Aku, si gadis benalu yang selalu di banding - banding kan dengan kakak ku. Hanya karena tak pandai dalam segala hal, aku merasa sendiri seperti benalu.
Namaku Shafira Angel Baskara, aku terlahir di keluarga yang tidak kekurangan apapun, hanya satu yang tidak ku miliki, kepintaran seperti kakak ku.
Hingga pada akhirnya sebuah keajaiban datang dalam dunia ku. Keajaiban berupa cinta dari dia, sosok yang selalu berada di segala situasi hidup ku. Mengubah semua sedih ku menjadi tawa, melukiskan warna baru di setiap lembaran.
Boleh kah aku berharap, kebahagiaan ini kekal untuk ku?
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Hidup Shafira begitu berat, selalu di nomor duakan dalam hal apapun, membuat kepribadian nya lebih tertutup.
Bahkan Ketika cinta nya mulai berlabuh pada seseorang, kesedihan karena di khianati kembali menghampiri.
Akankah dia mampu menghadapi badai demi badai yang menerpa hidup nya?
Dan Siapakah yang akan menjadi pelabuhan cinta terakhir nya?
Simak kisahnya......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fharisa Janny Alfarisy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7. Di Bully
Ketika seorang pria mulai jatuh hati, dia akan berusaha melindungi gadis yang dia cintai. Dari semua terpaan badai dan angin yang berhembus kencang.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
SEKOLAH.
Tak ada yang lebih membahagiakan selain dari lonceng telah berbunyi menandakan sekolah telah berakhir. Semua Siswa dan Siswi sangat antusias karena kepala mereka sudah puyeng memikirkan rumus matematika yang amat mencekam otak.
Hal yang sama di rasakan oleh Shafira, dia dan kedua temannya juga senang karena sudah waktunya pulang, Shella yang paling antusias, dia ingin pergi ke kafe, melihat band cogan akan tampil, ini sangat membuat nya semangat.
Shafira berjalan dengan santai sambil mendengarkan musik melalui handphone, dia memakai earphone di telinga. Kedua temannya juga begitu.
Tak ada angin tak ada hujan tiba - tiba ada guyuran air di atas kepala nya. Shafira sangat kaget, karena di siram dengan air telur.
"Lo apa - apaan sih, siram gue pake air busuk kayak gini, punya urusan apa Lo sama gue."
Ucap Shafira sangat Marah pada Siska, kakak kelas nya.
"Gue ingetin ya sama Lo, Lo gak usah kecentilan di depan Nathan, dia itu pacar gue, jadi Lo gak usah sok kecantikan mau bersanding sama cowok gue, jangan cari perhatian jadi cewek."
Ucap Siska dengan wajah marah, seakan - akan miliknya sudah di ambil Shafira.
"Gue kasih tau ya sama cewek cabe, yang otak nya gak di pake, gue gak pernah deketin Nathan, pacar Lo itu, gue juga gak cari perhatian sama dia, ngobrol aja enggak, terserah Lo mau bilang apa."
Ucap Shafira dengan penuh penekanan. Perdebatan Shafira dan Siska mencuri perhatian murid lain, Nathan dan kawan - kawan yang sedang menuju ke parkiran ikut melihat apa yang membuat suasana jadi riuh.
Nathan kaget melihat Shafira yang basah dengan guyuran air dan sedang berdebat dengan Siska. Pasti ulah Siska, dia sangat hafal dengan karakter cewek bar - bar Itu.
"Ini ada apa sih, Lo kok basah Shafira."
Tanya Nathan penasaran.
"Pas banget Lo datang, Lo kasih tau ya sama pacar Lo ini, gue gak pernah cari perhatian sama Lo, ngobrol aja enggak, suka juga enggak, jadi Lo bilang sama dia, besok - besok cari tau dulu sebelum marah - marahin orang, pake siram gue pake air busuk lagi."
Ucap Shafira dengan wajah marah. Nathan yang melihat Shafira sangat Marah padanya jadi takut, gimana kalau Shafira membenci nya gara - gara ulah Siska.
"Lo apa - apaan sih Siska, gue sama Lo gak ada hubungan apa - apa ya, pacar bukan apa - apa bukan, kenapa Lo salahkan Shafira kalau dia dekat sama gue, itu semua bukan urusan Lo, kalau besok - besok Lo kayak gini lagi, gue bakal laporin lo sama Kepala Sekolah, gue bisa aja buat Lo angkat kaki dari sekolah ini."
