NovelToon NovelToon
Prahara Rumah Tangga Pelakor

Prahara Rumah Tangga Pelakor

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Selingkuh / Mengubah Takdir
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: misshel

Sania pernah dihancurkan sampai titik terendah hidupnya oleh Irfan dan kekasihnya, Nadine. Bahkan ia harus merangkak dari kelamnya perceraian menuju titik cahaya selama 10 tahun lamanya. Sania tidak pernah berniat mengusik kehidupan mantan suaminya tersebut sampai suatu saat dia mendapat surat dari pengadilan yang menyatakan bahwa hak asuh putri semata wayangnya akan dialihkan ke pihak ayah.

Sania yang sudah tenang dengan kehidupannya kini, merasa geram dan berniat mengacaukan kehidupan keluarga mantan suaminya. Selama ini dia sudah cukup sabar dengan beberapa tindakan merugikan yang tidak bisa Sania tuntut karena Sania tidak punya uang. Kini, Sania sudah berbeda, dia sudah memiliki segalanya bahkan membeli hidup mantan suaminya sekalipun ia mampu.
Dibantu oleh kenalan, Sania menyusun rencana untuk mengacaukan balik rumah tangga suaminya, setidaknya Nadine bisa merasakan bagaimana rasanya hidup penuh teror.
Ketika pelaku berlagak jadi korban, cerita kehidupan ini semakin menarik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon misshel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Dalam beberapa hari, Nadine benar-benar dibuat gila oleh Irfan. Tidak masuk kantor, tidak bisa dihubungi, dan kini ditempat tinggalnya yang baru, Irfan tidak ada kendati telah ditunggu hingga nyaris larut malam.

Pria itu kemana lagi perginya? Club malam sepertinya tidak mungkin, keluar kota sepertinya tidak juga. Irfan mungkin saat ini dalam kondisi kesulitan keuangan karena semua kartu ditinggalkan di kantor sejak keributan itu terjadi.

Ketika Nadine hampir menyerah, sebuah pesan masuk ke ponselnya. Orang dikantor mengiriminya pesan.

"Pak Irfan sedang di bandara mengantarkan putrinya ke Amerika."

Nadine melemparkan ponsel kesamping, lalu segera melajukan mobil meninggalkan halaman parkir apartemen tepian kota.

"Jadi dia masih bersama wanita itu?" gumam Nadine nyaris hanya dengan gerakan bibir tanpa suara. Tapi siapapun jelas bisa melihat bagaimana Nadine begitu kesal. Tak ada kata yang lebih baik untuk bisa mengungkapkan betapa kini Nadine sangat membenci keadaan ini. Ia ingin marah, tapi kemarahan tidak akan cukup untuk mengembalikan Irfan ke sisinya.

Diora Street yang kumuh kemudian menjadi tujuan Nadine. Apartemen yang kemarin dia bakar telah direnovasi sehingga keadaan membaik seperti semula. Nadine tahu persis dimana Sania tinggal, tetapi untuk turun dan mendekat, Nadine agak risih.

Bau asap dari kayu tercium ketika ia turun, batu jalanan yang lembab juga lingkungan yang kotor membuat hidungnya sedikit mengernyit. Nadine mual dan merinding.

"Ya Tuhan, bagaimana bisa manusia tinggal disini?" batinnya tak habis pikir.

Apartemen Seruni, tampak rapi meski benar-benar tidak layak huni. Setidaknya, Nadine tidak pernah berpikir untuk tinggal disini lebih dari satu jam.

"Maaf—"

Seorang petugas menghentikannya.

"Mencari siapa?"

Mungkin karena penampilannya yang berbeda dari kebanyakan orang disini, petugas jaga pun agak curiga.

"Oh, saya teman Sania—Sania Grace, yang tinggal di lantai—yang belum lama di renovasi."

Nadine mengernyit jijik. Tapi tetap menjawab agar tidak terlalu kelihatan niatnya.

