NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah

Terpaksa Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Janda / Nikah Kontrak / Paksaan Terbalik
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: si ciprut

Devan Ganendra pergi dari rumah, karena iri dengan saudara kembarnya yang menikah dengan Dara. Karena dia juga menyukai Dara yang cantik.

Ia pergi jauh ke Jogja untuk sekedar menghilangkan penat di rumah budhe Watik.

Namun dalam perjalanan ia kecelakaan dan harus menikahi seorang wanita bernama Ceisya Lafatunnisa atau biasa dipanggil Nisa

Nisa seorang janda tanpa anak. Ia bercerai mati sebelum malam pertama.

Lika-liku kehidupan Devan di uji. Ia harus jadi kuli bangunan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama Nisa.

Bagaimana penyelesaian hubungan keluarga dengan mantan suaminya yang telah meninggal?

Atau bagaimana Devan memperjuangkan Nisa?

Lalu apakah Devan menerima dengan ikhlas kehadiran Dara sebagai iparnya?

ikuti kisah Devan Ganendra
cusss...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DB Tapi Bukan Demam Berdarah

Seminggu sudah berlalu semenjak ayah Nisa meninggal. Kini Nisa sudah mengikhlaskan ayahnya yang telah tiada.

Devan tidak memberitahu kecurigaan dan hasil penyelidikannya kepada Nisa. Sementara mas Hasan, Devan hanya sekilas memberitahu bahwa dirinya mencurigai keluarga Sugondo.

Sedangkan untuk Bu Juanti, sampai saat ini belum kembali entah di mana keberadaannya saat ini.

Rumah milik ayah Nisa yang selama ini ditempati oleh ayah Nisa dan Bu Juanti pun di kosongkan. Nisa dan Devan lebih memilih tinggal di tempat mas Hasan.

Beruntung mas Hasan mengijinkannya. Nisa memilih rumah mas Hasan karena dekat dengan jalan utama kampung tersebut. Selain itu lebih dekat dengan jalan raya dan kota kecamatan terdekat.

Nisa sudah kembali bekerja di rumah sakit, dan plat nomor serta surat-surat kendaraannya pun sudah lengkap. Semua atas nama Ceisya Lafatunnisa.

Mas Hasan hari ini masih bersama Devan menyelesaikan bangunan untuk bengkelnya.

Devan ingin tadinya hanya sekedar gubuk kecil, sebatas untuk membongkar motor miliknya. Tapi karena pak Toha datang dan siap membantu, akhirnya mas Hasan mengusulkan untuk membuat dinding permanen.

Hari ini sudah memulainya, di bantu pak Toha dan Amir.

"Paling tiga hari kelar Van!" ucap Amir yang saat ini mengaduk pasir dan semen.

Sementara Devan membawa adukan dan ember. Karena tukang ada dua. Yaitu mas Hasan dan pak Toha.

"Semoga kelar!" Sahut Devan. Kemudian membawa ember dan di berikan ke mas Hasan dan pak Toha.

Devan pun kembali mengambil adukan lagi.

"San!, adik iparmu rajin termasuknya!" Ucap pak Toha kepada mas Hasan.

"Iya!, waktu itu masih sakit saja aku ajak, dianya juga mau kok!"

"Makanya itu!, padahal kalau di lihat dari keluarganya kemarin termasuk orang berada lho ya!" Pak Toha keinget dengan keluarga Devan yang datang.

Mas Hasan hanya tersenyum.

Ya mau bagaimana lagi, meski kaya tapi orangnya juga ga neko-neko. Merendah malah. Engga sombong seperti orang kampung sini. Udah sombong, pamer, berlagak lagi. Pikir mas Hasan ketika mendengar ucapan Pak Toha.

"Udah gitu!, keluarganya juga merendah. Engga sombong, kayak orang kampung sini ya San?" Lanjut Pak Toha.

"Mereka lebih banyak bersyukur mas!" Sahut Mas Hasan.

"Saya ikut seneng, Nisa dapat orang seperti Evan. Orangnya juga ramah sama orang lain. Engga pandang kaya atau miskin!" ujar pak Toha. "Meski ketemunya seperti di paksa gitu!"