Ucap Nathan penuh amarah.
Siska yang tidak mendapat pembelaan menangis dan pergi dari sana bersama dengan kedua temannya.
"Ya ampun Shafira, baju Lo basah, Lo ada bawa baju ganti kan di loker, Lo ganti aja deh, Lo bisa masuk angin pake baju basah."
Ucap Shella benar - benar kasihan melihat sahabatnya yang tidak salah apa - apa malah kena siram air.
"Iya Shafira, ayo kita temenin ganti baju dulu."
Ucap Starla mengajak Shafira ganti baju.
Melihat Shafira di basah bajunya, Nathan mengeluarkan jaket dari tas dan memberikan ke pada Shafira.
"Shafira ini pakek jaket gue aja biar Lo gak kedinginan."
Ucap Nathan menyodorkan jaket untuk Shafira.
"Gak usah, entar pacar Lo itu marah lagi sama gue, besok gue bakal di bully lagi, ayo guys kita pulang aja, gue mandi di rumah aja nanti, malas banget gue lama - lama di sini."
Ucap Shafira berlalu pergi meninggalkan Nathan yang masih meras bersalah.
Nathan menghembuskan nafas beratnya.
"Baru aja gue mau pendekatan, malah kayak gini."
Batin Nathan.
"Sabar Bro, cewek kalau lagi marah, jangan di deketin dulu, biar dia tenang dulu, entar Lo minta maaf lagi, pasti bakal di maafin, gadis mana yang bisa menolak ketampanan sahabat gue ini sih."
Ucap Boy menyemangati Nathan.
"Ketinggian Lo puji gue, ya udah ayo cabut."
Ucap Nathan lalu merangkul temannya dan pulang.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
RUMAH SHAFIRA.
Sumpah ya, seumur - umur belum pernah gue di siram sama orang, dan yang paling parahnya pake air telur kayak gini, apalagi permasalahan nya gak ada, cuma gara - gara Nathan. HELLO sejak kapan ya gue suka sama Nathan, gue kemarin - kemarin gak pernah ngobrol sama dia, tadi pagi gue kenal dia. Gue juga gak suka sama dia. Dan si cewek cabe itu pake labrak gue, seakan gue yang sok kecantikan, padahal dia yang kecentilan.
Gak papa gue terima hari ini, tapi kalau besok dia masih lakuin yang kayak gini sama gue, liat aja pembalasan gue, gue juga bisa kok, main cantik, yang jelas permainan gue gak murahan kayak dia.
Shafira menyeringai, dia masuk ke dalam rumah, suasana rumah begitu sepi, mama belum pulang, kak Elsa juga belum, kak Kiara mungkin lagi hangout sama teman, yang buat gue agak sedih, tadi pas Siska siram gue pake air, kak Kiara cuma liatin gue aja, dia gak nyamperin atau belain gue, padahal dia kakak gue, setidaknya dia ada empati kan sama gue, tapi nyatanya enggak, cuma sahabat gue yang peduli sama gue.
"Kenapa ya, hubungan gue sama kak Kiara gak kaya kakak adik pada umumnya, sama kak Elsa juga gitu ?"
Gue gak tau mau tanya ke siapa, gak mau terlalu memikirkan hal itu, gue naik ke kamar buat mandi. Sepuluh menit kemudian gue udah siap. Segar banget kalau udah mandi, tadi badan gue lengket bin banget. Mana bau lagi, kalau aja tadi gue gak kena siram, gue bisa ke kafe sama teman gue, buat nongkrong. Gara - gara si sialan itu, jadi gagal kan. Liat aja besok, gue balas Lo.
Rambut gue basah, gue mau keringkan dulu pake Hair Dryer, sambil keringkan rambut gue liat pantulan gue di cermin. Wajah gue kok beda ya, maksudnya wajah gue gak mirip Papa, gak mirip mama juga, sedangkan kak Elsa sama Kak Kiara, mereka mirip banget, kaka Elsa mirip Mama, kak Kiara mirip Papa, gue baru sadar kalau gue aja yang gak mirip dengan orang tua gue.
Aneh menurut gue, tapi ya wajar kali, mungkin gak semua anak itu wajahnya fotocopy dari orang tuanya, mungkin ada juga anak yang gak mirip orang tuanya.
Ngantuk banget mata gue, bobok sebentar kali ya.
Shafira merebahkan tubuhnya di kasur, tidak sampai lima menit dia tertidur dengan nyenyak.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