NovelToon NovelToon
Asisten CEO Ditubuh Menantu Lemah

Asisten CEO Ditubuh Menantu Lemah

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Putri asli/palsu / Balas dendam pengganti
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: To Raja

Mantan Asisten CEO yang meninggal tiba-tiba bangun di tubuh menantu lemah dan mengetahui semua rahasia kelam keluarga besar Aruna.

Dia yang dibunuh oleh CEO Aruna group akhirnya memutuskan untuk memulai pembalasan dendamnya.

Dimulai dengan misi mengambil kembali posisi putri tunggal keluarga Jayata dan menyingkirkan putri palsu yang licik.

Apakah dia berhasil, atau justru berakhir mati untuk yang ke_2 kalinya?

Yuk,, baca...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Menikmati pertunjukan di meja makan

"Akhirnya keponakanku datangnya juga," Dedi segera merangkul Rizki dengan hangat, tampak senang menyambut kedatangan Rizki bersama Hani.

"Apa yang ayah lakukan?" Hardik Hardi segera menarik sang ayah agar tidak ada dekat-dekat dengan Rizki, tapi kemudian tangan Hardi ditepis oleh sang ayah mengejutkan Hardi.

Apakah ayahnya telah di beri ilmu hitam hingga sikapnya berubah dalam semalam?

"Hari ini Hani dan suaminya akan menginap di rumah kita! Semua orang harus memperlakukan mereka dengan baik kalau masih mau hidup dengan nyaman di rumah ini!" Tegas Dedi semakin mengejutkan semua orang terutama nyonya besar yang tak menyangka putranya seolah-olah sudah terhipnotis oleh Hani dan Rizki hingga memperlakukan Hani dan Rizki begitu baik.

Memangnya kelebihan apa yang dimiliki oleh dua orang itu sehingga keluarga Aruna, bahkan calon pemimpin masa depan keluarga Aruna yaitu putranya sendiri harus menjaga sikap di depan Hani dan Rezki?

Melihat semua orang tampak tercengang dan tak mampu berkata-kata setelah ucapan Dedi, Hani pun merasa begitu senang, ini adalah sesuatu yang ia tunggu-tunggu, menikmati ekspresi semua orang yang tampak shack shick shock.

Hani meneruskan sandiwara dengan berkata sedih, "Paman, sepertinya keluarga Paman tidak senang menerima kedatangan kami, jadi sebaiknya kami pergi saja. Sampai jumpa di lain waktu sa--"

"Bukan begitu," Dedi panik, kalau dia gagal memperbaiki hubungan dengan Hani, maka kerjasama dengan keluarga Jayata akan hilang seperti debu yang tertiup angin, "kalian jangan salah paham, paman jamin semua orang memperlakukan kalian dengan baik di rumah ini. Lagi pula rumah ini adalah rumah kalian juga, ayo kita masuk sekarang," Dedi segera membawa sepasang suami istri itu memasuki rumah, meninggalkan semua orang di belakang yang tergagap dengan kelakuan Dedi.

"Apa yang terjadi Bu?" Delita langsung bertanya pada ibu mertuanya, sebab Dia pikir ibu mertuanya mengetahui identitas tamu yang akan datang sehingga perempuan tua itu sama sekali tidak menghentikan kelakuan putranya, namun tampaknya kali ini mertua juga tidak tahu apa-apa.

"Nenek harus menghentikan ayah! Bagaimana bisa keluarga sampah itu harus kita jamu dengan layak? Terakhir kali mereka bahkan hanya seorang pembantu di rumah kita!" Kata Clara benar-benar tak percaya melihat orang yang selama ini menjilat sepatu mereka kini harus balik mereka jilat.

"Dedi pasti punya alasan, ayo masuk dulu," ucap nyonya besar berusaha untuk mempercayai putranya, ia segera melangkah memasuki rumah diikuti oleh tiga orang di belakang dengan bersungut-sungut.