"Namanya jodoh mas!, mau jungkir balik di perjuangin kalau engga jodoh ya engga dapet. Kalau jodoh, baru ketemu juga langsung sat-set. Nyatanya mereka yo pasrah waktu aku suruh nikah jeehh!" Sahut mas Hasan.

"Iya ya!!" Sahut Pak Toha. "Ngga ngelawan ataupun mengelak!"

"Moga saja ya mas!, Tresno jalaran Seko kulino!" Kata Mas Hasan.

"Lha wong Nisa Yo Nempel terus kok sama Evan!"

Hahahaha...!!!

Keduanya tertawa melihat pasangan muda Devan dan Nisa, kala keduanya sama-sama di rumah. Kelihatan romantis gitu. Kadang banyak yang iri melihat kedekatan Devan dan Nisa.

"Coba wae begitu!, ketemu mamak'e Hanif Yo langsung di kerjain tuh keduanya!, haha..!!" ujar mas Hasan sambil tertawa.

"mosok?"

"iya!"

"Pasti podho teriak-teriak!" sahut Pak Toha.

"Ya begitulah namanya wanita!" Sahut Mas Hasan.

Hingga waktu dhuhur pun tiba, keempatnya istirahat untuk makan siang dan sholat dhuhur lebih dahulu. Nanti pukul satu siang mereka lanjut lagi.

"Mangan Sik lho mas Toha!" Ucap Mbak Jannah sambil menaruh beberapa piring kosong serta lauk di meja teras samping rumah.

"Iyo Jan!" Sahut pak Toha sambil membasuh tangannya di bak air dekat Amir.

Sebuah kendaraan bermotor datang, ketika keempatnya lelaki sedang makan siang. Hal itu mengagetkan mbak Jannah.

"Lho Nis!, kok pulang?" Tegur Mbak Jannah kepada Nisa.

"Iya mbak!" Sahutnya lemah. kemudian menyalami orang yang sedang makan siang. Termasuk Devan.

"Kenapa?" Tanya Devan.

Nisa menjawabnya dengan cemberut kemudian masuk ke dalam rumah.

Mbak Jannah hanya mengerutkan keningnya, melihat tingkah adik iparnya itu.

"Kalau dah kelar coba temuin. Tanya kenapa tuh!"

"Iya mbak!" Sahut Devan. Kemudian segera menyelesaikan makannya.

Devan langsung mencari keberadaan Nisa saat ini. Ternyata Nisa berada di kamar dan merintih. Tangannya memegang perutnya.

"Kenapa Nis!" tanya Devan.

Nisa tidak menjawab, tapi langsung menarik Devan ke dalam pelukannya.

"Sakit perut mas!" Sahutnya.

"Mules?"

Nisa mengangguk. "Datang bulan mas!" ucap Nisa.

"Ohh!, kan biasa itu kan?" Sahut Devan.

Namun Nisa kembali cemberut mendengar perkataan Devan.

"Ihhh!, mas Evan mah!" gerutu Nisa sambil mencubit Devan.

"Kan memang tiap bulan begitu kan?" Devan memastikan.

"Iyasih!, tapi..?"

"Kenapa?"

"Ga jadi anak dong!" Sahut Nisa masih dengan bibir yang cemberut. Kemudian menangis dan memeluk Devan

"Belum rejeki sayang!, entar bikin lagi!"

plakkk....!!

"Maunya!"

"Kamu juga kan?" Sahut Devan sambil terkekeh. "Sudah ya!, jangan cemberut ihh!, butuh apa?" Tanyanya kepada Nisa.

Nisa hanya menggelengkan kepala. "mas disini ya?, temenin!, aku mau tidur!"

"hmm!, berarti engga bisa itu ya?" sahut Devan.

"Engga lah!, seminggu paling!, sabar ya mas!" Sahut Nisa sambil menggoda Devan, dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Dih!, rasanya pingin aku makan nih anak!" Ucap Devan kemudian mendekap Nisa supaya tidur.

Keduanya pun tertidur pulas karenanya. Sampai Devan lupa jika ia harus membantu mas Hasan dan Amir yang sedang mengerjakan pembuatan bengkel miliknya.

.

"Devan malah kelon apa ini!" Celetuk Amir yang kini melayani dua tukang, mas Hasan dan pak Toha.

"Lha Iyo!, pingin nggak Mir?" Sahut Pak Toha yang berada di atas, memasang batu-bata merah.

