Dia Bilang, Aku Mencuri Tempat Kekasihnya

"Lihat apa yang telah kamu lakukan, beraninya kamu menyebut-nyebut soal perceraian?" bentak Sonia terhadap Lucifer.

Daisy terkejut mendengar sesuatu yang seharusnya menjadi rahasia terungkap dengan begitu mudahnya.

"Baru sebentar Mama ke luar negeri untuk berbisnis, tapi kamu sudah melukai Daisy seperti ini?!"

Daisy terkejut, karena dia tidak menyangka Sonia memukul putra satu-satunya itu di hadapan menantunya. Hanya untuk membelanya.

"Jangan pernah berpikir tentang niat jahatmu! Apa kamu pikir kamu bisa membodohi Mama? Kamu pikir Mama tidak tahu kalau kamu membawa perempuan jahat itu kembali?"

"Putuskan hubunganmu dengannya segera! kalau tidak, Mama akan membuatnya sengsara! Apa kau tahu orang macam apa wanita itu? Dulu dia-"

"Mama!" Daisy segera menyela. "Mama pasti sangat lelah setelah penerbangan semalaman, sebaiknya Mama beristirahat. Paman Calix dan Bibi Marlin ada di sini untuk menjagaku, jadi aku akan baik-baik saja."

Sonia menatap Daisy cukup lama. Dia tahu apa maksud Daisy yang berusaha menghentikannya itu. Akhirnya dia pun memutuskan untuk tidak melanjutkan ucapannya dan menghela napas panjang.

"Kamu gadis yang baik.." ucap Sonia seraya membelai rambut Daisy.

"Permisi.."

Antonio, asisten Sonia masuk ke ruangan itu dan menyela, "Nyonya, Perusahaan X dari Negara Bambu baru saja menelepon untuk memberi tahu bahwa proyek yang anda negosiasikan telah disetujui. Mereka meminta anda datang untuk menandatangani nya sesegera mungkin.." jelasnya.

"Begitu ya. Ada yang ingin kukatakan pada Sisi, semuanya pergilah sebentar!"

Setelah Sonia mengusir semua orang, dia duduk disamping Daisy dan meraih tangannya. Menggenggam nya dengan lembut di tangan yang penuh kehangatan miliknya.

"Anakku, keluarga Killian-lah yang seharusnya minta maaf padamu. Tentang apa yang terjadi di masa lalu, juga saat ini. Lucifer telah salah paham padamu dan telah benar-benar bersalah padamu. Jika saja dia mengingat apa yang sebenarnya terjadi pada kalian berdua, dia pasti akan menyesal.."

"Juga tentang wanita itu. Saat itu, Mama memberi Rose sejumlah besar uang agar dia pergi, tetapi dia malah menawar denganku dan meminta tempat untuk belajar di luar negeri di sekolah musik. Aku tidak menyangka dia akan kembali pada Lucifer lagi dan membuatmu kesulitan.."

"Maafkan Mama, Mama tidak bermaksud menghina keluarga kalian. Mama tau kalian berdua saudara tiri. Tapi sifatnya benar-benar sangat berlawanan denganmu.."

"Mama benar-benar sangat malu. Amber yang sedang mengawasi dari surga pasti juga kecewa pada Mama.." Sonia menitikkan air matanya.

Daisy hanya tersenyum lembut mendengar semua penjelasan dari Sonia. Dia tidak seharusnya menyalahkan Sonia atas apa yang terjadi. Sonia melakukan itu semua demi Daisy.

"Terima kasih, Ma.."

"Juga, Mama tidak perlu meminta maaf, karena ini semua pilihan Daisy. Dan Daisy sudah siap menerima semua resikonya," jelas Daisy dengan bijaksana.

Sonia tersenyum getir, bagaimana bisa anaknya itu tega memperlakukan gadis lemah ini dengan begitu kejam.

Sonia mengecup kening Daisy dan pergi setelah berpamitan.

Lucifer sedang bersandar di dinding sambil memainkan korek api. Melihat lbunya keluar, dia langsung berdiri tegak dan menyapanya.

"Ma, istirahatlah sebentar sebelum kembali besok.." ucap Lucifer.

"Tidak perlu. Jagalah Daisy baik-baik, dia adalah gadis yang pantas mendapatkan kebaikanmu!"

Sonia menatapnya dengan penuh arti, lalu dia berbalik dan pergi. Namun setelah beberapa langkah, Sonia menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Jangan sampai kamu menyesalinya.." ucapnya lalu melanjutkan perjalanannya.

Lucifer melirik ke arah pintu ruangan Daisy, kemudian pergi begitu saja tanpa menjenguknya kembali.

...****************...

Perusahaan Killian

Di dalam ruangan Lucifer, Rose sedang duduk malas di sofa sambil menyantap hidangan penutup dan membaca majalah tentang musik. Tiba-tiba dia mendongak untuk melihat Lucifer yang sedang mengerjakan dokumen. Dia tersenyum miring, lalu bangkit dan berjalan mendekat.

Lucifer menyadari Rose datang ke arahnya, lalu meletakkan berkas-berkas di tangannya. Dia menatap Rose dengan penuh perhatian, lalu berkata, "Ada apa? Dasar kucing pemalas, apa yang membuatmu turun dari sofa?"

"Kulihat kamu tampak sangat lelah karena menangani semua pekerjaan ini. Aku ingin membantu.."

Rose berlutut di bawah dan bersandar di meja sambil menatap Lucifer seperti kucing peliharaan.

Lucifer tersenyum lembut, lalu mengulurkan tangannya untuk membelai rambut Rose dengan penuh kasih sayang.

"Rose, maafkan aku karena membiarkanmu menderita selama bertahun-tahun.." ucap Lucifer dengan wajah menyesal.

"Aku tidak pernah menyalahkan mu. Semua rasa sakit itu hilang selama aku memikirkan mu di hari-hari sulit ku. Dan sekarang aku masih memiliki mu," ucap Rose dengan percaya diri.

Rose mengaku pada Lucifer bahwa Daisy lah yang memaksanya untuk pergi meninggalkan Lucifer. Dia juga mengatakan, setelah berita pernikahan muncul, Ibu Lucifer datang dan mengancamnya. Karena itu dia tidak bisa kembali.

Karena itulah, setelah mengetahuinya Lucifer semakin membenci Daisy. Lucifer yang tenggelam dalam kebenciannya bahkan tidak dapat memilah sesuatu yang benar dan yang salah.

"Kedepannya, aku akan selalu melindungi mu dari wanita jahat itu!" ucap Lucifer dengan penuh kebencian yang tergambar di matanya.

"Apa kamu akan menceraikannya?" tanya Rose tak tahu malu.

Lucifer terdiam sejenak, lalu menarik Rose untuk berdiri dan duduk di pangkuannya.

"Aku akan melakukannya.."

Rose tersenyum puas mendengar jawaban itu keluar dari mulut Lucifer.