NovelToon NovelToon
Misteri Ikat Rambut Berdarah

Misteri Ikat Rambut Berdarah

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Horror Thriller-Horror / Cinta Beda Dunia / Hantu / Si Mujur / Tumbal
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Niat hati Parto pergi ke kampung untuk menagih hutang pada kawannya, justru mempertemukan dia dengan arwah Jumini, mantan cinta pertamanya.

Berbagai kejadian aneh dan tak masuk akal terus dialaminya selama menginap di kampung itu.

"Ja-jadi, kamu beneran Jumini? Jumini yang dulu ...." Parto membungkam mulutnya, antara percaya dan tak percaya, ia masih berusaha menjaga kewarasannya.

"Iya, dulu kamu sangat mencintaiku, tapi kenapa kamu pergi ke kota tanpa pamit, Mas!" tangis Jumini pun pecah.

"Dan sekarang kita bertemu saat aku sudah menjadi hantu! Dunia ini sungguh tak adil! Pokoknya nggak mau tahu, kamu harus mencari siapa yang tega melakukan ini padaku, Mas! Kalau tidak, aku yang akan menghantui seumur hidupmu!" ujar Jumini berapi-api. Sungguh sekujur roh itu mengeluarkan nyala api, membuat Parto semakin ketakutan.

Benarkah Jumini sudah mati? Lalu siapakah yang tega membunuh janda beranak satu itu? simak kisah kompleks Parto-Jumini ya.
"Semoga Semua Berbahagia"🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perhiasan Siapa

Mendengar penuturan sang putri, suami istri itu segera menyeret Lasmi masuk ke rumah.

“Jangan sembarangan kalau ngomong! Memangnya apa yang kamu tahu?” cerca Bu Sumiyem seraya duduk di meja makan, berhadapan dengan Lasmi.

“Aku tahu kalian menyembunyikan fakta keterlibatan Mas Walji yang membuat mbak Jum menghilang.”

“Lasmi, ngomong yang jelas, Bapak malah nggak tahu kamu itu ngomong apa?” kilah Pak Ngatnu seraya mengaduk teh manis.

“Aku mendengar percakapan kalian dengan Mas Walji malam itu, kalian mengusir Mas Walji tanpa menyuruhnya berusaha mencari mbak Jum, dan lihatlah ibunya Seli benar-benar meninggal! Semua salah kalian!”

“Lasmi, dengerin dulu, nggak begitu ceritanya. Mas-mu itu—”

“Pak, lepaskan dulu Mas Parto, atau kalian akan dihantui sama arwahnya Mbak Jum!”

“Arwah?” Pak Ngatnu dan Bu Sumiyem saling pandang, mengulang ucapan Lasmi.

“Mas Parto bilang, semalam ia bertemu arwahnya Mbak Jum, itulah sebabnya ia jadi meracau di rumahnya Mas Kijo karena ia sedang dirasuki arwahnya Mbak Jum!.” terang singkat Lasmi.

“Apa itu masuk akal? Pasti itu akal-akalannya dia saja, Las.” sanggah Bu Sumiyem.

“Kalau gitu aku akan bilang sekalian ke warga kalau mas Walji pernah memperkosa mbak Jum!”

“Lasmi!” gertak pak Ngatnu seraya meletakkan gelas dengan kasar karena terkejut dengan ucapan putrinya.

“Pak, aku bukan anak kecil lagi, malam itu, meskipun lampu di ruko padam, tapi aku dengar jelas suara jerit mbak Jum minta tolong! Tepat sehari sebelum Mbak Jum dinyatakan hilang!”

Tak ada pilihan bagi pak Ngatnu dan Bu Sumiyem, sepertinya Lasmi tak main-main dengan ucapannya.

“Lepaskan saja si Parto itu, Pak.” Bu Sumiyem sepertinya menyerah.

“Bapak nggak punya alasan untuk menolong orang itu, warga di sini lebih penting.”

“Bapak tinggal menginterogasi Mas Parto saja, lalu dengarkan alasannya.”

“Tapi kalau dipikir, kenapa Parto bisa tiba-tiba ada di rumah Sukijo, itu sudah tak masuk akal, buat apa mendengarkan alasan orang asing.”

“Lebih nggak masuk akal lagi, orang kota punya selingkuhan wanita kampung. Itu kan yang kalian tuduhkan, lagian Seli juga miripnya sama Mas Kijo. Bukankah itu sudah jelas kalau Seli bukan anaknya Mas Parto seperti yang kalian tuduhkan?!"

Lalu terdengar riuh suara warga memanggil.

“Pak! Pak RT! Ada mayat di bawah jembatan! Ketimbun longsoran!” teriak seorang warga di depan rumah pak Ngatnu.

Dengan tergopoh keluarga pak Ngatnu keluar.

“Mayat siapa? Siapa yang nemu?” sahut Pak Ngatnu mengikuti langkah warga itu.

“Katanya wanita, Pak. Ada rok panjang ditemukan di sana. Tapi aku juga belum melihat langsung, aku disuruh manggil jenengan dulu tadi.”

