Pernahkah kalian melihat Mertua dan Menantu bersitegang??
Itu hal biasa, Banyaknya Mertua yang hanya bisa menindas menantu dan tidak Suka kepada menantunya, berbeda dengan mertua dari Almira, Rahayu dan Sintia. Dan Rafa
Mertua yang memperlakukan anak menantunya seperti anak sendiri bahkan sangat menyayangi ketiganya. Mertua yang sangat jarang ditemui karena sangat langkah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Aiman memandang istrinya dengan sendu, dia tidak menyangka jika semua ini berakhir.
"Dek tolong, jangan ambil keputusan saat kau marah padaku, aku salah, aku mengaku salah, tapi tolong jangan ceraikan aku, aku tidak bisa tanpa kamu". Aiman menangis terisak berusaha mendekati sang istri yang menolaknya.
"Harusnya kau berpikir sebelum bertindak Aiman, perempuan yang kau jadikan selingkuhan itu sudah menghancurkan hidupmu saat belia tapi ayu istrimu, dia membantu keluargamu keluar dari kehancuran, tidak bisa kah kamu sejenak merenungkan segalanya sebelum berselingkuh, kamu punya kakak perempuan, bagaimana jika itu terjadi pada kakakmu?? Teriak Sufyan dengan penuh emosi.
Aiman menunduk dengan tangis dan tubuh bergetar hebat, dia teringat bagaimana kisahnya bersama Aira yang berujung perpisahan.
"Apa maksud semua ini Aira, kenapa kau bergandengan tangan dengan lelaki lain, kamu pacar aku". Ucap Aiman dengan tidak terima karena pacarnya bersama orang lain.
"Kau membosankan Aiman, aku ingin lelaki gagah dan penuh karisma seperti kekasihku ini, jadi jangan ganggu aku, kau ini hanya orang tidak berguna, membosankan dan kere". Ejek Aira dengan tatapan jijik pada Aiman.
Dia segera pergi dari sana karena tidak mau berurusan sama aiman. Sedangkan Aiman mengepalkan tangannya, mereka sudah bersama beberapa tahun tapi kenapa seperti ini, apalagi dia sangat mencintai gadis ini.
"Kamu tidak bisa memperlakukan kau seperti ini Aira, aku sudah memberikan segalanya padamu, aku bahkan kuliah sambil bekerja paru waktu untuk memenuhi keinginan kamu, bahkan aku juga melakukan segalanya, tapi kenapa kau lakukan ini padaku". Teriak Aiman dengan keras.
Dia tidak terima diperlakukan seperti ini oleh yang yang dia cintai dan perjuangkan.
"Eh bro sadar diri lah, kau itu cuma lelaki kere, ngapain mau sama cewek cantik seperti Aira". Ucap sang laki-laki mendorong Aiman sehingga jatuh tersungkur dan membawa Aira pergi dari sana.
Setelah kejadian itu Aiman berhenti kuliah dan sering mabuk-mabukan, dia juga sering masuk rumah sakit karena makan tidak benar. Dan gangguan mental karena sering berhalusinasi.
Bruk. " Aduh". Jerit seorang perempuan yang ditabrak karena laki-laki itu buru-buru.
"Eh maafkan aku, aku tidak sengaja". Ucapnya membantu sang perempuan berdiri.
"Iya tidak apa-apa, santai saja". Ucap sang gadis dengan lembut.
"Perkenalkan namaku Aiman". Aiman menyodorkan tangannya untuk berkenalan.
"Namaku Rahayu". Ayu membalas ukuran tangan Aiman dnegan senyuman.
Senyuman itu membuat Aiman tersenyum senang. Setelah pertemuan itu mereka semakin intens bertemu, Rahayu membantu Aiman dalam proses ketergantungan alkohol
"Kamu tidak tahu terima kasih". Sultan menatap sinis sang adik.
"Bunda kumohon, tolong bantu bujuk ayu bunda, aku mohon". Aiman menatap sang bunda dengan linangan air mata.
"Saat kamu memutuskan berselingkuh nak, kamu pasti tahu apa yang terjadi ketika semuanya ketahuan dan terbongkar jadi maaf untuk kali ini bunda tak bisa membantumu, kau yang mencari nya sendiri, ayu sudah banyak mengorbankan dirinya untukmu tapi kamu membalasnya seperti ini, bunda sungguh kecewa padamu". Shofiyah melepaskan tangan Aiman dari kakinya dan pergi kekamar tempatnya menginap.
"Sekarang bagaimana dek ayu, apakah keputusan kamu saat ini?? Tanya Shifa memandang sendu sang adik ipar itu.
"Aku butuh ketenangan kak, untuk saat ini mungkin aku akan pergi dari rumah dan kembali setelah aku siap memberikan keputusan". Ucapnya degan terbata-bata.