"Oh, rumah itu sudah kosong sejak bertahun-tahun lalu ... Bu Sania sudah pindah dari sini." Petugas itu menjelaskan. "Kata Bu Sania, kalau ingin menempatinya, silakan, tidak harus bayar, tapi anda harus membayar tagihan anda sendiri—"

"Tidak!" Nadine memotong ketus ucapan petugas. "Siapa yang anda pikir akan tinggal? Saya hanya ingin bertemu suami saya yang saat ini digoda oleh wanita itu?"

Petugas itu menaikkan alisnya. "Maaf—suami anda Robert Denver atau Maxwell Benson?"

"Jelas bukan keduanya!" jawab Nadine, lagi-lagi ketus. "Suami saya Irfan Gamaliel namanya!"

Petugas itu lega. "Setahu saya, setiap kali kesini, kalau tidak Robert Denver yang terkenal itu ya Maxwell Benson, pria yang menemani Bu Sania dari awal tinggal disini. Nama yang anda sebut, saya tidak pernah melihatnya sama sekali."

Nadine tidak ngeh akan tatapan petugas tersebut yang aneh.

"Bu Sania hanya bersama dua pria hebat itu, selain itu pasti anda salah menduga! Bu Sania selama disini, tidak pernah dengan siapapun selain mereka. Suami anda pasti bukan siapa-siapa bagi Bu Sania."

Nadine mendelik pada petugas jaga. "Tidak usah sok tau! Sania pasti menyembunyikan hubungan terlarangnya! Mana mungkin dia menenteng suami orang di depan umum! Pasti dia—"

Nadine mendadak menghentikan ucapannya. Dia menatap nyalang petugas jaga. "Kau tau kemana dia pindah?"

"Em, setahu saya ke Belaris District ... belum lama ada yang bilang kalau Bu Sania beli unit griya tawang di Holland Tower." Petugas itu tidak tampak ragu. "Bisa jadi sekarang dia tinggal disana mengingat Mutiara akan bersekolah di East Education Centre."

Nadine mencibir. "Anda pikir saya tidak tahu siapa Sania? Unit dan sekolah itu bahkan tidak bisa kaum kami masuki secara sembarangan—"

"Tapi sayangnya, Mutiara memang diterima di sana sejak dia masih berusia 9 tahun." Petugas itu lelah. "Saya orang pertama yang mengabarkan surat itu pada Mutiara, dan mereka membacanya di depan hidung saya."

"Sebenarnya, kau ini siapa? Juru bicara Sania apa petugas apartemen? Lancar sekali menjelaskan hidup orang?" Nadine kesal. Mutiara juga mengesalkan hatinya. Bisa gitu, manusia rendahan mendapatkan kemudahan seperti itu? Anak-anak kerabatnya yang jelas-jelas bisa membeli sekolah itu saja ditolak mentah-mentah, ini? Anak orang miskin bisa masuk begitu saja hanya bermodal kebetulan pintar.

EEC pasti akan hancur karena kemurnian asal usul mereka tercampuri kelas rendahan.

"Saya kebetulan dianggap keluarga oleh Bu Sania ... dan siapapun yang ingin mengganggu beliau, saya akan singkirkan! Bahkan Polisi Max bisa menangkap pelaku hanya dalam hitungan menit karena bantuan saya! Jika anda tidak hati-hati, anda akan kembali diseret ke penjara oleh Polisi Max!"

Nadine terkejut bukan main. "Kamu—"

"Saya anak buah Kapten Max! Ditempatkan disini karena ada beberapa hal yang belum selesai dengan kasus itu, Nyonya Nadine Brooch!"

Nadine mundur, ketakutan dan dimatanya muncul penyangkalan. "Tidak mungkin!"

Nadine berlari agar jarak diantara mereka semakin jauh. Meski tidak ada yang harus dia takutkan, tapi pria sialan itu belum disingkirkan. Bisa jadi pria itu akan banyak bicara kalau tidak segera dibungkam selamanya.

Namun, kini ... Nadine hanya seorang diri. Ayahnya—

Ya, benar!