Pak Ngatnu beserta istri segera menuju ke lokasi yang dimaksud warga itu, sementara Lasmi memanfaatkan kesempatan itu untuk menghampiri Parto.

“Apa yang kamu lakukan? Tidak mungkin rasanya warga menyuruhmu melepaskanku!” ujar Parto saat melihat Lasmi berdiri di sampingnya.

“Berjanjilah membantuku menguak hal-hal aneh di kampung ini, maka aku akan melepaskan ikatanmu. Dan jangan pergi dari kampung ini sebelum kamu selesai membuka aib yang terkubur di kampung ini.”

“Ka-kamu siapa? Ju-jumini kah?” wajah Parto kembali memucat. Ia masih ingat bagaimana dirinya berakhir kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri.

“Sialan, aku Lasmi lah! Lagian mana ada hantu keliaran siang bolong begini!” sergah Lasmi sedikit kesal.

“Hm … bener juga. Jadi, apa benar kamu disuruh Bapakmu buat lepasin aku?” tanya balik Parto penuh harap.

“Bukan, tapi aku akan melepaskanmu asal kamu setuju dengan syaratku tadi.”

“Tapi bagaimana kalau warga tahu kamu melepaskanku? Apa mereka nggak akan murka?”

“Tenang saja, orang-orang lagi sibuk sama hal lain, mereka nggak akan ingat kamu! Dan inilah saatnya kamu membuktikan kalau kamu nggak bersalah!” terang Lasmi berapi-api.

“Hah?”

“Aku pikir kamu genius karena memberikanku rumus-rumus mudah matematika, ternyata kamu bodoh dalam hal lainnya,” cerca Lasmi sambil membuka ikatan-ikatan kuat di tubuh Parto.

“Lasmi! Apa yang kamu lakukan?” teriak Sukijo dari kejauhan.

Pria itu terlihat murka, lalu membopong Seli dan berjalan cepat mendekat ke arah Lasmi yang baru saja selesai melepas ikatan terakhir.

“Mas Kijo—Mas harus denger dulu penjelasan dari Mas Parto, jangan asal maen tuduh.” Lasmi berusaha menjadi penengah. “Lagian ada Seli, jangan maen kekerasan, nggak baek dilihat anak kecil. Kan, Mas?”

Mendengar celotehan Lasmi yang tak sepenuhnya keliru, Sukijo bergeming menatap wajah polos putrinya yang balas menatap dirinya seraya memeluk erat boneka panda berwarna coklat tua.

“Lasmi, tolong pegang Seli, aku harus menyelesaikan ini dengan cara lelaki!” pinta Sukijo seraya melepaskan Seli dari pelukannya.

Lasmi menepuk lengan Parto, seraya menganggukkan kepalanya. “Jangan takut, Mas Kijo itu orang baik!” ucapnya lalu menggandeng Seli menjauh dari dua pria itu.

.

.

.

Sementara di jembatan yang roboh, Para warga termasuk pak RT dan juga warga kampung sebelah, tengah berkumpul bergotong royong menggali tumpukan reruntuhan jembatan.

“Wajahnya sudah rusak, nggak bisa dikenali!” seru seorang pria yang berhasil membersihkan tanah di sekitar jasad diantara reruntuhan.

“Jumini, pasti itu Jumini, kabarkan pada keluarganya!” sahut yang lainnya.

Lalu beberapa warga berpencar dua orang menuju ke rumah orang tua kandung Jumini, dan dua orang lagi menuju ke rumah Bu Gemi, mertua Jumini.

.

.

.

Bu Gemi tak mendengar keributan warga, karena ia tengah sibuk membereskan sesuatu di rumah.

“Dasar perempuan nggak tahu diri, proses cerai belum selesai udah berani minggat, kok yo nggak eleng anaknya ngono po pie!” gerutunya seraya melipat pakaian Seli.

“Wong wedok isone gur nambahin gawean morotuwo! Amit-amit jabang bayi, jangan lagi-lagi punya mantu seperti itu.” Bu Gemi menghentikan sejenak kegiatannya, menerawang beberapa ingatan yang telah berlalu.

“Coba saja Sukijo dulu mau nikahi Ngatemi, wes bocahe ayu, anake wong sugih, pasti nggak akan ngalami nasib buruk karena istrinya harus kerja neng nggon wong ngombe-ngombe. Jan sing jenenge Jumini ki isone meng gawe isin, sebel aku nek kelingan!”

Bu Gemi bangkit lalu meraih tumpukan baju seli yang telah selesai dilipatnya untuk memasukkannya ke dalam lemari.

Krusek

“Hm? Plastik opo iki kok disimpen di lemari?” gumam Bu Gemi saat tak sengaja sesuatu terdesak saat ia memasukkan pakaian Seli.

Bu Gemi meraih plastik berwarna hitam yang terlipat rapi diantara pakaian Seli lainnya, lalu perlahan membukanya.

