NovelToon NovelToon
Janda Satu Malam

Janda Satu Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Poligami / CEO
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: My Choki

Karena salah paham saat mendengar percakapan Ayahnya tentang pelaku yang terlibat dalam kecelakaan Kakeknya saat dia.masih kecil sehingga membuat seorang pemuda bernama lengkap Arishaka Narendra membalaskan dendamnya kepada seorang gadis bernama Nindia Asatya yang tidak tahu menahu akan permasalahan orang tua mereka di masa lalu.

Akankah Nindia yang akrab di sapa Nindi itu akan memaafkan Shaka yang telah melukainya begitu dalam?

dan Bagaimana perjuangan Shaka dalam meluluhkan hati Nindia gadis yang telah ia sakiti hatinya itu!

Mari kita simak saja kisah selanjutnya.

Bijaklah dalam membaca mohon maaf bila ada nama tokoh atau tempat yang sama. semua ini hanya hasil karangan semata tidak untuk menyinggung siapapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon My Choki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari yang baru

Pagi menjelang..

Nindia membuka kedua matanya saat samar-samar terdengar suara ramai dari luar kamarnya. Ramai sekali orang bercengkrama ada pula yang tertawah terbahak-bahak. Entah apa yang mereka obrol kan.

Nindia bangun dengan tubuh pegal-pegal karena tidur hanya beralaskan ambal tipis dengan bantal koper membuat lehernya sedikit sakit.

Setelah beberapa saat Nindia baru menyadari dimana kini ia berada. Di kost-kostan 10 pintu dengan keadaan dapur dan toilet umum. Sudah pasti sangat ramai di pagi hari begini.

Nindia berdiri mencoba mengintip dari celah jendela kamarnya. Diluar sangat ramai ada yang sudah berumur, ada pula yang masih muda. Di teras itu juga ada beberapa orang yang duduk di depan kamar mereka sambil memakan sarapan. Ada pula yang sedang menjemur pakaian yang telah di cuci.

Nindia menggulung rambut panjangnya dan menguncirnya. Kemudian mengambil handuk dan peralatan mandi yang di belinya kemarin di warung sembari mencari kost.

Nindia membawa peralatan mandi dengan handuk yang ia tudungkan di kepalanya sengaja demi menutupi perawakannya yang mungkin saja akan di pandang aneh oleh orang-orang penghuni kost itu.

Nindia membuka pintu kamarnya yang di sambut dengan tatapan beberapa orang yang sedang duduk di luar kamar mereka saat ini.

Aruna menunduk kecil seraya mengukir senyum manisnya. Dan berlalu menuju dapur dimana toilet umum itu berada.

"Eh, eh! Itu penghuni baru ya?"

"Iya, yang baru masuk kemarin sore."

"Sepertinya masih muda ya?"

"Nggak jelas wajahnya, kan kepalanya di tudungin gitu!"

"Mungkin dia masih malu, sama kita-kita makanya kepalanya di tudung handuk hehehe!"

Begitulah bisik-bisik beberapa orang yang di lewati Nindia yang terdengar jelas di telinganya. Nindia tetap melanjutkan langkahnya menuju toilet sebab sudah kebelet ingin buang air kecil.

20 menit kemudian Nindia sudah keluar dari kamar mandi umum itu. Beruntung kamar mandinya tidak antri. Masih berdiri di depan pintu kamar mandi Nindia memperhatikan dapur yang lumayan luas dengan beberapa buah kompor.

Disana ada tiga orang wanita yang berpenampilan rapih sedang menyeduh mie instan.

"Penghuni baru ya?" Sapa salah satu dari mereka yang sejak dirinya keluar dari kamar mandi memperhatikannya.

"Iya mbak, saya baru masuk kemarin sore. Salam kenal ya." Balasnya sopan. Tak lupa pula tersenyum tipis.

"Salam kenal juga, asal dari mana sebelumnya?"

"Sebenarnya saya lahir di kota ini, dulu saat kecil saya ikut dengan kerabat dan sekarang kembali lagi ke kota ini.” Balasnya lagi.

"Ouh! Kirain pendatang juga, sini dong, duduk bareng kita, mana enak ngobrol sambil berdiri.”

Nindia pun mendekati ke tiga wanita itu dan ikut duduk di depan mereka.

"Hei, kenalin aku Risa."

"Aku Luna."

"Aku Ica"

Satu persatu mereka menyalami tangan Nindia dengan menyebutkan nama mereka masing-masing.

"Saya Nindi, senang berkenalan dengan kalian semua." Balas Nindia. Mereka kelihatan baik, tapi Nindia tetap waspada. Tidak ingin terlalu terlena dengan kebaikan orang di sekitarnya. Trauma oleh pengalaman yang sudah-sudah.

"Baiklah kalau begitu saya kembali ke kamar dulu ya mbak! " Usai mengatakan itu Nindia langsung berdiri dari duduknya.

Meninggalkan ketiga orang yang baru saja berkenalan dengannya itu.

"Eh, kalian perhatiin nggak sih perawakannya dia itu seperti bukan asli orang indo." Ucap Risa yang memperhatikan punggung Nindia yang mulai menjauh dari dapur.

