Ikhtisar :
Menjadi seorang anak yang di beri kelebihan oleh sang maha kuasa bukanlah perkara yang menyenangkan, mereka harus menjalani hidup yang penuh dengan hal mistis. Belum lagi mereka selalu terganggu dengan suara, aroma bahkan suara-suara makhluk gaib. Adara Aurelia Alvarendra, seorang gadis yang mempunyai kemampuan khusus. Adara bisa melihat bahkan bisa berinteraksi langsung dengan makhluk tak kasat mata, karena kemampuannya tersebut membuat Adara di benci oleh kakek dan neneknya sendiri. Karena mereka menganggap kalau kelebihan yang dimiliki oleh Adara adalah sebuah kutukan. Justin Leon Alvarendra, kakak kandung Adara sangat menyayanginya Adara. Dia selalu membela Adara ketika Adara di hina oleh kakek dan neneknya, namun sifat Adara benar-benar berbeda dari orang yang memiliki kemampuan sepertinya, bagaimana tidak ? kalau hobi Adara membully makhluk gaib. Dia memiliki sifat tengil dan bobrok membuat makhluk gaib takut untuk mendekatinya.
Simak cerita selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 Mendiamkan Adara
Sepanjang perjalanan menuju rumanhnya, Justin hanya diam sednagkan Adara menjadi gelisah sendiri melihat Justin yang terus mendiamkan dirinya.
“Kak Justin marah ya sama Dara ?” Cicit Adara tak berani menatap Justin saat ini yang terlihat sangat menyeramkan
“Turun” Titah Justin setelah mereka berdua sampai di depan rumah
Adara hanya mengangguk dan menuruti ucapan Justin, Adara memegang hatinya yang terasa sangat sakit melihat Justin yang dari tadi mengabaikan dirinya.
“Kakak beneran marah sama Dara ?” Gumam Adar sambil berjalan mendekati Justin
“Kakak” Panggil Adara memberanikan diri menyentak Justin
Melihat Justin yang tidak merespon dan terus melanjutkan langkahnya membuat Adara menghentak-hentakkan kakinya, merasa sangat kesal.
“Kakak kenapa diami Dara ?” Sewot Adara sambil menarik lengan tangan Justin dengan kasar
Tapi nyatanya tarikan Adara pun tak membuat Justin membuka suara, dia masih sama seperti tadi. Diam dengan tatapan tajamnya, kedua mata Adara mulai berkaca-kaca dia sangat tdiak bisa melihat Justin yang terus-terusan mendiamkan dirinya.
“Kakak kalau marah sama Dara bialng aja, jangan diemin Dara kaya gini, kakak tahu sendiri kan kalau Dara gak bisa didiemin kakak” Ucap Adara dengan suara parau
“Kakak” Lanjut Adara membentak
“Loh, Justin dan Dara kapan pulang ? kok gak ngucapin salam ?” Lontar Khasandra yang baru saja datang karena mendengar keributan.
Dengan cepat Adara menghapus air matanya, dia tak mau Khasandra mengetahuinya.
“Eh mama, tadi Dara sama kakak udah ngucapin salam kok tapi mama aja yang gak denger” Alibi Adara berusaha tersenyum di depan Khasandra
“Terus kenapa kalian masih di sini ? Biasanya juga langsung ke kamar ?” Tanya Khasandra
“Ini juga mau ke kamar ma, ya udah Dara sama kakak ke kamar dulu ya” Pamit Adara langsung menarik lengan tangan Justin dengan paksa.
Sedangkan Khasandra menatap kedua anaknya dengan tatapan penuh kebingunagn.
“Tumben Justin tidak bicara sama sekali” Ucap Khasandra heran kemudian pergi melanjutkan pekerjaannya
Adara membawa Justin ke kamarnya, sampai di kamar Adara langsung memeluknya dan menangis.
“Kakak kenapa dari tadi diemin Dara terus ? Kakak udah gak sayang lagi sama Dara ? Udah Gak peduli lagi sama Dara ?” Celoteh Adara semakin mengeratkan pelukannya
Sedangkan Justin hanya diam, tanpa ada niatan sama sekali membalas pelukan Adara. Melihat Justin masih diam, membuat Adara semakin mengeraskan tangisannya.
“Kakak kenapa diam saja ?” Tanya Adara sambil mendingkak ke atas melihat wajah tampan Justin
Karena tak kunjung mendapatkan balasan dari Justin, Adara melepaskan pelukannya dengan pelan kemudian tertunduk lemas di lantai kamarnya smabil menangis dan memanggil nama Justin.
Lama-kelamaan Justin yang tidka tega melihat Adara yang terus menangis menjadi kasihan sendiri.
“Berdiri” Ujar Justin masih dengan datarnya
Adara yang mendengar Justin membuka suara langsung menghentikan tangisnya, dengan cepat dia berdiri dan menatap Juston.
“Kakak maafin Dara” Cicit Adara masih menunduk
“Sekarang Dara tahu gak ? kesalahan Adara apa ?” Tanya Justin
Adara menggelengkan kepalanya, karena memang dia tdiak tahu apa kesalahannya. Melihat Adara menggelengkan kepalanya membuat Justin berdecak kesal.
“Jangan temuin kakak kalau Dara belum tahu kesalahan Dara dimana” Ujar Justin kemudian keluar dari kamar Adara
Setelah kepergian Justin, Adara langsung membantin tubuhnya di atas Kasur dengan kasar dan guling-guling di kasurnya sampai berantakan. Bahkan bantal dan boneka yang tadinya tertata rapi kini sudah berserakan di bawah.
