Aqmal Dan Gundu Ajaib

Aqmal Dan Gundu Ajaib

Pengorbanan Empat Dewa

Sepuluh ribu tahun yang lalu di sebuah Dunia dimensi yang berjarak ribuan tahun cahaya dari Bumi, yang bernama Dunia Blue jade (Giok biru).

Siang itu begitu terik, mata hari seakan membakar Bumi, hingga rerumputan mengering, dan pepohonan luruh meranggas.

Kemarau tahun ini adalah yang terburuk dalam sejarah Dunia Blue jade, membuat sungai sungai menjadi kering kerontang tanpa air setetes pun juga.

Kota Ashoka sebuah kota raja terbesar di Benua Aramia, nyaris setiap hari di landa kebakaran.

Jauh di selatan kota Ashoka, di tengah sebuah hutan rimba belantara yang masih perawan, di tepi sebuah telaga Bening, ada sebuah pondok kecil yang di huni oleh seorang laki-laki tua renta bertubuh tinggi kurus, agak bongkok melengkung, tanpa baju, hanya selembar keinginan hitam yang dililitkan di tubuh nya, seperti pakaian para Resi (pertapa).

Laki-laki tua itu bernama Resi Darma aji, seorang pertapa sakti yang sudah menjauhi keramaian Duniawi selama ratusan tahun, hidup menyatu dengan Alam sambil merenung tentang sang maha pencipta Alam semesta.

Resi Darma Aji adalah seorang pertapa sakti yang terkenal sangat Waskita, apapun yang diucapkan nya, adalah sesuatu yang akan terjadi.

Hari itu, sang Resi Darma Aji sedang duduk bersila diatas sebuah batu pipih di pinggir Telaga. Dihadapan nya terlihat empat orang pria muda (meskipun usia mereka sudah tua), terlihat duduk di atas tanah tanpa alas apapun juga.

Cukup lama mereka terdiam, tanpa berani membangunkan sang Resi Darma Aji dari semedi nya. Hanya duduk bersila dihadapan sang Resi yang sedang khusyuk bersemedi.

Beberapa saat kemudian, sang Resi Darma aji membuka mata nya, "ada apa kalian menemui ku?" terdengar suara sang Resi mengalun dengan lembut, membuat hati semua yang mendengarkan nya menjadi tenang.

"Resi Guru!, sudah sepuluh purnama hujan tidak juga turun, alam sudah seperti bara api, kebakaran dimana mana, kehausan, kelaparan, bahkan kematian, kami tidak tahu lagi apa yang harus kami lakukan guru, tangis kesedihan terdengar di sana sini!" kata Arameis seorang pria berwajah muda berilmu kesaktian tinggi dan memiliki banyak pengetahuan sehingga di gelari Dewa pengetahuan.

Sedangkan ketiga pria lain nya adalah Shangdi yang bergelar Dewa perang karena menguasai seni ilmu peperangan.

Yu Long, seorang pria bergelar Dewa obat, karena sangat menguasai segala macam obat, seorang Alchemis dan tabib nomor satu.

Lalu yang terakhir adalah Rotama, seorang pria bertubuh atletis yang menguasai berbagai ilmu dan tehnik kultivasi sehingga di juluki sebagai Dewa kultivator.

Cukup lama Resi guru Darma Aji terdiam dengan mata terpejam menatap keatas langit. Setelah menarik nafasnya dalam-dalam, Resi Darma Aji membuka mata nya, kembali menatap kearah ke empat murid nya dengan tatapan yang teduh.

"Semua akibat, tentu ada sebab nya, tak akan ada asap bila tidak ada sumber api nya, Kaisar Huangdi, yang mengaku sebagai Kaisar Dewa, tetapi bertindak jauh dari hukum hukum langit, tidak lagi menghiraukan karma kebajikan, sibuk memuaskan hawa nafsu dan ambisi nya saja!" ucap Resi Darma Aji parau, seakan ada sesuatu yang mengganjal didalam hati nya.

"Benar guru!, sekarang sang Kaisar lagi berambisi mencari seorang gadis tercantik di Benua Aramia ini, untuk menggenapi selir nya menjadi seribu orang" kata Arameis lagi.

"Kaisar mengundang kami berempat untuk berhadir di perjamuan khusus di istana Giok tiga hari lagi guru!" kata pria bernama Shangdi.

Resi Darma Aji terdiam sejenak, lalu menarik nafasnya dalam-dalam, "ini yang aku takutkan, akhirnya terjadi juga, Kaisar lalim itu bekerja sama dengan penyihir Yodama, dia berambisi menjadi Kaisar yang mampu mengalahkan Dewa Langit, sehingga berambisi menarik jiwa pengetahuan kalian untuk diri nya!" ....

"Maksud guru?" tanya Arameis kaget.

"Perjamuan itu hanyalah akal akalan sang Kaisar, yang sebenar nya terjadi adalah jiwa ilmu pengetahuan kalian akan dia tarik dengan bantuan penyihir sekaligus dukun Ilmi hitam Yodama, sehingga dia menjadi manusia yang tak terkalahkan, bila itu benar benar tejadi, maka tatanan alam semesta akan hancur, kiamat akan tiba, karena kaisar lalim itu tak akan terkalahkan lagi" kata Resi Darma Aji masgul.

Ke empat orang pria tampan itu serentak terdiam membisu, tak mampu berkata kata lagi.