Kening Hardi mengerut sempurna, 'Gawat kalau kakek sampai mengetahui hal ini. Bisa-bisa kakek benar-benar memberi kesempatan pada si sialan itu untuk bersaing denganku. Tapi apa ayah sama sekali tidak memikirkan konsekuensi ini?' Hardi kesal, bingung dan gelisah, tapi dia masih harus menahan diri untuk tak membuat keributan, apalagi di depan ayah dan neneknya.

Para pelayan yang melihat hal itu pun juga sangat terkejut, tetapi mereka hanya bisa mengerjakan pekerjaan mereka seperti biasa meski tentu saja harga diri mereka juga terluka atas apa yang mereka lakukan.

Bagaimanapun, dulunya mereka bahkan bebas menginjak-injak Hani dan Rizki, tetapi sekarang sepertinya situasi telah berbalik 180 derajat!

Jangankan mereka para pelayan, bahkan anggota keluarga Aruna saja tak mampu berkutik di hadapan dua orang itu.

Maka dengan segera, semua orang duduk di meja makan yang diatur benar-benar mewah.

Hani tersenyum saat melihat barang-barang yang dikeluarkan oleh keluarga Aruna untuk makan malam hari ini adalah barang-barang yang semuanya bernilai jutaan rupiah untuk setiap setnya.

Padahal bisanya set peralatan makan ini hanya dikeluarkan untuk orang-orang yang sangat dihormati oleh keluarga Aruna.

Namun sekarang, mereka sudah masuk dalam jajaran orang-orang itu, 'He he,,, bagaimana rasanya tunduk pada orang yang dulu kalian benci, hina dan rendahkan? Tenang saja, ini baru permulaan saja! Selanjutnya akan ada banyak kejutan lain yang menanti kalian,' ucap Hani dalam hati, merasa puas.

Menarik sekali!

Delita melihat Hani yang tersenyum, dan dia benar-benar kesal melihat kelakuan perempuan itu, tapi dia hanya bisa melampiaskan kekesalannya dengan memegang erat alat makan di tangannya saat ia mendengar sang suami berkata, "sepertinya setelah keluar dari rumah ini kalian tampak baik-baik saja. Paman sangat cemas atas apa yang menimpa kalian beberapa waktu yang lalu, namun sekarang melihat keadaan kalian berdua, sepertinya Rizki telah berusaha begitu keras selama ini."

Rizki terkejut mendengar pujian pamannya itu, namun sebelum dia berbicara, Hani berlebih dulu berkata, "suamiku memang selalu dapat diandalkan. Ngomong-ngomong paman, kakek tidak ada di sini, di mana dia?"

Dedi terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba Hani yang menanyakan keberadaan Tuan besar. Sebelumnya dia sudah sangat waspada agar ayahnya tidak mengetahui tentang apa yang terjadi pada keluarga kedua.

Jadi selama sang ayah berobat di luar negeri, mereka terus menyembunyikan segala sesuatu yang terjadi di dalam negeri, cemas kalau sang ayah mengetahui kemampuan Rizki dan akhirnya memilih untuk memberikan kesempatan pada Rizki bertarung dengan Hardi memperebutkan posisi pewaris generasi ketiga.

"Dia sedang berobat di luar negeri, nanti kapan-kapan jika kalian punya waktu, kunjungilah dia," kata Dedi yang meski dalam hatinya tentu saja tidak akan pernah mengijinkan dua orang itu mengunjungi tuan besar Aruna.

Urusannya bisa panjang.

"Ah,, kebetulan kami berencana pergi berlibur dalam waktu dekat ini, mungkin akan lebih baik jika sekaligus bertemu dengan kakek, di mana tempat berobat kakek?" Tanya Hani dengan ekspresi wajah yang begitu polosnya membuat semua orang di sana langsung memandang Dedi.

Jangan sampai Dedi bener-bener membiarkan dua orang itu mengunjungi tuan besar Aruna!