Begitu Nadine berhasil keluar dari Diora Street, ia berhenti di ujung jembatan yang memisahkan antara Diora Street dengan Deliora Park. Ia menghadap apartemen yang tampak hangat dan bersahabat.

Haruni Apartemen, dimana Sania saat ini sedang duduk menikmati secangkir coklat panas dengan Rob di sebelahnya.

Nadine lekat menatap salah satu unit yang memiliki lampu kekuningan dan hangat. Ia menelpon ayahnya.

"Halo, Ayah ...."

"Nadine ... Ayah ingin bicara dengan menantuku, bagaimana kalau dia segera menduduki kursi wakil pimpinan Brick saja? Dia semakin cakap saja setiap hari! Lihat iklan yang dia buat, benar-benar diluar ekspektasi Ayah! Sungguh kerja yang luar biasa bagus! Menantu Brooch benar-benar luar biasa ...."

Ucapan sang ayah benar-benar tidak Nadine dengarkan. Ia sedang memikirkan Irfan yang kini entah ada dimana.

Sial!

Kenapa semua jadi begini setelah hancur dan susah disatukan kembali? Ini mimpi Irfan yang selama 10 tahun di nanti. Namun, Irfan sudah pergi, dan mungkin tidak akan tertarik lagi pada jabatan istimewa ini.

1
Rati Nafi
❤❤❤❤❤❤❤❤❤
🅡🅞🅢🅔
Nadine, kamu pikir Sania masih sania yg dulu apa gimana?
🅡🅞🅢🅔
bilang aja elu gak ada apa2nya Nadine, hadeh🤣
🅡🅞🅢🅔
iyuuuuw🤣
🅡🅞🅢🅔
bjir, drama banget😀🤣
🅡🅞🅢🅔
sampe ke ginjal kali kak🤣🤣🤣
🅡🅞🅢🅔
lawaknyeee🤣🤣
🅡🅞🅢🅔
Ya ampun, ada gitu orang udah ditolak mentah2 masih aja ngeyel? mau jadi laki2 baik, tapi dia ayah yg gak punya pendirian. plin-plan

tp gk apa2 sih kl mau cerai juga, Nadine pasti nyesek🤣
🅡🅞🅢🅔
Aku rasa, Irfan udah muak sama bapaknya Nadine, kek apaan gitu, udah puluhan tahun gak dianggap,, br dianggap setelah mereka kena kasus, kan asem😌
Ratu Tety Haryati
Nah kan beneeer??? Hobi banget nih perempuan menghancurkan sesuatu...
Ratu Tety Haryati
Bukannya dihadapan Rob kemarin , Irfan beserta kopinya sudah ditolak, Sania mentah2 ya???
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
akal bulus Nadine berhasil gak yaa? 😁
🅡🅞🅢🅔: eaaaa, penasaran kek apa Sania akan menjatuhkan Nadine kali ini, Thor 🤣
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸: oh, kasian... 🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
total 3 replies
YPermana
Irfan kamu terlalu haluuuu
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
penyesalanmu percuma Irfan. Nadine, jangan salahkan sania jika Irfan kembali mencintainya
Ratu Tety Haryati
Terima kasih Upnya, Akak Othor🥰🥰🙏
Sifat dasar Nadine suka menghancurkan. Bukan hanya benda, pernikahan orang lainpun dihancurkan.
Dan sekarang rumahtangganya mengalami prahara akibat ulahnya yang memuakkan.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
panik nadia panik.
Ratu Tety Haryati
Selamat Rob.... Anda pria beruntung.
Ratu Tety Haryati
Tapi obsesi memiliki seseorang, dengan cara tak patut. Dan mempetahankan sampai harus seperti orang tak war*s
☠ᵏᵋᶜᶟ⏳⃟⃝㉉❤️⃟Wᵃfᴹᵉᶦᵈᵃ🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️
yeeess akhirnya Sania milih rob,aku suka aku suka😀karna aku kurang suka sama max
YPermana
gercep rob.... sebelum sania berubah fikri 😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!