"Lalu apa jalan keluar nya guru?" tanya Yu Long sang Dewa obat dan Alchemis nomor satu itu.

"Keluarkan jiwa pengetahuan kalian berempat, lalu buang jauh jauh, sebelum di salah gunakan oleh Kaisar lalim itu, atau kalian berempat bergerak membunuh Kaisar itu, bagai mana?" tanya Resi Darma Aji.

"Kami tidak mungkin memberontak melawan sang kaisar guru!, karena kami terikat sumpah jiwa dengan nya, jika kami membangkang perintah nya, kami akan mati, dan itu sama saja dengan jiwa pengetahuan kami akan dia ambil paksa!" Arameis menjelaskan.

"Sudah kuduga, kenapa kalian begitu mentaati semua perintah Kaisar lalim itu, ternyata kalian termakan kelicikan nya, sungguh disayangkan" ucap Resi Darma Aji lagi dengan wajah sedih menatap ke empat murid nya itu.

"Guru!, cabut lah jiwa pengetahuan kami berempat, dan buang jauh jauh, agar tidak di salah gunakan nya guru!" pinta Arameis.

"Benar guru, kami terlalu banyak berdosa dengan menjadi bawahan Kaisar lalim itu, kami ikhlas hidup tanpa jiwa pengetahuan kami lagi!" sahut Shangdi.

"Benar guru!" sahut Rotama dan Yu Long bersamaan.

"Tetapi kalian akan hidup menjadi manusia biasa yang tidak lagi punya ilmu pengetahuan apa apa, bagai mana?" tanya Resi Darma Aji meyakinkan keempat murid nya.

"Kami siap guru!" jawab ke empat orang murid nya secara bersamaan.

"Kalian siap menerima segala resiko nya murid ku?" tanya Resi Darma Aji memastikan.

"Kami siap guru, kami tahu jika nyawa kami akan melayang setelah kaisar lalim itu tahu kebenaran nya, tetapi itu jauh lebih baik dari pada tatanan alam semesta hancur karena kami, kami tidak sanggup melihat akibat nya guru, lakukan lah, jangan sampai terlambat!" pinta Arameis.

"Baiklah murid ku, semoga pengorbanan kalian ini akan berbalas kebaikan pula" ucap Resi Darma Aji membuka telapak tangan nya, lalu diarahkan ke dahi Rotama, seberkas cahaya merah terang melesat keluar, lalu di tangkap oleh telapak tangan Resi Darma Aji, dan dimasukan kedalam sebuah guci kecil terbuat dari batu giok biru.

Setelah itu kembali Resi Darma Aji melakukan hal yang sama pada dahi Yu Long, seberkas cahaya kuning terang, melesat keluar, langsung ditangkap tangan sang Resi dan dimasukan kedalam guci kecil tadi.

Yang ketiga, Resi Darma Aji kembali melakukan hal yang sama pada Shangdi, lalu seberkas cahaya hijau, melesat keluar yang langsung disambar oleh tangan Resi Darma Aji dan dimasukan kedalam guci tadi, lalu gucinya ditutup.

Yang terakhir adalah Arameis, dari dahi pria itu melesat cahaya biru langit yang segera disambar oleh tangan Resi Darma Aji dan di gunakan untuk membungkus guci batu Giok biru itu.

Lalu guci yang terbuat dari batu Giok biru tadi dimasukannya kedalam sebuah kotak terbuat dari emas murni yang berukir indah.

Resi Darma Aji kembali mengeluarkan sebutir batu berbentuk bulat berwarna biru langit dengan sapuan warna putih mirip seperti bola Dunia sebesar ujung ibu jari tangan.

Setelah terpejam beberapa saat lama nya, tiba-tiba guci ditangan kanan sang Resi Darma Aji berubah menjadi cahaya putih dan melesat masuk kedalam batu berwarna biru langit di telapak tangan kiri Resi Darma Aji. Lalu dengan satu derakan yang lembut, sang Resi Darma Aji melemparkan batu kecil itu keudara. Secara ajaib, batu kecil berwarna biru langit itu melesat ke udara, terus melambung, melewati awan, lalu keluar dari Bumi Blue jade, melesat menembus kehampaan, hilang entah kemana.

Sementara itu, didepan pondok sang Resi Darma Aji, nampak empat orang Pria tampan itu menatap kearah Resi Darma Aji sambil tersenyum puas.

"Guru!, terimakasih atas semua jasa jasa guru, bila ini hari terakhir perjumpaan kita, maka ampuni semua kesalahan kami selama ini guru!" kata Arameis bersimpuh di depan Resi Darma Aji, di ikuti ketiga orang saudara nya yang lain.

Dengan senyum ramah nya, Resi Darma Aji menatap ke empat orang murid nya itu, dia sudah tahu, jika ini hari hari terakhir dia berjumpa ke empat orang murid nya itu.

"Nak!, guru mu ini juga akan pergi menyertai kalian, jangan khawatir, setidak nya pengorbanan demi kebaikan, akan berbalas karma baik pula, kelak jiwa pengetahuan kalian itu, akan bertemu tuan nya yang tepat tempat nya berdiam jangan khawatir!" kata Resi Darma Aji sendu.

Setelah ke empat orang muridnya itu pergi, Resi Darma Aji kembali memejamkan mata nya, lalu terdiam membeku diatas batu pipih itu untuk selama lama nya, jiwa nya telah pergi menuju Nirwana

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!