Hatinya bagai diremas dan dipukul palu smpai dirinya tak bisa bernafas, bayangan suaminya mencumbu perempuan lain berputar-putar di kepalanya.
"Dek kumohon dek jangan pergi dek, kumohon maafkan aku". Aiman terisak-isak mendekati Rahayu yang perlahan memundurkan tubuhnya tak ingin disentuh.
"Maaf, aku bisa menemanimu dalam keadaan apapun kecuali kau sudah menyentuh dan mencumbu orang lain, maaf aku bukan malaikat yang bisa memaafkan dan berbagi". Ayu menggelengkan kepalanya dengan tatapan penuh luka.
"Dek". Tangis Aiman semakin menjadi.
"Baiklah dek, kamu bisa menenangkan diri terlebih dahulu, apapun keputusan mu, kami akan mendukungnya, adik kami salah, kami akan mendukung kebenaran sekalipun menyakitkan". SHifa menundukkan kepalanya.
"Terima kasih pengertiannya kak, kalau begitu aku pergi, tolong jangan cari aku untuk sementara karena aku akan kembali setelah siap memberikan keputusan". Ayu mengambil tasnya dan tas berisi bajunya kemudian pergi
Aiman bangkit dan berusaha mengejar sang istri tapi tangannya ditahan dan ditarik oleh sang kakak.
"Kenapa kakak menghentikan ku". Jerit Aiman berusaha melepas cekalan tangan sang kakak.
"Dia sudah mengatakan keinginannya, hargai itu jangan jadi manusia tidak tahu diri, sudah salah mau seenaknya saja". Sultan menghempaskan tangan Aiman sehingga dia limbung dan hampir jatuh.
"Kalian semua tidak berhak ikut campur urusanku dan urusan rumah tanggaku, kalian tidak berhak". Teriak Aiman Murka.
Plak. Sebuah tamparan keras mendarat diwajah Aiman dan pelakunya adalah sang bunda.
"Bunda". Aiman memegang pipinya dengan terkejut.
"Berhenti bertingkah dan egois, kau yang berselingkuh tapi tidak tahu malu, ayu bukan manusia patung yang tidak punya perasaan, biarkan dia pergi jangan mencarinya, jika kau bebal dikasih tahu anggap saja kami bukan keluargamu". Ucap Shofiyah menatap tajam penuh amarah pada sang anak.
"Bunda". Ucapnya lagi dengan tidak menyangka.
"Tapi aku ingin menyelamatkan rumah tanggaku bunda, aku ingin meminta maaf atas kekhilafan ku, tapi kenapa kalian tidak mendukungku??, kalian mau aku bercerai dari ayu??". Tatapan nanar Aiman berikan kepada keluarganya.
"Harusnya kau berpikir seperti itu, kau sudah tahu akibatnya tapi tetap melakukannya, jadi siapa yang egois dan tak tahu diri, Ayu sudah membuat keputusan harusnya sebagai orang salah kau memberinya waktu untuk keputusannya?? ". Shofiyah menatap nyalang sang anak.
"Maaf". Aiman tertunduk
"Kami sungguh kecewa padamu Aiman, selama ini keluarga mendukung penuh segalanya padamu, bahkan saat kau terpuruk, ayu menjadi orang pertama yang membantumu keluar dari masalah sulitmu, dia istri yang baik, dia berhak memutuskan sikapnya dan kemana akan dibawah rumah tangga kalian ini, kamu harus menerimanya, perempuan itulah yang menjadi sumber dari segala masalahmu sejak belia, kamu tidak memikirkan dampak dari perbuatanmu". Sintia menghela nafas berat dan menatap Nanar sang ipar.
"Kita akan mendukung apapun keputusan Ayu, kamu bersalah dan harus menerima konsekuensi dari perbuatanmu, harusnya sebelum melakukannya kamu berpikir ribuan kali". Almira menggelengkan kepalanya tanda tak menyangka.
"Maaf". Hanya itu kata yang bisa keluar dari mulut Aiman menghadapi rasa kecewa keluarganya pada nya, mereka benar, dia bersalah melakukan hal itu pada ayu apalagi istrinya mengorbankan banyak untuk dirinya.
"Aku pulang dulu bunda, aku malas melihat wajahnya, ayo dek". Ucap Sufyan menggandeng sang istri kemudian mencium tangan sang ibu.
"Kami pamit juga bunda, maaf kak Mira karena acara kakak berantakan seperti ini". Ucap Shifa dengan menyesal.
" Kalian hati-hati nak". Ucap Shofiyah dengan sendu.
"Terus bagaimana sekarang bunda?? Mira bertanya kepada sang ibu.