“Gue puanya salah apa sih ? kenapa gue gak nyadar, gimana ini ? gue gak bisa terus terusan seperti ini. Dasar Dara oon !” Umpat Adara sangat kesal yang tak menyadari kedatangan seseorang yang sudah berdiri di belakang
“Hai Dara !” Adara yang merasakan namanya di panggil langsung menghentikan aksinya yang sedang berguling-guling di Kasur dengan cepat dia bangkit lalu mencari siapa yang memanggilnya
“Siapa ?” Tanya Adara sambil clingak-clinguk
“Gue di belakang lo” Jawabnya
Adara langsung membalikkna badannya
“Lah, ternyata lo Ki” Ucap Adara sedikit kaget melihat keberadaan Riki
Sedangkan Riki hanya terkekeh pelan melihat keterkejutan pada raut wajah Adara
“Maafin gue ya, membuat lo kaget” Ujar Riki
“Gak papa, santai aja” Jawab Adara
“Lo kenapa guling-guling kaya tadi ?” Tanya Riki sambil tertawa kecil
Sedangakn Adara melototkan matanya mendenagr pertanyaan dari Riki
“Lo liat gue ?” Tanya Adara
“Lihatlah, gue dari tadi di sini kok” Jawab Riki
“Aj*r lo” Umpat Adara kesal kmeudian melempari bantal ke tubuh Riki, tawa yang sedari tadi Riki tahan akhirnya pecah melihat tingkah Adara
“Ahahahahaha, lo lucu banget sih. Bikin gue tambah sayang deh” Ucap Riki yang membuat Adara mematung
“Lo ? kata-kata itu ?” Tanya Adara merasa tidka asing
“Ada apa dengan kata-kata itu ?” Tanya Riki
“Nggak papa” Jawab Adara, namun berbeda dengan hatinya seperti ada ganjalan
“Lo ngapain ke sini ?” Tanya Adara berusaha memecahkan kecanggungan yang tiba-tiba melanda
“Gue cuman kangen sama lo Dara” Jawab Riki dan ucapannya membuat Adara terdiam lagi
“Sebenarnya lo itu siapa sih ? Kenapa rasanya gue seperti deket sama lo ?” Tanya Adara
“Perasaan lo aja kali” Jawab Riki
“Mungkin saja sih” Ucap Adara
“Lo mau jalan-jalan sama gue gak ?, soalnya dari tadi gue perhatikan lo kaya sedang sedih” Tawah Riki
“Jalan-jalan kemana ?” Tanya Adara
“Jalan-jalan keliling komplek aja” Jawab Riki
“Ya udah ayo, dari pada di rumah terus sumpek gue” Ucap Adara
“ADARA DIA SIAPA ? GANTENG BANGET” Adara dan Riki sama-sama terkejut mendengar teriakan keras tersebut
“IYEM !, NAGAPAIN LO NGAGETIN GUE ?” Pekik Adara merasa kesal
“Gue cuman kaget aja lihat cogan di depan lo” Jawab Iyem sambil tersenyum manis menatap Riki
Melihat Iyem yang kecentilan membuat Adara tersenyum miring
“Yem, di aitu udah jadi setan loh” Ungkap Adara membuat Iyem yang mendengarnya berteriak kegirangan
“Lo serius ?” Tanya Iyem
“Serius lah, jadi kalau lo suka sama dia bisa banget. Apalagi jadi dady angkatnya Kevin” Jawab Adara
“Jadi lo setuju kalau gue nikah sama dia ?” Tanya Iyem sambil menatap Riki dan tersenyum senang
“Setuju dong” Jawab Adara sedangkan Riki mendengar pembicaraan Adara dan Iyem menjadi merinding sendiri, apalagi setelah mengetahui Iyem menyukai dirinya dia merasa sangat rishi.
“Dara, katanya mau jalan-jalan ? Jadi gak nih ?” Tanya Riki yang berusaha menghindari tatapan Iyem
“Ya udah ayo” Jawab Adara dengan antusias
“Lo mau ikut gak ?” Tawar Adara pada Iyem
“Mau dong sekalian PDKT” Jawab Iyem sambil terkekeh kemudian mengedipkan sebelah matanya menatap Riki
“Dasar kunti edan, bar-bar, kecentilan, so cantik, so imut” Maki Adara melihat sikap Iyem smabil berlagak seolah-olah dia ingin muntah
Adara keluar dari kamarnya diikuti oleh Iyem dan juga Riki di belakangnya
“MAMA, DARA MAU KELUAR MAU MAIN” Teriak Adara meminta izin
Iyem yang merasakan telinganya berdengung akibat teriakan keras dari Adara langsung menggeplak kepala Adara.
“Gila lo, udah tahu suara lo kaya toa masjid masih aja teriak-teriak” Gerutu Iyem namun dihiraukan oleh Adara
“Dara, nggak usah teriak-teriak. Memangnya kamu mau main sama siapa sampai teriak-teriak kaya gitu ?” Tanya Khasandra yang baru saja datang dengan wajah sedikit kesal
“Iyem sama Riki ma” Jawba Adara
“Siapa lagi Riki ?” Tanya Khasandra
“Teman Dara lah, ya udah dari pada mama ngomel nggak jelas mending sekarang Dara main aja. Lagian Dara gak betah di rumah sama kakak yang lagi cosplay jadi kulkas berjalan” Celoteh Adara yang membuat Khasandra bingun sendiri
“Akhirnya gue bisa ketemu lagi sama Dara, gue kangen banget sama dia. Setidaknya gue masih bisa berteman sama dia walau pun sekarang gue udah jadi hantu” Gumam Riki menatap punggung Adara dengan tatapan penuh kerinduan
# Apa hubungan Riki dengan Adara ? #
# Kenapa Adara tidak mengingatnya ?#
masih setia baca