"Iya, aku liat bola matanya saja beda dengan kita." Sahut Ica

"Mungkin dia pakai softlens." Timpal Luna.

"Nggak! Aku yakin warna matanya itu asli. Diakan baru keluar dari kamar mandi, sudah pasti habis mandi dong. Kalau dia pakai softlens udah rontok kali, di bawa mandi mah." Ucap Risa lagi.

"Betul juga, rambutnya juga beda keknya. Walaupun masih terbungkus handuk, tapi anak-anak rambutnya itu bukan hitam deh." Timpal Luna lagi.

"Udalah, daripada kita menebak-nebak gak jelas disini. Mending kita selesaikan sarapan kita nih. Jangan sampai terlambat berangkat kerja. " Tukas Risa yang mulai menyantap makanannya.

"Tapi aku masih penasaran cuy! Masa iya bule mau ngekost di kandang ayam seperti ini." Ucap Ica lagi.

"Hush! Jangan bicara sembarangan kamu. Nanti di dengar Ibu kost habis kita. Kalau sewa kamar di naikkan, makin masyong nanti " Risa menimpuk pelan bahu Ica. Membuat gadis itu langsung menutup mulutnya yang keceplosan.

"Maaf Ris, keceplosan aku." Ucap Ica meminta Maaf.

"Baru ya?" Tepat di sebelah kamar Nindia seorang wanita yang baru saja keluar dari kamarnya membawa baskom menegurnya.

"Iya, mbak salam kenal ya. Saya Nindi. " Nindia mengulurkan tangannya sembari menyebutkan namanya. Namun wanita tersebut bukannya menyambut uluran tangannya tetapi malah terdiam memperhatikan Nindia dari ujung rambut hingga ujung kaki. Tentu saja hal itu membuat Nindia merasa risih di tatap sedemikian oleh orang lain.

Karena tangannya tidak bersambut Nindia pun akhirnya menarik kembali tangannya kemudian membuka pintu kamarnya dan masuk.

"Hih! Serem juga orang-orang disini. " Gumam Nindia seraya membuka handuk yang melilit rambutnya. Kemudian menggosok-gosoknya kepalanya kembali dengan handuk kering agar tidak terlalu basah.

Setelah mengganti pakaiannya dan menyisir rambut tebalnya Nindia berniat untuk keluar membeli beberapa keperluan pribadinya, sekalian mencari pekerjaan yang bisa menerima lulusan SMA,

Ya bagi Nindia saat ini bagaimana caranya dirinya harus cepat cari pekerjaan untuk membiayai hidupnya. Karena jika bukan dirinya lalu siapa yang akan menanggung biaya hidupnya kedepannya.

Nindia keluar dari kamarnya dengan memakai celana jeans serta kaos lengan panjang warna hitam. Sangat kontras dengan kulit putihnya yang kemerahan. Rambut tebalnya ia biarkan terurai indah.

Semua mata terpna melihat kecantikan mahluk ciptaan Tuhan yang maha sempurna itu. Hanya nasib saja yang kurang beruntung.

"Wah! Rupanya tetangga kita ini Nona Bule!" Seru salah satu penghuni kost yang kamarnya berhadapan dengan kamar Nindia. "Kemarin saat datang nggak begitu keliatan wajahnya." Sambungnya lagi.

“Yang mana bulenya?”

"Itu loh Tika, tetangga baru kita, yang baru masuk kemarin sore." Tunjuk Sari kepada Nindia yang masih mengunci pintu kamarnya.

"Eh, iya. Cakep Bulenya Sar. Kok mau ya dia tinggal di tempat seperti ini. Bukannya bule itu identik dengan kemewahan ya? Maksud ku bule-bule itu kan banyak Cuannya." Ucap Tika.

Kasak kusuk mereka berdua itu tentu saja di dengar jelas oleh Nindia yang berusaha mengabaikan perkataan kedua wanita itu.

Nindia hanya menunduk sejenak seraya tersenyum kecil sebelum meninggalkan kost-kostan itu diiringi tatapan beberapa penghuni lainnya yang bertanya-tanya menggapa ada bule yang nyasar di kost yang mereka sebut kost Kandang Ayam itu.

Nindia keluar dari gang sempit kost-kostan nya. berjalan kaki menelusuri jalanan trotoar hal pertama yang di carinya adalah penjual nasi kuning atau nasi uduk. Perutnya lapar minta di isi. Semalam dirinya setelah mendapat kost langsung tidur tidak makan lagi sampai pagi ini.

Tidak susah Mancari penjual nasi untuk sarapan di pagi hari karena banyak bakul-bakul nasi kuning dan nasi uduk di pagi hari seperti ini. Sekitar sepuluh meter dari gang tempat tinggalnya Nindia telah menemui penjual nasi uduk beserta aneka gorengan.

Nindia memesan satu porsi nasi uduk dengan segelas teh hangat untuk sarapannya sebelum melanjutkan langkahnya mencari pekerjaan.

Next…..

1
🐾Jingga
terimakasih kakak 🙏
cutesylvie160
Asik banget bisa nemuin karya yang apik seperti ini.
KnuckleBreaker
Jleb banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!