Office Girl Cantik Kesayangan CEO Tampan

Office Girl Cantik Kesayangan CEO Tampan

Bab 1

"Aaaa! Kok, mati!" Hasya berteriak saat lif yang sedang ditumpanginya bersama seorang pria tampan itu tiba-tiba berhenti dan penerangan di dalamnya juga padam.

Selain menjadi Office Girl di sebuah perusahaan, Hasya juga memanfaatkan waktu luangnya untuk bekerja di sebuah restoran milik orang tua sahabatnya. Semua itu dia lakukan untuk menghilangkan rasa jenuh dan teringat kembali dengan perlakuan kedua orang tuanya.

Hasya bukanlah gadis miskin yang harus bekerja banting tulang, tapi dia mencoba menghidupi dirinya sendiri setelah terusir dari keluarga besarnya.

Hasya, yang selalu dianggap anak sial di keluarga besarnya itu memilih keluar dari rumah setelah sindiran pengusiran yang terus keluarga besarnya lontarkan dan dia memilih untuk bekerja walaupun hanya sebagai Office Girl, mengingat ijazah yang dia punya hanya ijazah SMA.

"Huaa! Aku takut! Tolong aku! Tolong jangan matikan lampunya!" Hasya berteriak dengan bibir bergetar. Trauma masa kecilnya dulu kembali datang, dia takut dengan kegelapan.

"Pak! Kamu ada di mana? Saya tahu tadi ada bapak di sana! Tolong jangan tinggalkan saya! Saya takut." tanpa kata, pria tersebut menyalakan senter dari hpnya, tapi Hasya terlanjur mendekat ke pria tersebut, bahkan, dengan berani dia memeluk pria tersebut. Tubuhnya menggigil hebat, dia sungguh sangat ketakutan.

"Tolongin saya! Saya takut!" Hasya terus meracau dengan bibir bergetar, begitu pun dengan tubuhnya yang menggigil. Dia mencari tempat ternyamannya di dada bidang seorang Bara. Padahal, di perusahaannya dia termasuk orang yang anti di sentuh oleh siapa pun termasuk Laura. Tapi karena melihat Hasya yang menggigil, dia membiarkannya.

Bara. Ya, dia adalah Bara Aditya Nugraha, seorang CEO dari perusahaan yang dipimpinnya baru satu tahun lalu ini. Dia adalah seorang CEO muda tampan dan dingin yang selalu dikagumi banyak wanita. Namun, hatinya dia berikan hanya kepada satu orang, yaitu Elvina Laura Arzella seorang foto model terkenal di ibu kota, teman masa kuliahnya yang masih menjalin hubungan sampai saat ini. Terhitung, hubungan mereka sudah berjalan lebih dari tujuh tahun dan tahun ini mereka sudah berniat untuk tunangan.

"Tidak usah panik." tanpa sadar tangan Bara mengusap punggung Hasya, menenangkan. Sampai akhirnya pintu terbuka setelah beberapa saat keduanya terdiam. Tubuh Hasya masih gemetar dengan wajah yang pucat.

"Sudah terbuka." ucap Bara. Maksudnya, pintu liftnya yang terbuka.

 Deg!

Hasya tersentak saat dia menyadari apa yang dilakukannya. Bahkan untuk mendongak pun dia tidak berani. "Maaf, Pak." ucapnya dengan bibir bergetar.

"Silahkan duluan!" Bara meminta Hasya unyuk lebih dulu keluar dari lift.

hasya mengangguk, dia langsung melangkahkan kakinya dan meninggalkan Bara.

"Shit!" Bara memukul angin, tangannya mengepal kuat. Kenapa dia bisa diam saja saat ada yang menyentuhnya. Bahkan Laura saja, orang yang dia cintai tidak pernah ia perbolehkan untuk menyentuhnya walau pun hanya seujung kuku.

"Siapa, dia?" gumamnya di dalam hati.

Sementara, Hasya langsung turun kembali untuk ke lantai satu karena lift tadi berhenti di lantai dua.

kring kring kring

"Bunda Dewi." gumam Hasya. Dia tahu kalau Dewi pasti mengkhawatirkannya. Dewi adalah ibu dari Aurel, sahabatnya. Dewi sudah menganggap Hasya sebagai anaknya juga, apalagi kalau mengingat nasib Hasya yang tidak seberuntung Aurel.

"Hallo, bunda."

"Hallo, Nak. Tadi ada pemadaman listrik sebentar, apa kamu masih di lift?" benar saja, bundanya ini pasti mengkhawatirkannya. Dia lebih khawatir lagi dari pada keluarganya. Hanya sekedar mati lampu saja, Dewi tahu kalau Hasya trauma dengan kegelapan.

"Aku sudah di bawah, bunda." Hasya tidak ingin Dewi terlalu khawatir.

"Syukurlah, kalau begitu hati-hati di jalan. Bunda juga baru selesai tutup."

"Baik, bunda. Terimakasih banyak, bunda juga hati-hati.