“Wah?!” Serunya terkejut sekaligus girang saat ia melihat beberapa perhiasan lucu disana.

“Pasti Sukijo membeli ini untuk anaknya, kurang baik apa anakku itu, bisa-bisanya si Jumini di persidangan ngaku kalau nggak bahagia.”

Bu Gemi membuka dompet kecil yang bergambar sebuah toko emas, yang juga ada di dalam plastik itu. Matanya semakin terbelalak saat melihat isinya.

“Woah, ini perhiasan gede semua, larang ini pasti. Wis, bukti nyata seorang pria yang bertanggung jawab ini! Jumini ora bersyukur tenanan, malah senengan karo wong lanang liyo, padahal bojone di rumah nyepaki perhiasan sebagus ini!”

“Penake simpen wae iki, lumayan buat nambahin modal beli kambing. Sebagian lagi meh tak tukerke sama model yang lebih bagus, biar ibu-ibu julid itu iri karena aku sekarang punya banyak perhiasan mahal!”

Pikiran jahat mulai merasuki Bu Gemi. Ia mulai membayangkan wajah-wajah yang sebelumnya memandang sinis padanya, pasti akan berubah baik dan menyanjungnya.

Tok

Tok

Tok

“Jo! Kamu dirumah nggak? Jasad Jumini ditemukan di jurang!” seru seorang warga mengejutkan lamunan Bu Gemi.

Wanita berusia lima puluh tahun lebih itu berdiri dengan lutut sedikit gemetar lalu bergegas membuka pintu.

"Piye? Ja-jadi mantuku mati? Ojo ngawur nek ngomong ki Le!"

Raut wajah Bu Gemi seketika berubah panik bercampur terkejut, langkahnya tersandung-sandung menuju ke lokasi yang disebutkan orang itu.

...****************...

Bersambung....

1
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
aihhh... si parto napa lemot gitu? masa mau jd detektif lemot gitu, haduuhhh
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: maksudnya main detektif detektifan gitu... kam dia lagi nyelidiki kasus to /Grin/
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: kan memang dia bukan detektif mom, 🤣
total 2 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
apa mungkin si walji ya?
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: 🤐🤐🤐🤐🤐🤐
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
wah ada Parto nih 🤭
HK: Jadi pahlawan kesorean dia, Kak /Smile/
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
perundungan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Apa ini Sukijo 🤔
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: 🤐🤐🤐🤐🤐
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: tadi mlh ku pikir si walji
total 2 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
waduh 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Apa itu Walji 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Lagian tuh toko kan pk duit kamu 🤭
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: kan pura-puranya nggak mau asal serobot kuasa, masih mikir temen, gitu kan ceritanya 🥴🥴
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kemana Lasmi tuh 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
terakhir
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎мαмι𝐀⃝🥀§͜¢ ᴳᴿ🐅
ini yang begooo siapa lasmi diam di bully parto gak ngeuhh ya lagi pegang hape bisa buka email nya ya ampun parto lemot/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎мαмι𝐀⃝🥀§͜¢ ᴳᴿ🐅: kayak author nya ya/Facepalm/
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: /Doge//Doge/
total 5 replies
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎мαмι𝐀⃝🥀§͜¢ ᴳᴿ🐅
bikin penasaran saja siapa lagi ini orang/Shy/
Bulanbintang
mungkin maksudnya 'mengarahkan' ya, thor?
Yuli a
jadi pembullyan itu udah ada sejak jaman dulu ya...😂
Yuli a: /Joyful//Joyful/ biasanya didengkul, ini malah difantat... pantesan fantatnya pada anu.../Facepalm//Facepalm/
Ai Emy Ningrum: otak mreka letaknya di fantat 🤭🤭
total 26 replies
Yuli a
Jum kok punya adik...? ortu punya nggak sih..??
Yuli a: hah....???
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: annunya habis./Smug/
total 6 replies
Yuli a
wah.... kalau niat baik, emang selalu ada jalannya ya...
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: gw juga kudet mbak Yul, baru Nemu tontonan itu tahun lalu malahan. 🤣
Yuli a: oh, dulu masih kecil bngt nonton. dh pada lupa. ingatnya cuma kera sakti doang. itu pun karena sering dibikin film lagi...😂
total 7 replies
Yuli a
Pepet si Linda to, mungkin bnyk informasi yang kamu dapatkan
Yuli a: 😂😂😂 nggak dong... kasih jarak semeter...
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: huum, kalau Deket takut khilap🥴🤣
total 19 replies
Yuli a
jangan-jangan hantu muka rusak itu adalah Utari ya.... 🤔🤔
Yuli a: mungkin emang hasil dari menghalu....😂😂🏃🏃🏃🏃
Ai Emy Ningrum: cerita nya jg ngayal ,ngehalu 😙
total 10 replies
Yuli a
Weh... siapa ya nih orang... misterius banget.. bawa pistol pula...
Yuli a: pingin telur siapa...??? bebas...😂😂
Ai Emy Ningrum: lapar ya makan /Joyful//Joyful/
total 8 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!