Sikap dingin pengabaian yang berlangsung begitu lama dari tunangannya membuat seorang gadis bernama Iris takut dibuang hingga dirinya bersikap kasar, keji dan obsesi atas nama cinta kepada setiap wanita yang mendekati tunangannya sampai pada akhirnya itu membawanya dan keluarganya kepada kematian.
Di saat terakhir kematiannya, akhirnya terlihat jelas tatapan dingin benci dari tunangannya dan disadarinya jika cintanya adalah sepihak dan bodoh, tapi semuanya terlambat kini hanyalah penyesalan. Dewa yang kasihan dengan Iris memberikannya kehidupan ketiga untuk penebusan dosanya dan kebahagiaannya.
Di kehidupan barunya, Iris mencari tumpukan emas dan menyebarkan rumor palsu tentang kekasih palsunya di dalam pertunangannya demi pembatalan pertunangan. Anehnya bukan pembatalan diterima, tapi malah perasaan yang pasang surut dan manis pahit terikat melalui pembuktian cinta pangeran. Akankah perasaan Iris yang ditutup kembali terbuka? Akankah Iris bahagia?
Chasing Gold And Avoid The Prince
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliza eri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Izinkan Aku Bersikap Layaknya Seorang Tunangan
Di taman yang luas keluarga Drachenschatz Iris duduk di gazebo sendirian sambil menikmati teh menunggu kedatangan sosok laki-laki yang memintanya bertemu dan berbicara berdua dengannya. Beberapa pelayan berniat menemani Iris menunggu di taman, namun Iris menolak lantaran dia ingin sendirian menenangkan diri dari perasaan bersalah yang ada di masa lalu.
"Lady Drachenschatz, maaf sudah membuatmu lama menunggu ternyata pembahasan mengenai masalah ekspedisi lebih lama dari perkiraan saya,"
"Apakah kamu sudah lebih baik dari sebelumnya? Kamu tidak mengunjungi aku akhir-akhir ini membuatku khawatir dengan keadaanmu," ucap sosok laki-laki itu dengan nada yang begitu lembut sambil mencium punggung tangan milik Iris yang diulurkan
Sopan santun yang tidak terduga dari sosok laki-laki yang selalu memperlakukan dirinya begitu dingin dan serius hingga membuatnya tidak berani untuk melakukan hal semacam ini. Iris mengizinkan sang pangeran duduk terlebih dahulu sebelum menjawab semua pertanyaan yang diberikan.
"Aku sudah jauh lebih baik, terima kasih atas perhatiannya yang mulia dan aku belum mendapatkan izin untuk keluar dari mansion oleh orang tuaku maupun kakakku,"
"Ini dikarenakan demamku yang tinggi sebelumnya yang memakan waktu penyembuhan yang lama hingga dokter mengatakan aku masih harus melakukan pemulihan di dalam rumah," jawab Iris sambil menyeduh teh untuk sang pangeran
Sang pangeran yang melihat sikap dewasa yang tidak pernah dia lihat pada saat bersama dengan Iris merasa suasana ini sedikit asing dan terlalu berjarak, berbanding terbalik dengan di masa lalu sosok Iris yang selalu melekat dengan dirinya kemanapun dan dimanapun saat berada di istana kerajaan bahkan saat duduk minum teh seperti saat ini Iris selalu duduk di sampingnya bukan di depannya.
"Apakah ada yang salah yang mulia? Atau apakah ada sesuatu di wajah saya?" tanya Iris dengan kebingungan sebab sosok di depannya sejak awal hanya diam memandanginya
"Tidak apa-apa hanya saja sepertinya tidak biasanya, kamu terlihat begitu lebih banyak diam dibandingkan sebelumnya," ucap sosok laki-laki di depannya yang membuat Iris melebarkan mata sesaat
"Oh begitu ya, aku berpikir hanya saja aku berpikir selama ini sepertinya aku bersikap keterlaluan kepadamu,"
"Karena sikapku yang selalu kasar, egois bahkan menyakiti orang lain yang padahal memiliki kepentingan kerja denganmu,"
"Tapi, mulai saat ini aku berpikir mungkin aku akan bersikap mengendalikan diri saat ini," ucap Iris dengan senyuman tipis
Berbeda dari kebanyakan sikap yang ditunjukkan oleh Iris membuat sosok di depannya begitu asing dengan sosok gadis ini. Perlahan-lahan ingin menjauh dan melepaskannya membuatnya berpikir sekali lagi jika seandainya sosok itu tidak ada di sisinya bukankah rasanya harusnya melegakan karena kini tidak ada lagi orang yang mengganggu, tapi kenapa rasanya saat ini sangat juga takut kehilangannya atau perlahan-lahan berpaling ke arah orang orang lain. Wanita yang gila dan tidak punya hati tidak akan pernah layak menjadi seorang ratu itulah memang pikiran darinya sejak awal, tapi melihat sikapnya yang berubah menjadi sosok yang serius membuatnya berpikir pemikirannya sejak awal salah.
"Lady Drachenschatz, maukah kamu memberikan kesempatan padaku untuk aku untuk bersikap baik denganmu?"
"Karena selama ini perbuatanku padamu sama sekali belum mencerminkan sebagai seorang pasangan,"
'Apa lagi ini tiba-tiba? Aku ingat ingin membatalkan pertunangan dengannya, tapi kenapa tiba-tiba dia bersikap seperti ini?'
Chasing Gold And Avoid The Prince