Hasya secepatnya menaiki angkot, dia tidak ingin pulang terlambat, karena bedok harus kembali bekerja di kantor.

Sepanjang jalan, Hasya memikirkan kebod0hannya yang berani-beraninya memeluk pria yang tidak dikenalnya.

"Neng, mau berhenti di mana?" pertanyaan sopir angkot itu membuyarkan lamunan Hasya.

"Hah?" Hasya melirik ke kiri dan ke kanan karena bingung. Ternyata di dalam angkot tersebut sudah tidak ada siapa pun. "Bapak, kok, gak berhentiin di kos-kosan sana?"

"Saya gak tahu, Neng. Karena jalanan ini sudah di ujung, makanya saya berhenti di sini sebelum saya belok."

"Yah, Pak, mana sepi." Bukan tidak berani, tapi takutnya ada orang yang jail kepadanya. Dia tahu jalanan itu sering terjadi tawvran. Sedangkan jarak kos-kosannya sekitar dua ratus meter lebih terlewat.

"Saya terakhir berhentiin penumpang di gang kecil sono, Neng. Bapak kira, si Neng juga akan berhenti di sana. Makanya gak bapak turunin." Jelas sopirnya. Ya, memang sekitar lima meter dari mobil berhenti itu ada sebuah gang kecil ke dalam.

"Ya sudah, Pak. Saya turun." Hasya langsung turun setelah membayar ongkosnya.

***

Dengan langkah gontai, Hasya menyer3t kakinya yang terasa berat untuk dilangkahkan. Dia berjalan di trotoar yang sepi dan hanya di temani oleh cahaya lampu malam yang sedikit buram. Jalanan mulai sepi karena waktu sudah hampir larut dan besok adalah hari senin, jadi mungkin orang-orang sudah tidur.

Hasya kadang mengeluh lelah harus menjalani semua ini. Kehidupan yang seharusnya ia dapatkan seperti adik perempuan dan kakak laki-lakinya tidak pernah ia dapatkan. Dari kecil, keluarganya sangat membencinya. Hasya sudah mencari tahu, kenapa keluarganya mengvcilkannya? Tapi dugaannya salah saat mengetahui kalau ibunya pernah mengandungnya, semuanya ia lihat dari foto di masa kehamilan ibunya.

Kenapa dia dijuluki anak pembawa s1al? Ya, karena dari awal mulai hamil Hasya, keluarganya diuji dari berbagai arah. Keluarga tersebut tetap menerima kenyataannya, tapi ujiannya belum berakhir saat melahirkannya. Yaitu dengan ibunya yang hampir kehilangan nyawa karena pendarahan hebat. Dari sanalah julukan itu tercetus oleh keluarga besarnya.

Di tambah lagi, banyak kesalahan yang tidak disengaja oleh Hasya yang membuat keluarga besarnya selalu memandang remeh kepadanya. Ditambah dengan hadirnya anak ke tiga yang menurut keluarganya membawa keberuntungan karena tidak pernah terjadi hal yang tidak diinginkan, Hasya semakin tersisih dari keluarganya.

Hasya berjalan menyusuri trotoar, dan sampailah ia di dekat sebuah kebun kosong dan di sana terlihat sangat gelap karena lampu penerangannya tidak terlalu terang.

"Bos, ada santapan baru, nih." dari sebuah gubuk yang berada di kebun tersebut terlihat ada beberapa orang pria yang sedang nongkrong.

"Wah! Iya juga, nih." sahut temannya.

"Gas! Sikat sekarang!" sahut bosnya.

Hasya segera mempercepat jalannya, namun dia kalah oleh langkah panjang beberapa pria yang ada di sana. Tangannya berhasil dicekal dan menghentikan langkah Jingga.

"Lepas!" Hasya mencoba melepaskan tangannya yang dipegang kuat.

"Mau kemana, Nona? Malam ini temani abang bob0k." sahutnya.

"Lepaskan!" Hasya kembali mengibaskan tangannya, namun, cekalan tangan dua pria tersebut tak kalah kuat.

Hasya mulai panik, dia mencoba cari cara supaya bisa lepas dari cekalan dua pria di sampingnya.

"Tolong!" karena merasa bingung. Akhirnya Hasya berteriak meminta tolong.

"Di sini sepi, Neng. Gak bakal ada orang yang lewat, apalagi sekarang udah jam sebelas. Sangat jarang, kendaraan pun jarang lewat."

Hasya menelan ludahnya kasar, bagaimana nasibnya kalau tidak ada orang yang menolongnya? Lamunannya buyar saat kedua pria itu menyeretnya ke gubuk yang ada di kebun tersebut.

"Tolong! Tolong! Siapa pun di sana, Tolong!" Hasya terus berteriak meminta tolong.

"Berisik!" sentak pria yang dari tadi hanya berdiri melihatnya, tatapannya penuh napsv ingin melahapnya.

"Malam ini adalah hari keberuntungan kita, hahahaha!"

"Benar bos, kayaknya masih ori, nih! Gak sabar banget ingin..."

Plak!

"Jangan mendahului bos!" sentaknya.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!