Hardi menjadi orang yang paling panik, jadi dia tidak tahan untuk berkata, "meskipun kalian ingin menemui kakek, dia tidak akan pernah menerima kalian! Jadi tidak usah berharap terlalu banyak!"

"Benarkah?" Senyuman di wajah Hani semakin lebar, "kami harus mencobanya untuk mengetahuinya bukan? Lagipula kakek tidak mungkin melupakan salah satu darah dagingnya," ucap Hani sambil melirik suaminya, mengedipkan sebelah matanya.

"Paman akan mengaturnya, sekarang ayo nikmati makan malamnya," ucap Dedi kemudian, ingin segera mengakhiri pembahasan tentang Tuan Besar.

Orang-orang pun mulai makan, tapi Hani Rizki tidak demikian, mereka hanya meneguk air putih yang disediakan.

Melihat itu, Dedi berkata, "makanlah, Bibi dan kakak iparmu memasak secara langsung untuk menyambut kalian, Bahkan gangan Clara sampai terluka karena terlalu semangat," kata Dedi.

Hani memperhatikan tangan Clara yang di perban, sepertinya lukanya cukup dalam.

"Kakak ipar sungguh baik hati. Tanganku sedikit kaku karena terkilir saat olahraga, bisa tolong potongkan dagingnya untukku?" ucap Hani menunjuk daging di atas meja.

Emosi Clara naik sampai membakar puncak Everest, dia tak tahan lagi dan akhirnya memilih meletakkan alat makannya sampai menimbulkan bunyi keras di meja.

Tuk!

"Sialan! Aku tidak tahan lagi! Kenapa aku harus garus melayani orang rendahan sepertimu yang bahkan pernah menjilat debu sepatuku?!" Teriak Clara penuh histeris lalu berbalik menatap ayah mertuanya uang tampak shok atas kelakuan menantunya, "ayah mertua, sebelum kau suruh-suruh aku merendahkan diri di depan sampah-sampah ini, sebaiknya kau urus dulu putramu! Didik dia supaya tidak berakhir seperti kakeknya yang--"

Plak!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Clara membuat Clara menghentikan ucapannya.

"Kau yang sampah! Ikuti aku!" Hardik Hardi segera menarik Clara pergi dari ruang makan.

Hani tersenyum puas, benar-benar menikmati pertunjukannya.

1
Arbaati
like sdh, tip sdh, vote juga sdh, lanjuuut Thor....
Lyvia
Xan tertipu tunggu giliran Xan bedua yg akan dbunuh
Tiara Bella
sherina bukannya ibunya Rizki ya ko ini kynya salah sebut nama deh Delia kali bukan sherina
Pandagabut🐼
gila nih...
Lyvia
karma kadang datangnya lebih cepat dr yg qt kira, dulu kau perlakukan keluarga hani seperti sampah, n sekarang giliranmu dhajar suamimu clara
Pandagabut🐼
keren mbak hani....
Lyvia
🔥🔥🔥🔥🔥 menyala hani 😀😀😀😀
Lyvia
lagi thor 😃
Arbaati
makin seru...lanjut thor
Lyvia
baru permulaan ni tunggu keseruan dr mereka berdua
Pandagabut🐼
shik shak Shok...
Arbaati
pantesan...gila....
lanjut Thor....
Lyvia
namanya juga orang gila ya pikirannya bgtu, suwun upnya thor, matrehat
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 di luar ekspektasi ya Mak 🤣🤣🤣🤣🤣
Lyvia
lanjut thor
Nay
👍👍👍👍
Pandagabut🐼
sepertinya dalam paragraf ini, berdasarkan pengalaman othor /Chuckle/
vj'z tri
author terbaikk 🫰🫰🫰🫰
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣bisa keluar gak bisa masuk 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣balas Dendam salah sasaran tapi menguntungkan 🤣🤣🤣🤣tak perlu repot repot 1. hama telah hilang 🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!