bersama Elena tadi, dan istrinya itu tertidur karena kelelahan.

Setelah menghabiskan rokoknya, Alex tidak langsung kembali ke ranjangnya, melainkan memikirkan langkah selanjutnya, ia harus berhati - hati dalam mengambil langkah, karena Daniel bukanlah lawan yang mudah.

"Al..." Alex berbalik saat suara lembut memanggilnya.

Dirinya melangkah ke arah Elena, yang bangun perlahan tanpa menutupi tubuh telanjangnya. "Sialan jangan sekarang." batin Alex, merasa frustasi.

"Tidur lagi. Mengapa bangun?" Alex membawa Elena ke atas pangkuannya, dan Elena menyandarkan kepalanya ke dada bidang Alex.

"Jam berapa?" tanya Elena pelan.

"Masih jam 3, jadi tidurlah lagi." bisik Alex.

Namun Elena mengedipkan matanya pelan, dirinya merasakan sesuatu yang menekannya di bawah sana, lalu dirinya menatap Alex sejenak. "Kamu pria mesum." Elena memukul pelan dada Alex.

Alex terkekeh pelan, "Penampilanmu sekarang sungguh berbahaya, Sweetie. Jangan salahkan aku." kata Alex, yang membuat wajah Elena langsung memerah.

·–·–·–·–·–·

to be continue...

1
nyonya
jangan bilang lu sengaja menta ditembak lex
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!