"Belum punya lek!" Sahut Amir sambil cengengesan.

"Aisyah bagaimana Mir?" Ujar mbak Jannah yang ikut serta berada di lokasi tempat Amir berada.

"Mbak!!, ojo seru-seru!" sahut Amir sambil mengacungkan jari telunjuk di depan bibirnya.

"Haha...!!"

"Masa, awan-awan kelon?" Gerutu Amir masih membicarakan Devan.

"Yo ben to Mir!, tebakanku malah puasa ini si Devan!, aku ngelihat gelagat Nisa. Hahahahaha....!!"

"Opo mbak?" Sahut Amir.

"Belum paham kamu itu Mir!, Udah itu pak Toha butuh adukan tuh!!" ucap mbak Jannah kemudian masuk ke dalam rumah.

Memang mbak Jannah selalu memahami sekali tentang Nisa. Sebab Nisa sering curhat tentang masalah sekecil apapun. Hingga mbak Jannah sudah di anggap seperti kakak kandungnya sendiri.

Maka ketika melihat gelagat seperti tadi?, Nisa pulang setengah hari, pasti ada sesuatu yang terjadi.

Salah satunya jika bibir Nisa melengkung ke bawah, kemudian sedikit sewot dan tidak banyak bicara seperti biasanya. Langkahnya seperti di hentakkan seperti tadi. Itu pertanda Nisa sedang datang bulan.

Kalau sebelum menikah dengan Devan, mbak Jannah selalu menemaninya, meski hanya sebentar.

Namun sekarang Nisa sudah mempunyai suami, berharap sang suami memahami Nisa dalam kondisi seperti saat ini.

.

.

.

BERSAMBUNG

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Mar lina
apakah yg di sekap itu
ibu tirinya, Nisa???
lanjut thor ceritanya
☠ᵏᵋᶜᶟเภє๓ᛇ
sookkoorr kena geplak kan kamu van
☠ᵏᵋᶜᶟเภє๓ᛇ
hallah emang maunya dia itu di suapin 🤣
cip: lhohh ehhh lhoohhh🙈🙈🙈
total 1 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
up lagi yaa ditungguin lhoo
cip: iya😂😂😂😂
total 1 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
gagal ya coba lagi y van
cip: wkwkwkkwk
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: kan harus 🙈🙈🙈
total 3 replies
Rini A
Bagus
lanjutkan
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
juniati kah itu🙄🙄🙄
Ropiyati Ropi
ceritanya di daerah muntilan nih..wkwkwk
jadi semangat bacanya deh
cip: lho kenal daerah Muntilan kak🙈🙈
total 1 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
nisa yg dipanggil sayank ehh aku nya yg salting🙈🙈🙈🙈
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: pernah tpi sekarang jarang/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
cip: emang ga pernah dipanggil sayang?🤭🤭
total 2 replies
Wulan
Keren kak
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
Winda sama Wanda ini sarap atau apa yaaa....
kog bisa2nya kek gitu
cip: engga ikut-ikutan 🙈🙈🙈🙈🙈
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: ngeri lah itu 2 manusia
total 3 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
bahasanya agak serem yaa
neur
kereen KK 👌☕❤👍😎
cip: terimakasih
total 1 replies
Rian Moontero
lanjuuuttt👍🤩🤸🤸
cip: siap
terimakasih kak
total 1 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
itu beli motor kek beli permen saa🙈🙈🙈
cip: 😂😂😂😂😂 kan orang kaya
total 1 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
hajar dulu pikir belakangan ya sa...
kan mayan ada devan yg jadi jaminan
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: lanjut bangg...
ada lagi g habis ini
cip: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
habis itu coba deh bilang i love u gitu...
cwek tuh perlu bukti ucapan juga lhooo
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: ok sip
cip: iyaa 🙈🙈🙈
total 8 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
kan jadi pengen yg macem devan....
pokoknya yg bilang habiskan semua nya 😅😅😅😅
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
aduhhh pikiran ku jalan duluan🙈🙈🙈🙈🙈
cip: Waduhhhh 😂😂😂
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: cocok🤸‍♀️🤸‍♀️
total 23 replies
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄
bang cip orang magelang kah kog paham daerah situ🙄🙄🙄🙄
🍭ͪ ͩꋬꋪ_❄: mencurigakan
cip: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!